Memulai Kebiasaan Lewat Tanos Walking Challenge

Sudah sejak berbulan-bulan yang lalu, bisa dikatakan saya berhenti berolahraga. Pada saat itu badan rasanya lemas, terasa kaku dan sering merasa tidak enak badan. Tak diketahui penyebabnya saat itu, dugaannya mulai dari kelelahan kronis atau pun masalah tiroid. Tapi beberapa waktu yang lalu akhirnya terjawab juga bahwa saya mengalami defisiensi vitamin D. Dan untuk itu, saya perlu mengkonsumsi vitamin D,  berjemur matahari dan olahraga ringan seperti jalan kaki sekitar 30 menit. Tapi rasanya berat sekali untuk memulai berjalan kaki ini. Bahkan sejak sebelum bulan Agustus kemaren, saya sempat membuat resolusi sederhana bersama dua orang teman. Resolusi kami saat itu adalah membaca buku 1 bulan sekali, minum 2 liter sehari dan berjalan kaki 20 menit sehari. Namun, bulan Agustus sudah berakhir, jalan kaki ini tak sekalipun berhasil dilaksanakan. Haduuh..

Dan akhirnya lewat grup whatsapp 1minggu1cerita saya mendapat info mengenai tantangan berjalan kaki . Tantangan ini dikenal dengan tagar tanoswalkingchallenge. Tanos itu sendiri adalah singkatan dari tantangan naon sih, yang mana  naon di sini berasal dari Bahasa Sunda yang berarti apa. Penggagasnya adalah duo blogger yaitu kak Renov dan kak Efila. Aturan tantangannya sendiri sederhana, cukup lakukan jalan kaki minimal 20 menit sehari selama seminggu penuh, upload di instagram dengan hastag #tanoswalkingchallenge, dan silakan mention Kak Renov dan Kak Efila. 

Dan akhirnya saya pun menyatakan keikutsertaan di sana. Berbekal kewajiban, tanggung jawab dan menunjukkan komitmen diri, akhirnya badan yang sudah masuk fase mager yang hampir jamuran ini pun akhirnya mulai menyapa matahari lagi. Yihaaaa...  

Dan inilah rekapan kegiatan jalan kaki saya selama 7 hari ini..

Hari ke-1

Hari pertama ini saya memulai sendirian saja. Dan saat memakai sepatu dan menyalakan aplikasi untuk tracking, perasaan pun semakin excited. Waaah..memang sudah lama sekali rasanya tidak memakai sepatu ini. Bahkan sepatu ini saya ambil di lemari belakang di tempat penyimpanan sepatu-sepatu yang sudah tidak terpakai lagi atau pun yang memang sudah sangat jarang dipakai.

Untuk rute perjalanan, saya membebaskan kaki saja untuk memilih. Melewati jalanan komplek yang masih sepi dan masuk ke area mesjid yang di sana terdapat dua danau. Di sekeliling danau sudah dibuatkan jalur untuk pejalan kaki. Di sana pun ada beberapa orang yang juga berolahraga. Kali ini saya hanya mengelilingi salah satu danaunya saja.

 

Dan untuk #tanoswalkingchallenge kali ini saya berhasil berjalan sejauh 2,6 km selama 43 menit. 

Hari ke-2

Hari kedua saya mencoba rute yang berbeda dibanding kemaren. Saya melewati jalan utama perumahan, sehingga lebih banyak melihat kesibukan pagi orang-orang. Ada yang bermain sepeda, menyiram tanaman, ojek online yang sudah mulai mengantarkan orang-orang, maupun tukang sayur yang sudah mulai berjualan. ⁣

Tapi yang paling menarik perhatian adalah para ibu-ibu yang menyapu jalanan. Di sepanjang jalan saya bisa melewati banyak ibu-ibu ini. Mereka sangat ramah dan hampir selalu menyapa jika bertemu. Dan satu hal yang saya kagumi dari mereka adalah mereka sangat berani. Tampak santai saja untuk menyapu sampai ke tengah jalan walaupun mobil dan motor tetap sibuk berlalu lalang. Luaar biassaa...⁣

Kali ini, saya berjalan sejauh 2,85 km selama 52 menit. Sedikit lebih jauh dan lebih lama daripada kemaren.  

Hari ke-3

Alhamdulillah sudah masuk hari ketiga  dan saya masih belum bolos euy...Aheeey.. Dan spesialnya hari ketiga ini adalah kali ini saya tidak sendiri lagi tapi ditemani oleh teman hidup  *prokprokprok..👏👏👏 Akhirnyaaa...⁣😄😁

Sebenernya sudah dari bulan yang lalu mengajak 'si ayah' untuk menemani jalan pagi. Tapi selalu ditolak.. Alasannya nambah tidur di hari kerja itu sungguh menyenangkan dan sangat berharga..haha.. Ya sudahlah yaaa.. Kasihan juga karena beban kerjanya di masa pandemi ini lebih berat dan lebih panjang. Karena tidak ada jam kerja yang jelas seperti saat di kantor dulu. Bahkan bisa mulai dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam. Belum lagi terkadang harus lembur juga sampai malam. Makanya, saat jalan kaki kali ini selalu dilaksanakan sendiri dan tidak mencoba mengajaknya sekali pun.. Tapi saat tidak diajak seperti ini, tampaknya lebih menarik hatinya untuk ikutan. Tapi memang kalau disuruh itu, lebih males aja bawaannya..hihi..⁣

Jadi dengan ini, terbuktilah bahwa untuk mengubah hati seseorang itu..tak perlu banyak kata.. cukup contoh nyata.. aseek..⁣

Btw, rute kali ini kita melewati danau dan terus keluar dari area perumahan. Pemandangan yang berbeda tentunya dari kemaren. Kali ini kita melewati sekolah yang ternyata sedang didatangi beberapa orang siswanya. Sepertinya sedang ada tugas praktik. Ada bapak-bapak yang menyabit rumput, pos keamanan warga dan warung-warung yang berjejer..Sudah tampak sibuk sepagi itu..⁣

Dan sebelum sampai di rumah, seperti dugaan..'si ayah' pun melipir ke tempat sarapan.. Sepertinya tidak afdol kalau jalan pagi tak diisi dengan jajan..hihi.. ⁣



Dan kali ini jarak yang kita tempuh adalah 2,43 km selama 41 menit.

Hari ke-4

Hari ke-4 ini masih ditemani 'si ayah' yang akhirnya membuat saya menambah tujuan jalan kaki ini, bukan hanya demi mencari matahari dan keringat, tapi demi mencari sarapan, haha.. Yaa..itung-itung demi keseimbangan hidup, seperti halnya output yang harus dibarengi dengan input yang cukup.  Hal yang menyenangkan memang. Karena saat sampai di rumah lagi, kita bisa langsung mengisi perut yang biasanya sudah mulai terasa lapar. Oiya, hari ke-4 ini saya terpilih menjadi postingan #tanoswalkingchallenge favorit. Yihaaa..



Perjalanan kali ini ditempuh sejauh 2,19 km dan selama 41 menit.

Hari ke-5

Sudah hari kelima dan masih bersama 'si ayah'. Rute yang kita tempuh kali ini adalah jalur utama perumahan tapi melipir sedikit ke jalur sampingnya. Jadi tetap berbeda dengan hari kedua. Kali ini saya lebih banyak mengambil foto rambu-rambu di sepanjang jalan. Dan menyadari bahwa keberadaan rambu itu sendiri seperti layaknya hidup kita. Kita bebas memilih jalan kita sendiri, tapi janganlah lupa untuk mengikuti jalur yang benar, dan dengan aturan dan batasan yang ada. Karena bebas bukan berarti tak ada batas..

Kali ini kita menempuh 3,06 km selama 51 menit.

Hari ke-6

Akhirnya setelah hari ke-6 ini, kita berhasil memulai perjalanan sebelum matahari terbit. Matahari belum muncul dan lampu jalan pun masih menyala. Jalan kaki kali ini juga terasa lebih santai karena dilakukan hari Sabtu, jadi kita tidak harus buru-buru sampai di rumah untuk menemani Qina belajar online atau pun si ayah yang harus mulai kerja.

Dan kita juga berniat untuk berjalan lebih jauh. Untuk rute perjalanan, kita juga melewati beberapa tempat yang baru. Bahkan saat kita keluar dari area perumahan kita juga menemukan peternakan kambing dan sapi yang cukup besar di antara pemukiman yang juga padat. Saya tidak menyangka bisa menemukan peternakan di sini.⁣

Setelah itu kita menuju area di ujung perumahan, yang disana terdapat sungai dan persawahan. Yang cukup menarik hati saat itu adalah di sana kita menemukan rumah dengan kaca-kaca besar sekelilingnya, yang dibangun menghadap sungai dan matahari terbit. Bisa dibayangkan, betapa indahnya pemandangannya setiap paginya ya..priceless..


Perjalanan ini kita tempuh sejauh 3,97 dan selama 1 jam 12 menit. Wow..lebih dari satu jam kali ini..

Hari ke-7

Bertolak belakang dengan hari kemaren, kali ini kita memulai jalan kakinya sedikit siang, karena harus ke pasar dulu sebelumnya. Tapi, walaupun agak kesiangan, tapi tetap semangat.. Apalagi Qina juga ikut kali ini, akhirnya pasukannya sudah lengkap.. Yeaay..

Rute yang kita pilih kali ini adalah melewati jalur pinggir danau. Ada dua danau di sini dan cukup membuat kita berkeringat, bahkan sekalian bisa mandi sinar matahari untuk kecukupan vitamin D hari ini. ⁣

Karena kali ini jalan kakinya bersama Qina, si anak SD kelas 3 ini, sepanjang jalan kadang kita menyelipkan beberapa pembelajaran. Contohnya kita berhenti sejenak ketika melihat ada putri malu di sana. Mencoba menyentuhnya dan belajar bagaimana si putri malu ini peka terhadap rangsangan. Selain itu, kita juga belajar tentang proses terjadinya hujan. Bagaimana air dari danau ini naik ke atas dan menjadi awan yang nantinya akan menjadi hujan.  

Dan jalan kaki kita kali ini ditempuh sejauh 1,48 km selama 28 menit. 

Begitulah tantangan jalan kaki selama 7 hari penuh ini. Alhamdulillah sudah berhasil saya laksanakan tanpa bolos. Ini tentu bukan akhirnya ya, tapi adalah awal dari pembentukan kebiasaan baru. Bahkan para penggagas tanos, kak renov dan kak efila pun melanjutkan tantangan ini dengan tetap melakukan kebiasaan ini minimal satu kali seminggu. Tetap dengan cara berjalan minimal 20 menit dan upload di instagram baik di feed atau pun story dengan tagar #tanoswalkingchallenge, lalu tag akun kak renov dan kak efila ya.. Yuk..siapapun boleh ikut ya.. Kamu juga..

 


Yuk..kita hilangkan kemageran dan bersama ramaikan kebiasaan sehat ini..


You Might Also Like

2 komentar

  1. wahhhh ... aku baru ngeh ada postingan dirimu. Telat banget aku ya.
    Semoga tetap semangat ya.
    Together we can.
    YES!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yesss...betul kak..bersama kita bisaaa...!! mari kumpulkan lagi semangat yg mulai tercecer..hihi..

      Hapus