Uji emisi adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kinerja mesin dan kondisi pembakaran kendaraan bermotor. Melalui pengujian ini, kita bisa mengetahui kadar buangan dari proses pembakaran kendaraan tersebut. Jika gas buang melewati batas, bisa dikatakan bahwa kendaraannya sedang tidak dalam kondisi yang sehat, dan tentu saja ini juga menyebabkan polusi udara yang berbahaya bagi lingkungan. Peraturan lulus uji emisi kendaraan bermotor ini akan segera diberlakukan di Jakarta. Semoga ini bisa dijalankan dengan baik, sehingga memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dan lingkungan. Namun, bagaimana jika kendaraan kita tidak lulus uji emisi? Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya? Untuk mengetahui jawabannya, tetap baca sampai habis yaa.. 😉

Syarat Lulus Uji Emisi

Seperti yang disampaikan di atas, bahwa uji emisi ini sangat berhubungan dengan kondisi pembakaran kendaraan. Senyawa yang dikeluarkan dari proses pembakaran inilah yang akan diuji. Senyawa-senyawa yang menjadi indikatornya adalah CO (Karbon Monoksida), HC (Hidrokarbon) dan HSU (Hartridge Smoke Unit). Namun, syarat kelulusan untuk setiap kendaraan ternyata berbeda-beda tergantung jenis kendaraan dan tahun pembuatannya. Dikutip dari instagram resmi dinas lingkungan hidup DKI Jakarta, syarat kelulusan  bagi mobil di atas 3 tahun adalah : 

  • Mobil bensin tahun pembuatan di bawah 2007 standar CO 3,0%, HC 700 ppm. 
  • Mobil bensin tahun pembuatan di atas 2007 standar CO 1,5%, dan HC 200 ppm. 
  • Mobil diesel tahun pembuatan di bawah 2010 dengan bobot kendaraan di bawah 3,5 ton wajib memiliki opasitas (HSU) 50%. 
  • Mobil diesel tahun pembuatan di atas 2010 dengan bobot kendaraan di atas 3,5 ton harus memiliki opasitas (HSU) 40%. 
  • Mobil diesel dengan bobot di atas 3,5 ton tahun pembuatan di bawah 2010 harus memiliki opasitas HSU 60%. 
  • Mobil diesel dengan bobot di atas 3,5 ton tahun produksi di atas 2010 harus memiliki kadar opasitas HSU 50%.

Pengalaman Uji Emisi di Area Cibubur

Menanggapi uji emisi ini, saya dan suami pun segera mencari tempat uji emisi terdekat. Setelah mencari informasi di Google, ternyata belum banyak yang menyediakan layanan ini. Sampai akhirnya kami menemukan bahwa tersedia di bengkel Nawilis yang berada di SPBU Sheel. Setelah ditelepon untuk memastikannya, ternyata SPBU Sheel yang dimaksud adalah SPBU Sheel 2 yang berada di Jalan Alternatif Transyogie Km 6, yang berada di dekat SMP Al Azhar Syifa Budi. Kami pun datang pagi hari di hari kerja, dan Alhamdulillah bisa mendapatkan antrian pertama. Hanya berselang beberapa menit saja, sudah ada mobil-mobil lain yang berdatangan. 

Proses Uji Emisi

Untuk proses pengujiannya dilakukan selama lebih kurang 15 menit dan hasilnya pun langsung keluar, yaitu CO 0,04 dan HC 2055 ppm. Untuk hasil CO-nya sudah baik, namun ternyata HC-nya sangat tinggi di atas ambang batas yang seharusnya di bawah 200 ppm. Tentu saja ini dinyatakan tidak lulus. Sangat mengagetkan memang, karena biasanya penyebab  HC yang tinggi ini adalah kondisi busi, oli dan jenis bahan bakar yang kurang bagus sehingga pembakarannya tidak sempurna. Namun, jika merunut pemakaian selama ini, untuk bahan bakar, kami hampir selalu menggunakan pertamax. Untuk oli pun masih belum terlalu lama diganti. Tapi ternyata, itu semua tidak cukup memastikan emisi kendaraan berada di zona aman. 

Untuk itu, selanjutnya untuk menyikapi kondisi ini, dilakukanlah pengecekan pada kendaraan kami dan diketahui bahwa kerak sisa karbonnya sangat banyak, dan ternyata kondisi businya pun sudah tidak baik. Jadi bisa diperkirakan bahwa inilah penyebabnya. Untuk mengatasi ini, kami pun langsung melakukan tune up, penggantian busi dan carbon cleaning. Carbon cleaning ini dilakukan untuk membersihkan ruang bakar yang sudah kotor dan berkerak tersebut. Semua proses ini dilakukan sekitar 1,5 -2 jam. Setelah semua proses itu selesai, uji emisi pun dilakukan kembali dan hasilnya sudah di bawah ambang batas yaitu CO 0,35% dan HC 68 ppm, sehingga dinyatakan lulus. Yeaay..

Sertifikat Lulus Uji Emisi

Untuk pengurusan bukti kelulusan ini dilakukan langsung oleh pihak bengkel dan terhubung langsung secara online ke bagian dinas uji emisi provinsi Jakata. Dan biasanya sertifikat dapat langsung keluar pada hari itu. Namun, kebetulan di hari itu, servernya mengalami down, sehingga sertifikat baru bisa dikeluarkan pada sore harinya. Mungkin saja karena lonjakan permintaan uji emisi yang demikian banyak pada saat itu. Tapi secara keseluruhan, proses yang dijalani tidaklah sulit dan lama, apalagi untuk kendaraan yang berada di bawah ambang batas standar emisi. Bahkan, sekarang sudah banyak titik-titik uji emisi yang disedakan secara gratis. Namun, jika ingin melakukan uji emisi di tempat ini, biaya yang dibutuhkan adalah Rp. 150.000 untuk mobil bensin dan Rp. 200.000 untuk mobil diesel. Selain itu, ada tambahan biaya sertifikat sebesar Rp. 50.000. 

Jadi, jangan ragu untuk melakukan uji emisi kendaraan kamu ya.. Bukan hanya untuk mengetahui kesehatan kendaraan kita, namun juga untuk ikut andil mengurangi polusi bagi lingkungan. 😊



 
  • 2 Comments

SEO Moms Community (SEOMOC) adalah komunitas yang dibentuk untuk menjadi sarana belajar SEO khususnya bagi para blogger perempuan. Pendirinya adalah seorang praktisi SEO yang bernama M. Sahlan dan biasa dipanggil dengan Qbenk atau Bang Q.  Bang Q memulai komunitas ini sebagai wujud dedikasinya untuk almarhumah ibunda beliau. Di komunitas inilah bang Q berbagi ilmu SEO secara gratis, dengan materi dasar yang mudah dimengerti, mudah dipraktekkan dan berdasarkan pedoman webmaster Google sehingga blog mudah terindeks oleh mesin pencari.


SEO Moms Community

Jika berbicara tentang SEO, bagi seorang blogger pemula seperti saya, SEO itu seakan dunia yang sulit untuk dijangkau. Rasanya ilmunya sangat sulit dan memusingkan. Bukan hal yang mudah dan bisa dibayangkan bagi saya untuk mempelajarinya. Namun suatu hari saya mendengar tentang komunitas ini di postingan teman blogger di Instagram. Saya coba lihat dan follow. Metode pembelajaran yang hanya dikhususkan bagi perempuan inilah yang menarik minat saya. Karena selama ini, dunia SEO seakan didominasi oleh kaum laki-laki. Terbersit juga keinginan untuk mulai belajar di komunitas ini. Sampai akhirnya, pada bulan Oktober 2021, SEOMOC pun membuka kelas baru untuk batch 4. Wah, senang sekali mendengarnya. Saya pun memberanikan diri untuk mendaftar dan Alhamdulillah ternyata diterima, yeay..

Pengalaman belajar SEO bersama SEO Moms Community

Semua peserta yang diterima pun dimasukkan ke dalam satu grup whatsapp. Setelah masa perkenalan, materi pun diberikan oleh Bang Q. Materi-materinya disampaikan secara lengkap, rinci dan bertahap. Bahkan materinya juga mencakup platform yang berbeda, baik wordpress atau pun blogspot. Bahasa yang digunakan pun tidak terlalu sulit bagi pemula sehingga mudah untuk diikuti. Saya sendiri mencoba menuliskan kembali materi-materinya di buku untuk mempermudah saya memahaminya dan ini juga bisa menjadi catatan jika nanti ada yang terlupakan.
Selain itu, juga diadakan kopdar secara online yang berisikan penyampaian materi yang bisa dibarengi dengan praktek. Ini sangat membantu agar para peserta bisa mengerti dan memahaminya dengan lebih baik. Sampai akhirnya nanti peserta diberikan tugas ringan sebagai ajang praktek.
Selama belajar SEO di sini, ada beberapa penyampaian Bang Q yang menarik hati saya dan membuka mata saya.

“ SEO tidaklah serumit yang kita pikirkan, karena kunci utamanya adalah Google Search Console (GSC)”.

“ Google sama sekali tidak memberikan parameter apapun, google tidak bicara kualitas blog seperti DA atau PA. Namun hanya menganalisis blog kita sudah terindeks atau belum”

Jadi, yang selama ini DA atau PA-nya kecil seperti saya,  seperti diangkat dari sumur terdalam dunia per-blog-an ini, hehe.. Namun, tentu ada yang perlu dilakukan dan dipelajari, yaitu memahami cara kerja Google. Salah satunya adalah dengan memahami onpage dan offpage SEO yang diinginkan oleh Google.  Ya, secara logikanya, yang punya rumah adalah Google, maka sangat masuk akal jika aturan yang punya rumahlah yang perlu kita perhatikan bukan?

Mengenal SEO onpage

Mengenai onpage, Bahasa secara awamnya adalah merapikan tatanan halaman blog dan isinya sehingga mudah untuk dirayapi mesin pencari. Menurut penjelasan Bang Q, Google tidak membutuhkan pernak-pernik apa pun dalam blog, karena bot algoritma hanya dirancang untuk membaca struktur. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai SEO onpage ini, diantaranya adalah :
1.      Judul Blog atau Title
2.      Deskripsi Blog
3.      Deskripsi Penelusuran
4.      Tag no index txt
5.      Struktur Konten
6.      Permalink
7.      Tampilan dan struktur widget
8.      Page speed
Jadi, setelah mengikuti kelas ini, saya merasa tidak asal menulis lagi, namun, secara otomatis memperhatikan poin-poin penting yang disampaikan Bang Q agar tulisan mudah dirayapi Google.
Nah, begitulah pengalaman saya mengikuti kelas dasar SEO Moms Community di tahap pertama ini. Semoga nanti masih diberikan kesempatan mengikuti kelas-kelas seru selanjutnya. Jika ingin mengikuti kelas ini, dapatkan infonya di Instagram @seomoms atau di seo moms community.
Selamat bergabung dan happy blogging..!

 

 

 

 

 

 

 

 

 


  • 0 Comments
Membaca buku adalah salah satu hobi yang menyenangkan untuk dilakukan. Namun, tidak semua orang bisa menikmati hobi yang satu ini. Bahkan menurut sebagian orang, deretan tulisan-tulisan tersebut malah membuat pusing. Jika kamu adalah salah satunya, mungkin buku ilustrasi bisa menjadi langkah awal untuk mulai menyukai buku. Jenis buku yang satu ini menghadirkan gambar-gambar yang menarik, dan mempunyai lebih sedikit tulisan, sehingga mudah dibaca. Dari beberapa buku ilustrasi yang pernah saya baca, ada beberapa yang menjadi favorit saya. Konsep ilustrasinya pun berbeda-beda tergantung dengan gaya masing-masing ilustratornya. Namun, walaupun memiliki sedikit tulisan, penyampaian kalimat yang mengena dengan bantuan visualisasi gambar yang menarik, tentu tetap bisa menyentuh para pembacanya. Beberapa di antaranya yang terbaik, menarik dan menjadi favorit saya adalah sebagai berikut :

Silly Gilly Daily oleh Naela Ali

Silly Gilly Daily

Silly Gilly Daily ini adalah buku ilustrasi karya ilustrator favorit saya yaitu Naela Ali. Ciri khas Naela Ali ini adalah gaya watercolor pada hampir setiap karyanya. Walaupun beberapa bukunya sudah saya baca, tapi Silly Gilly Daily ini sangat berkesan, karena menghadirkan keseharian yang sangat relate dengan keseharian kita. Bahkan hal detail kecil pun yang terkadang kita tidak perhatikan menjadi lucu dan menarik saat digambarkan pada buku ini. Bahkan saat saya membacanya, terasa hampir 90% keseharian Gilly ini mirip dengan saya. Aaah..terasa "gue banget" deh..  Sehingga membuat saya tersenyum kecil saat membacanya. 

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini oleh Marchella FP

Buku ilustrasi yang satu ini memang sangat terkenal. Dimulai dari postingan di instagramnya, Marchella berhasil menarik perhatian orang-orang  dengan gambar dan quote-nya. Tulisannya terasa sangat dalam tapi tidak menggurui. Ilustrasinya juga tampak sederhana tapi sangat menarik dan menyatu dengan tulisan-tulisan dan pemikiran yang dibawakan di sana. Ada ketenangan saat membaca buku yang satu ini. 

Sang pencipta baik sekali, mengingatkan mausia dengan berbagai cara. Diam , perhatikan, dan dengar. Mungkin ada pesan penting yang mau disampaikan..
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Ketenaran buku ini pun berlanjut hingga difilmkan. Filmnya yang berjudul sama pun berhasil membawa penonton ke dunia NKCTHI dalam bentuk baru tapi tetap memuaskan. Bukan hanya film, merchandise tokoh yang ada di bukunya pun juga dijual dan saya pun tak pelak menjadi pembelinya, hehe..  Bahkan baru-baru ini buku kumpulan foto NKCTHI dalam versi layar lebarnya pun dikelaurkan juga, dan suami pun juga ikut membelinya. Bisa dibilang, Indonesia sempat mengalami demam NKCTHI saat itu. 

Menjelang Petang oleh Bang Gaber

Menjelang Petang

Buku ilustrasi yang satu ini menarik hati saya saat pertama melihatnya. Sesuai dengan judulnya, gambarnya menyajikan sentuhan warna di kala petang, khas dengan rona kekuningan. Dan yang tidak kalah menarik adalah kata-katanya yang sangat mengena. Permainan katanya sangat cerdas dan membuat yang membacanya seringkali merasa tersentil. 

Sebenernya apa alasan kita untuk sombong? Punya apa kita? Maaf pun kita tidak punya, hingga harus meminta kepada orang lain

Lewat kecintaan pada sentuhan gambar dan kata-kata banggaber inilah, saya mulai melihat instagramnya di @banggaber dan ternyata, instagramnya pun banyak menyuguhkan ilustrasi yang selalu mengena ini dan tak jarang membuat "jleb" yang membacanya. Sampai sekarang saya menyukai postingan di instagramnya dan menikmati permainan katanya yang selalu mengena ini. 

The Stories Of Choo Choo : You're not as Alone as You Think oleh Citra Marina

Buku yang satu ini tergolong kecil dan ringan. Dalam buku ini Citra Marina menciptakan karakter Choo Choo sebagai tokoh utamanya. Ilustrasi ini sendiri kebanyakan dibuat saat ia berangkat kerja menggunakan commuter line. Ilustrasinya sangat sederhana dengan warna yang juga sangat sederhana, yaitu didominasi warna biru dan merah. Namun, inilah yang membuat ilustrasi yang satu ini menjadi menarik. 

The Stories of Choo Choo


Selain itu, keseharian Choo Choo di sini dipadukan dengan kata-kata yang kadang tidak disangka, terkadang membuat kita mengangguk-angguk sembari tersenyum simpul. Bisa dibilang, buku ini cute dan punya daya tarik tersendiri. Tak banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya, namun, ternyata tak bosan juga untuk membuka kembali dan menikmatinya. Bahkan anak saya yang masih berusia tujuh tahun saat itu pun sangat menyukainya. 

Every Day Is a Sunny Day When I Am with You oleh Bae Sung Tae

Every Day Is a Sunny Day When I Am with You

Buku yang satu ini memang bukan karya anak Indonesia, melainkan dari Korea Selatan. Buku ini paling tebal dan besar dibandingkan buku ilustrasi sebelumnya. Buku ini adalah kisah pasangan yang baru menikah dengan cerita manis mereka. Bagi yang sudah menikah, buku yang satu ini akan membuat kita tersenyum kecil. Bahkan bagi saya pun, hampir 90% ceritanya seperti menceritakan kehidupan pernikahn saya sendiri. Bahkan kesamaan kepribadian tokohnya pun hampir sama persis. Mungkin inilah salah satu hal yang membuat saya menyukainya buku yang satu ini. 

Namun, jika melihat secara objektif, buku ini pun tetap menarik. Ceritanya dan ilustrasi sangat hangat dan indah. Jadi, tidak rugi jika kamu membacanya. 

Itulah beberapa buku ilustrasi yang menarik bagi saya. Tentu ada beberapa buku yang lain yang juga bagus dan tak kalah menarik. Namun kali ini saya cukupkan dengan lima buku saja ya.. Semoga nanti bisa membuat rekomendasi yang lain lagi..

Selamat menikmati bacaanmu hari ini..


  • 0 Comments
Sudah datang minggu pertama di setiap bulannya, itu artinya 1minggu1cerita memberikan tema baru kepada para anggotanya sebagai ide untuk menulis blog mereka. Untuk kali ini tema yang diberikan adalah congkak. Menurut kbbi, congkak berarti merasa dan bertindak dengan memperlihatkan diri sangat mulia (pandai, kaya, dan sebagainya); sombong; pongah; angkuh. 


Walaupun secara kbbi arti congkak ini berkonotasi negatif, namun kata yang satu ini menjadi kata yang sangat akrab di komunitas 1minggu1cerita. Kata ini biasa digunakan sebagai ajang unjuk tulisan oleh para blogger yang ingin berbagi link tulisannya, sehingga orang lain semakin terbawa untuk membaca tulisannya. 

Ya, bisa dibilang ini sedikit bergeser dari konotasi sesungguhnya. Bagi saya sendiri, congkak ini bisa dilihat sebagai suatu keinginan untuk berbagi dengan yang lain tanpa harus didasari oleh kesombongan. Hal ini pun menjadi keseruan tersendiri bagi para member, karena diharapkan para member bisa menulis di setiap minggunya, namun kenyataannya itu tidak selalu mudah untuk dilakukan. Bahkan saya sendiri seringkali menjadikan kegiatan menulis menjadi 5 minggu 1 cerita. 

Namun bagi saya, bukan hanya menulis saja yang sulit, untuk congkak pun bukanlah suatu hal yang mudah. Ya, mungkin karena bawaan kepribadian yang memang pemalu dan tidak percaya diri, menunjukkan hasil tulisan kepada orang lain merupakan hal yang berat. Hal ini juga terjadi di beberapa teman yang saya kenal. Mereka yang sangat menyukai kegiatan menulis dan berbakat di bidang itu pun seringkali tidak melanjutkan kegiatan menulisnya karena sifat pemalu dan ketidakpercayaan diri tersebut. Sehingga saya menjadi iri melihat orang-orang yang bisa begitu luwes menunjukkan karya dan tulisannya, baik di komunitas maupun di media sosial.  

Jika dilihat lagi ke belakang, alasan saya menulis di blog itu adalah karena saya suka menulis dan bisa menulis secara bebas tanpa diketahui oleh banyak orang yang saya kenal. Jadi, bisa dibilang, saya bisa menulis diam-diam.  Saya merasa mereka yang membacanya tidak harus mengenal siapa saya. 

Namun, kenyataannya hal itu hanya berakhir menjadi tulisan yang tidak terbaca saja. Padahal, ketika tulisan itu bisa dibaca dan bermanfaat bagi orang lain, tentu akan memberikan nilai lebih pada tulisan dan penulisnya. 

Karena itulah saya berkeinginan untuk mulai sedikit demi sedikit belajar memberanikan diri untuk menunjukkan tulisan saya. Ya, bisa dibilang saya mulai belajar untuk congkak.

Bergabung di komunitas 1m1c

Hal pertama yang saya lakukan untuk belajar congkak ini adalah dengan bergabung di komunitas 1minggu1cerita. Melalui komunitas ini, saya bisa lebih berani menulis dan menunjukkan tulisannya.  Selain itu sistem setoran tulisannya dilakukan melalui website bukan di halaman pribadi kita, sehingga ini sedikit memberikan keberanian bagi mereka yang sedang belajar congkak. Sedikit demi sedikit  keberanian itu akan datang dan semakin menjadikan kegiatan tulis-menulis semakin menyenangkan. 

Congkak lewat media sosial

Media sosial seperti instagram, merupakan satu hal paling berat menurut saya untuk sekedar sharing link tulisan blog. Hal ini terasa lebih berat karena mereka yang mengikuti saya adalah mereka yang saya kenal secara langsung di dunia nyata. Untuk itu, cara pertama yang saya lakukan untuk belajar congkak ini adalah dengan menuliskan alamat blog di bio. Butuh beberapa waktu bagi saya untuk mulai memberikan sedikit promosi di story atau feed yang nantinya bisa dilihat di bio tadi. 

Namun, ternyata yang paling berat itu adalah langkah pertama. Saat kita sudah mulai berani mencoba satu kali, percobaan kedua terasa lebih ringan. Ya.. setelah mencoba ternyata saya baik-baik saja.. Maka, ayo coba sekali lagi..lagi..

Akhirnya, semoga dengan belajar congkak ini, tulisan saya tidak berakhir menjadi dunia saya sendiri tapi memberikan manfaat bagi orang lain.



  • 0 Comments
Beberapa saat yang lalu, saya mengecek kondisi gigi Qina yang saat itu masih berumur sembilan tahun. Dua gigi bagian atasnya tampak berwarna kemerahan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kemerahan itu berasal dari warna daging gusinya yang tumbuh mengisi gigi yang sudah kosong. Kosong di sini maksudnya adalah gigi yang sudah mulai terkikis bagian dalamnya karena akan tanggal atau copot. Dua-duanya pun sudah dalam kondisi sedikit goyang. Selain itu di bagian bawah pun, salah satu taringnya ada yang goyang. Jadi saat itu,  ada tiga gigi yang sudah mulai menampakkan tanda-tanda akan tanggal di saat yang bersamaan.

Gigi-gigi Qina memang memiliki kecenderungan tanggal sebelum  jadwal pada umumnya. Bahkan normalnya giginya yang goyang itu biasanya akan tanggal di umur 12 tahun.  Selain itu, setelah gigi susu tanggal, kebanyakan gigi barunya tidak selalu langsung muncul. Ada yang butuh beberapa bulan untuk kelihatan. Sehingga saat ini giginya masih banyak yang kelihatan ompong.

Kondisi yang tidak biasanya ini tentu membuat saya sedikit khawatir. Ada keinginan untuk konsultasi dengan dokter gigi anak saat itu. Ditambah lagi, saya juga menemukan bahwa bagian gerahamnya ada yang sudah muncul gigi baru, sedangkan gigi sebelumnya belum goyang sama sekali. Akhirnya didorong oleh dua alasan itu, saya memutuskan untuk membawa Qina ke dokter gigi anak. 

Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari dokter yang memang spesialis dokter gigi anak. Karena saya berharap, dokter tersebut akan lebih terbiasa menghadapi anak-anak. Alhamdulillah, pilihan saya tidak salah, dokternya ternyata sangat ramah dan sabar. 

Setelah meminta Qina duduk di kursi pemeriksaan, dokter pun bisa melihat bahwa memang ada gigi geraham yang harus dicabut saat itu. Namun, untuk gigi lainnya yang sudah goyang, dokter menyarankan untuk mencabutnya di lain waktu. Sebelum pencabutan gigi tersebut, dokter menerangkan kepada Qina bahwa giginya akan dicabut dan perlu dilakukan pembiusan. Dokter mencoba menusukkan alat tersebut ke jari Qina, untuk memberikan bayangan kepada Qina bahwa akan sedikit sakit seperti itu. Sehingga nantinya ia tidak akan kaget. Saya melihat pengenalan hal tersebut sangat penting untuk membangun kesiapan anak. Sehingga Alhamdulillah prosesnya berjalan sangat lancar. Qina bisa mencabut giginya dengan berani. Saya bisa melihat bahwa Qina pun merasa bangga setelah berhasil melakukannya.


Setelah proses pencabutannya selesai, dokter pun menerangkan bahwa gigi Qina memang lebih cepat tanggalnya. Bahkan di umur sembilan tahun ini, gigi yang belum tanggal hanya tersisa 4 lagi, bahkan beberapa di antaranya sudah goyang. Hal tersebut memang di luar kebiasaan normal. Tapi, jika dilihat bibit gigi barunya masih ada walaupun memang sedikit terlambat keluar. Selama bibit giginya masih ada, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. 

Namun perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa gigi Qina ini seperti gigi "prematur". Untuk itu jika gigi barunya nanti sudah lengkap semua, dokter menyarankan agar gigi Qina diberikan perawatan fluoride. Perawatan ini hanya berupa pemberian fluoride di semua giginya, lalu ditunggu beberapa menit dan selanjutnya bisa berkumur-kumur. Ya, hanya seperti itu saja. Tapi diharapkan ini bisa memperkuat gigi-giginya nanti. 

Begitulah pengalaman saat mengajak Qina ke dokter gigi. Bahkan, dua minggu kemudian pun kita kembali mengunjungi dokter gigi untuk mencabut giginya yang lain. Karena hal yang serupa dengan sebelumnya, yaitu gigi barunya yang sudah keluar miring dan gigi lamanya tidak mau tanggal. Ketika saya menanyakan kepada Qina apa pilihannya, Qina pun memilih untuk mencabut giginya di dokter gigi. Kunjungan kedua ini pun lancar dan Qina pun tetap berani menghadapinya. Alhamdulillah..

Secara umum, bagi seorang anak, mengunjungi dokter gigi dan kemungkinan akan ada proses pencabutan giginya, tentu bukanlah pengalaman yang menyenangkan baginya. Tak jarang anak-anak menjadi ketakutan. Bahkan orang dewasa sekalipun tentu tidak selalu nyaman untuk mengunjungi dokter gigi. Oleh karena itu, saya mulai memikirkan berbagai upaya untuk meminimalisir ketakutan tersebut dan menjadikan Qina lebih nyaman dan berani. Beberapa hal pun saya lakukan  untuk bisa membantu Qina melewati ini dengan berani.

Pengenalan awal

Hal pertama yang saya lakukan adalah menceritakan tentang kondisi giginya saat itu sambil memperlihatkan fotonya agar Qina bisa lebih memahami. Untuk metode penceritaan yang saya tekankan saat itu adalah dengan nada yang tenang dan tidak menakuti. Perlu menekankan bahwa ini tidak apa-apa, hal yang biasa saja. Saya menceritakan bahwa ada gigi baru yang akan tumbuh dan mendorong gigi lamanya. Jika gigi lamanya ini tidak diangkat, maka gigi barunya tidak akan bisa tumbuh dengan baik. 

Selain itu, saya juga memaparkan kondisi beberapa giginya yang sudah goyang dan beberapa di antaranya sudah tanggal lebih cepat. Selain itu, kenyataan bahwa gigi barunya masih ada yang belum muncul juga bisa diceritakan kepadanya. 

Menurut saya memberikan pemaparan agar Qina mengerti secara meyeluruh itu sangat penting, untuk mempersiapkan dirinya jika ada yang perlu diambil tindakan nantinya. Jadi, saat Qina berada di tempat dokter gigi nanti, Qina sudah siap dengan segala kondisi.  

Memberikan tontonan tentang dokter gigi

Beberapa video mengenai anak yang mengunjungi dokter gigi bisa ditemukan di youtube. Tapi sebelum memberikan video tersebut, cobalah lihat dan tonton sebelumnya untuk menyaring video yang sesuai harapan. Jangan sampai kita memberikan tontonan video anak yang menangis ketakutan di sana. Karena bukannya berani, bisa-bisa anak akan ikut merasa ketakutan dan menolak mengunjungi dokter. 

Dokter itu baik dan tidak menakutkan

Memberikan kesan akan dokter itu sudah dilakukan sejak anak kecil. Seringkali saya menemukan orang tua yang menjadikan dokter adalah salah satu bahan untuk menakut-nakuti anak. Contohnya, saat anaknya tidak mau makan atau tidak mau patuh, beberapa orang tua akan mengancam membawanya ke dokter. Beberapa di antaranya juga ada yang menakuti dengan ancaman disuntik dokter. Akhirnya dokter dan rumah sakit pun akan menjadi momok bagi si anak. 

Jadi, penting untuk memberikan kesan kepada anak bahwa dokter itu baik dan tidak menakutkan. Dokter sudah membantu untuk mengobati Qina supaya Qina bisa sehat dan bisa bermain kembali. Tidak lupa, sebelum meninggalkan ruangan dokter, saya mengajak Qina mengucapkan terimakasih kepada dokternya.

Hal-hal seperti ini memang dibangun sejak awal dulu saat Qina masih kecil. Sehingga, ketika harus mengunjungi dokter gigi seperti sekarang ini pun, Qina tidak merasa dokter gigi adalah sosok yang menakutkan. 

Memberikan permainan dokter gigi

Tidak jauh berbeda dengan cara sebelumnya, memberikan permainan dokter gigi yang bisa dtemukan di playsotore akan menambah pemahaman anak pada tindakan yang perlu dilakukan di dokter gigi. Beberapa contohnya adalah, menambal gigi yang berlubang, menggosok gigi saat gigi kotor, mencabut gigi yang goyang ataupun menambal gigi yang berlubang.  Selain itu, anak pun secara tidak sadar akan merasa santai dan tidak tegang lagi. 

Saat Qina memainkan permainan ini, saya juga menemaninya dan sesekali saya menerangkan beberapa hal yang bisa dilihat di dalam permainan tersebut, contohnya, bagaimana gigi yang kotor akan mengundang kuman sehingga perlu dibersihkan. Selain itu, dalam permainan tersebut, kita juga bisa menerangkan tentang gigi yang perlu dicabut jika sudah goyang. Permainan ini saya berikan juga saat berada di ruang tunggu agar Qina merasa lebih santai.

Memberikan pujian dan hadiah

Pada saat Qina diperiksa, proses pencabutan gigi maupun setelah selesai, saya selalu berupaya untuk memberikan pujian kepadanya. "Waah, Qina kereeen..sudah berani cabut gigi ". "Waah..tadi bubun lihat, di dokter giginya Qina sangat berani. Wow..Qina hebaaat yaa.." "Qina sudah besaaaar..sudah sembilan tahun, sudah berani cabut gigi di dokter gigi..". Tidak lupa juga untuk menambahkan dengan memberikan jempol, tepuk tangan dan pelukan. Akhirnya pujian-pujian tersebut juga akan menambah semangat dan kepercayaaandirinya.

Selain itu, setelah proses semua itu dilewati, tidak lupa saya juga menawarkan hadiah kepada Qina. Saya mengupayakan agar menawarkan hal seperti ini di akhir, bukan di awal atau sebelumnya agar apa yang Qina lakukan bukan semata-mata mengejar hadiah saja. Tapi tentu ini sesuai kondisi saja ya, sembari melihat kondisi anak masing-masing. 

Mengenai jenis hadiahnya tentu tidak perlu yang mahal-mahal. Saya pun mencoba menanyakan kepada Qina apa hadiah yang ia inginkan. Dan ternyata Qina meminta dibelikan chatime dan happytos, Waaah.. ternyata kebahagiaan anak bukan hanya dari mainan dan barang-barang mahal ya.. Bahkan minuman dan snack yang relatif terjangkau pun bisa menjadi sumber kebahagiaan mereka.  

Begitulah pengalaman Qina saat mengunjungi dokter gigi. Semoga memberikan manfaat bagi yang membaca ya..
  • 0 Comments
Dalam kemajuan teknologi seperti saat sekarang ini kita sudah tidak bisa dipisahkan dari dunia digital. Dunia ini memberikan segala kemudahan dalam menjalin hubungan antar manusia. Sehingga membangun komunikasi dengan siapa pun menjadi tak lebih sulit dibandingkan dengan berbincang dengan tetangga sebelah rumah. Segala kemudahan itu seperti berada dalam genggaman. Media yang ada memberikan ruang untuk berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, isi hati, membangun percakapan sehari-hari, termasuk yang saya lakukan saat ini, menulis lewat blog. 



Dunia digital ini memang memberikan kesempatan bagi kita untuk berbagi pemikiran, semangat dan membawa perubahan kepada masyarakat. Tak perlu menjadi guru terlebih dahulu untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain. Tak perlu menjadi motivator untuk berbagi pengalaman dan penyemangat. Kata-kata yang kita sampaikan baik lisan ataupun tulisan bisa menjadi ladang pahala tentunya apalagi jika memberikan manfaat bagi orang lain. 

Selain berbagi pemikiran, kita juga bisa berbagi komentar, pendapat serta menyapa dan berbincang dengan orang lain. Media komunikasi yang dipilih pun bermacam-macam, tergantung peruntukan dan tujuan yang ingin dicapai. Namun, praktiknya banyak hal yang bisa dilakukan agar apa yang kita sampaikan lebih efektif dan baik, beberapa di antaranya adalah :

Menggunakan bahasa sesuai dengan target pembaca

Ketika menyampaian sesuatu, bukan hanya isi saja yang perlu diperhatikan, namun juga cara menyampaikannya. Hal ini berkaitan dengan siapa kita berkomunikasi. Ketika para pembaca atau pendengarnya adalah anak-anak, tentu bahasa yang digunakan lebih sederhana dan dibawakan dengan cara yang lebih ringan. Berbeda jika kita membawakan pesan semangat untuk kalangan dewasa misalnya. Tentu dibawakan dengan lebih serius dan dramatis agar bisa menyedot perhatian. Jadi, target dari pesan yang ingin kita capai itu harus ditentukan terlebih dahulu agar penyampaiannya bisa tepat sasaran.

Menyampaikan pesan dengan jelas

Maksud dari jelas di atas adalah bahwa pesan yang ingin disampaikan itu hendaklah disampaikan dengan baik dan lengkap untuk menghindari salah tafsir. Hal ini disebabkan, karena komunikasi lewat tulisan berbeda dengan berbicara secara langsung. Saat seseorang berbicara tatap muka, ada ekspresi dan bahasa tubuh yang bisa dibaca. Selain itu nada bicara pun bisa ditangkap sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah diartikan dengan benar. Namun, dalam tulisan jika tulisan yang sama jika dibaca dengan intonasi yang salah saja, bisa membawa arti dan makna yang salah. Contohnya saja, banyak sekali orang-orang yang salah tafsir saat membaca komentar suatu tulisan, ataupun sekedar salah mengartikan pesan di whatsapp. Jadi, selain menyampaikan dengan jelas, sering kali dengan bantuan seperti penambahan emotikon dapat membantu di saat seperti ini. 

Kebebasan bukan kebablasan

Ketika kebebasan berekspresi digaungkan, seringkali orang-orang kebablasan mengartikannya. Sebuah kebebasan tentu tetap harus berada di jalur yang benar. Bukan hanya isi saja yang harus benar, tapi cara penyampaiannya pun haruslah benar. Jangan sampai demi konten yang menarik perhatian, kita membuat kata-kata yang menarik minat orang, namun kenyataannya bisa menimbulkan fitnah untuk orang lain misalnya. 

Kebebasan di sini juga seringkali tanpa kontrol. Penggunaan kata-kata yang kurang baik juga seringkali ditemukan apalagi di kolom komentar. Apakah cara ini efektif?  Bukankah hanya akan berakhir seperti adu mulut dalam sebuah perkelahian? Walaupun sudah lelah perang kata-kata, namun pesan pun tidak tersampaikan.

Memberikan pendapat tentu dipersilakan. Namun, adab pun tentu harus selalu dijaga. Sudah menjadi sifat manusia ingin diperlakukan baik. Jadi, ketika disampaikan sebuah pesan kepadanya, maka akan lebih bisa diterima jika disampaikan dengan baik pula. 

Selain itu, bukan hanya karena kita tidak terlihat, bukan berarti kita bebas berkata kotor. Bukan hanya kita tidak terlihat, bukan berarti kita benar-benar tidak terlihat. Ingatlah, bahwa ada ucapan yang tetap harus dipertanggungjawabkan nanti di hadapan Tuhan.

Demikianlah tulisan pendek saya mengenai komunikasi ini. Semoga kita sebagai para pejuang kata bisa memberikan pesan lewat tulisan secara lebih efektif dan membawa manfaat bagi banyak orang. Terimakasih..



  • 0 Comments
Alhamdulillah, 30 hari berpuasa di bulan Ramadhan sudah kita lewati. Semoga ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT dan kita dipertemukan kembali di Ramadhan yang akan datang. Dan selanjutnya, lebaran pun menyambut kita semua. Walaupun tidak semeriah tahun-tahun yang lalu dikarenakan larangan mudik dan penyebaran covid-19 yang masih ada, sehingga kebanyakan umat muslim merayakannya di rumahnya sendiri-sendiri tanpa berkunjung dan bersilaturahmi dengan keluarga dan sanak saudara. Namun, semoga segala rindu bisa sedikit terobati dengan suara di telepon dan saling menyapa lewat video call. Walaupun kenyataannya sinyal tak selalu bagus, namun semoga hati menjadi hangat selalu.


Walaupun lebaran kali ini berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, namun kenyataannya ada beberapa hal yang saya temukan tak jauh berubah dan berbeda dengan yang dulu. Mungkin tidak semua, namun sepertinya ada beberapa hal yang tidak terlelakkan bagi setiap orang. Hal-hal yang sering kita temui saat lebaran tersebut adalah :

Tergesa-gesa untuk Datang Sholat Ied

Pemandangan orang-orang yang setengah berlari dan terburu-buru menuju lapangan atau mesjid untuk sholat ied bukanlah hal yang asing untuk dilihat. Bahkan saya sendiri pun sering tergesa-gesa, oops.. selalu tergesa-gesa tepatnya, hehe.. Begitu juga dengan kebanyakan peserta sholat ied yang lain pun datang di saat waktu menjelang sholat akan diadakan. Tidak jarang saya temukan yang terlambat dan akhirnya gagal ikut sholat ied. 

Jika dicari penyebabnya, beberapa di antaranya adalah jarak tempat sholat yang tidak terlalu dekat. Bahkan saat di kampung dulu, kami harus berjalan 1 km lebih untuk ke lapangan. Namun, kegiatan berjalan pulang dan pergi sholat ied ini dulu menjadi kegiatan yang seru dan menjadi ajang silaturahmi dengan para tetangga. Jika bertemu di jalan, akan saling bersalaman dan bermaafan. Bahkan tak jarang yang mengajak untuk singgah ke rumah mereka. Seruan “Hei.. singgahlah dulu..” menjadi seruan khas yang tentu saja jarang ditemui saat ini. Itu salah satu hal yang menjadi kebiasaan di kampung halaman yang paling saya rindukan.

Penyebab lainnya adalah masalah gantian untuk mandi. Karena harus bersiap secara berbarengan, tidak jarang kamar mandi yang tidak sebanyak penghuni rumah pun menjadi ajang antrian dan saling tunggu. Belum lagi kalau ada keluarga yang datang dan menginap, sehingga menambah anggota di rumah untuk ikut dalam antrian. Sehingga waktu bersiap pun semakin lama. 

Penyebab berikutnya adalah karena tidur larut malam. Tidur larut ini disebabkan karena kebiasaan beberes rumah atau kegiatan memasak yang tidak beres-beres bahkan sampai larut malam itu. Akhirnya, saat pagi harinya ketiduran atau telat bangun. Hal ini pun selalu dialami oleh mama saya sendiri. Sudah menjadi kebiasaannya untuk beberes rumah di malam takbiran. Kalau katanya, biar di hari H kinclong sempurna. Si mama memang perfect orangnya kalau urusan ini, hihi.. Ada yang sama seperti mama?

Kue Lebaran Habis oleh Penghuni Rumah 

Kehadiran kue lebaran sudah menjadi rutinitas di setiap lebaran. Jika dulu seringkali orang-orang membuat sendiri kue lebarannya, namun sekarang sudah lebih banyak yang membelinya. Kue lebaran pun bermacam-macam ragamnya, mulai dari nastar, sagu keju, kastengel, kue coklat, kacang bahkan juga biskuit. Kehadiran kue lebaran di meja tamu itu pun dapat memeriahkan suasana lebaran itu sendiri. 

Namun, walaupun pada awalnya kue lebaran itu adalah sebagai jamuan untuk para tamu, namun kenyataannya sebagian besar kue dihabiskan oleh para penghuni rumah. Bahkan, tak jarang isi toples pun sudah tidak penuh lagi di hari pertama lebaran dikarenakan sudah mulai dicomot satu persatu. Dan inilah salah satu hal yang menyebabkan efek puasa yang bisa menurunkan angka timbangan, bisa berbalik hanya dalam beberapa hari saja. Ayo cung yang timbangannya naik saat lebaran? Hihi..  

Silaturahmi ke Rumah yang Dituakan

Silaturahmi saat lebaran tentu adalah salah satu hal yang kerap dilakukan. Namun, biasanya ada beberapa rumah yang menjadi titik kumpul utama para keluarga dan sanak saudara. Biasanya itu adalah rumah orang tua atau anak yang paling tua atau bisa saja dengan alasan lain seperti rumah yang paling strategis. Dengan adanya titik kumpul utama ini mempermudah saudara untuk saling bersilaturahmi tanpa harus mendatangi rumah satu per satu. 

Pengalaman berkumpul di satu rumah ini memang hampir selalu kita lakukan sebelum adanya virus covid-19 ini. Tentu ini menjadi satu hal yang dirindukan saat lebaran datang. Dulu saat masih kecil, rumah nenek selalu menjadi titik kumpul. Bertemu para sepupu dan menerima THR adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami yang masih anak-anak. Saat sudah dewasa dan merantau, alhamdulillah masih ada rumah tante yang menjadi tempat kita berkumpul. Suasananya masih tetap sama, selalu dipenuhi oleh tawa canda dan ditemani hidangan untuk dinikmati bersama.

Namun, dari berbagai titik kumpul yang pernah saya datangi, ada satu titik yang paling ramai yaitu titik kumpul dari pihak suami. Mereka hampir menerima 200 orang dalam satu rumah, ya..seperti pesta pernikahan. Untuk hidangannya pun juga begitu banyak. Baik saya dan suami pun tidak selalu mengenal para tamu di sana. Namun, pihak tuan rumah memang sudah meniatkan untuk mengakomodasi silaturahmi tersebut, dan Alhamdulillah selalu terbuka jalan rezekinya untuk menjamu begitu banyak orang setiap tahunnya. MasyaAllah..

Mulai dari Enek sampai Mi Instan

Hidangan lebaran yang biasanya begitu banyak selalu dinikmati dengan lahap. Apalagi, kita sudah sebulan menahan lapar saat puasa. Melihat beragam makanan di depan mata pun sering kali membuat kalap. Mulai dari ketupat sayur, opor, ketan sarikayo, rendang, sambal goreng ati dan berbagai hidangan lainnya masuk ke dalam perut. Ditambah lagi beragam kue kering dan sirop yang ikut bercampur di dalamnya. Tak heran jika bahkan di hari kedua lebaran mulai terasa enek dan tidak berselera makan. Rasanya tak sanggup lagi menikmati hidangan yang biasanya masih bersisa dan menunggu untuk dihabiskan. 

Akhirnya tak jarang yang membeli makanan di luar seperti makanan cepat saji. Begitu pun di rumah saya saat ini, yang sudah menikmati KFC tadi siang, hihi.. Jika tidak memesan makanan di luar, biasanya mereka akan memasak makanan sederhana,  mulai dari ikan asin sampai mi instan. Mi instan memang tidak ada matinya ya..hihi.. Nah, bagaimana di rumahmu?

Hari Pertama Sepi, Hari Berikutnya Tidak lagi

Yang dimaksud sepi di sini adalah kondisi jalanan dan tempat umum. Jika pada hari pertama orang-orang lebih memilih untuk berkumpul di rumah keluarga, namun pada hari-hari selanjutnya mereka akan mulai ke tempat umum seperti tempat wisata, mall ataupun sekedar jalan-jalan keluar. Sehingga tidak jarang, jika hari pertama jalanan akan kosong. Bahkan seringkali orang-orang berfoto di tengah jalan Jakarta saking kosongnya. Namun tidak begitu pada hari selanjutnya, di beberapa tempat biasanya akan ramai dan macet. Tempat wisata pun sangat tidak disarankan untuk didatangi karena biasanya begitu penuh sesak.

Begitulah beberapa hal yang sering ditemui saat lebaran tiba. Ada beberapa hal yang dirindukan. Apalagi hampir tidak terjadi lagi saat masa pembatasan covid-19 ini. Semoga masalah covid ini segera berakhir, dan kita bisa berlebaran seperti dulu lagi. 


Akhir kata, selamat hari raya idul fitri.. Mohon maaf lahir dan batin.. Semoga kita dipertemukan lagi dengan lebaran tahun berikutnya dalam keadaan sehat walafiat..😊



 
  • 3 Comments
Beberapa waktu yang lalu, saya menghadapi beragam pembicaraan dengan beberapa orang yang inti pembicaraannya sama, mereka ingin berhenti bekerja. Bukan berniat tidak akan bekerja lagi, namun mereka ingin keluar dari pekerjaannya sekarang. Sedangkan di lain sisi, pekerjaan penggantipun belum ada. Ditambah lagi sekarang ini kita masih berada di tengah permasalahan penyebaran covid-19 yang menyebabkan lapangan pekerjaan pun menjadi sulit didapatkan. Perekonomian di berbagai bidang pun semakin menurun. 

Bagi kebanyakan orang,  berhenti di saat kondisi seperti ini tentu adalah hal yang sangat disayangkan. Apalagi di beberapa tempat begitu banyak yang di-PHK, bahkan usaha-usaha pun banyak yang bangkrut. Jadi, mengapa mereka harus berhenti? Mengapa mereka harus merelakan penghasilan dan jabatan di perusahaan ternama? Mengapa mereka harus berhenti di saat mereka dinilai sebagai orang yang sukses? Apakah merekaa tidak bisa untuk bertahan?

Sebelum kita mempertanyakan lebih jauh lagi, ada baiknya kita mendengarkan isi hati dan pikiran mereka.  Merasakan apa yang mereka rasakan. Mencoba menyelami apa yang mereka jalani. Bagaimana jalannya pekerjaan itu terasa semakin menyesakkan hari demi harinya.. Tentu itu bukan keputusan dalam satu malam saja. Namun melalui pemikiran panjang, melewati diskusi dengan teman dan keluarga, dan juga hasil istiqarah. Bahkan ada yang sudah menahan dan mempertimbangkan selama lebih dari satu tahun lamanya.


Akhirnya setelah mendengarkan, saya semakin paham bahwa kesuksesan dalam pekerjaan itu tidak bisa hanya dinilai oleh uang dan jabatan saja. Bagaimana sebuah pekerjaan itu bisa memberikan keseimbangan dalam menjalaninya, itulah yang dapat membentuk kesuksesan sesungguhnya. Dan faktor pendukung kesuksesan itu tentu dinilai bukan hanya di mata orang lain namun yang lebih utamanya lagi adalah diri sendiri sebagai pelaksananya. Beberapa hal-hal pembentuk kesuksesan tersebut adalah :

Kesehatan Fisik

Kesehatan fisik ini  sangat dipengaruhi oleh bagaimana sistem kerja dan penggunaan waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan tersebut. Tidak hanya pekerjaan fisik seperti bidang pertanian atau jasa pengantaran, namun pekerjaan yang mengharuskan duduk di balik komputer pun butuh waktu kerja yang seimbang. Dari pembicaraan yang saya lakukan,  waktu yang mereka habiskan untuk duduk mnyelesaikan pekerjaannya biasanya mencapai 12-15 jam sehari. Itu juga didukung oleh kondisi pekerjaan yang work from home. Sehingga tidak ada waktu yang jelas kapan si pekerja bisa berhenti dan beristirahat. Bahkan dari pengakuannya, untuk sholat saja sangat sulit. 

Berbeda dengan pekerja yang lainnya. Permasalahannya adalah jam kerja yang dimulai lebih lambat. Sehingga selesainya pun bisa mendekati tengah malam. Sistem kerja yang “begadang” ini tentu tidak selalu sesuai di semua orang. Bahkan saya sendiri, cenderung lebih menyukai bangun lebih pagi untuk mengerjakan sesuatu, dibandingkan harus begadang sampai tengah malam. Hal ini tentu juga bukan hal yang sesuai dengan kondisi alami tubuh yang membutuhkan malam untuk beristirahat. Bahkan jenis pekerjaannya pun menyebabkan Sabtu Minggu juga digunakan untuk bekerja. Hal ini membuat hampir tidak ada waktu istirahat. Tak jarang badan akhirnya mengalami kelelahan dan jatuh sakit. 

Kesehatan Mental (Mental Health)

Lingkungan kerja dapat mempengaruhi psikologis seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah rekan kerja, sistem kerja bahkan beban pekerjaannya. Ketika faktor tersebut tidak berjalan sesuai keinginan dan harapan, maka akan menyebabkan munculnya tekanan atau stres. Ketika stres tersebut semakin menumpuk, maka semangat pun akan hilang, fokus dan produktifitas pun akan menurun. Bahkan tidak jarang yang merasa cemas dan deg-degan saat harus menghadapi hari kerja, bahkan saat hari libur pun mereka tidak merasa tenang.
 
Untuk mengatasinya, salah satu yang bisa dijalani adalah dengan berdiskusi dengan teman sekerja. Namun tidak jarang, lingkungan pekerjaan yang kita dapatkan memiliki teman kerja yang invidualis. Bahkan pekerjaan yang mengharapkan kerjasama tim pun tidak tercapai. Akhirnya beban tadi hanya kita pikul sendiri. Tak heran kalau lambat laun, stres itu akan semakin dalam menekan hingga semakin menyesakkan. 

Bekerja sesuai kemampuan

Ketika kita mendapatkan pekerjaan atau ditempatkan di bagian tertentu, kita tidak selalu berada di tempat yang kita inginkan atau di tempat yang sesuai kemampuan kita. Memang ada hal-hal yang bisa kita pelajari selama mengerjakan hal tersebut. Namun, tidak selalu lingkungan mendukung kita untuk belajar. Karena lingkungan sekitar kita tidak selalu siap sedia menjadi tempat diskusi.  Bahkan tidak jarang rekan kerja yang menyatakan bahwa ini adalah tempat kerja, bukan tempat belajar. Sehingga akhirnya kemampuan pun tidak bisa meningkat. Dan jika kita melakukan pekerjaan yang tidak sesuai keahlian, maka tunggulah kehancurannya. Jadi, walaupun kita berkeinginan untuk bekerja dengan baik, jika itu tidak sesuai kemampuan kita, performa kerja yang bisa kita tunjukkan pun tidak bisa maksimal. 

Free Time

Tidak jarang suatu pekerjaan memberikan waktu kerja yang panjang dan menggunakan waktu libur untuk tetap bekerja. Kelelahan saat bekerja pun tidak sempat diisi kembali. Sehingga lambat laun, hak-hak untk melakukan hal di luar pekerjaan pun semakin hilang. Padahal waktu untuk keluarga, diri sendiri, bergaul dengan teman-teman, bahkan beribadah pun adalah waktu jeda yang bisa membuat kita mengisi kembali semangat  untuk kembali bekerja. Namun jika itu tidak terpenuhi, tak jarang jiwa-jiwa yang lelah itu mempertanyakan untuk apa ia hidup di dunia? Apakah  ia hanya terlahir untuk bekerja lalu mati?

Gaji

Gaji adalah salah satu acuan yang bisa dilihat secara jelas untuk menjadi tujuan orang-orang bekerja. Semakin besar gaji yang didapat, tentu lebih menyenangkan dan bisa menjadi penyemangat seseorang untuk bekerja. Namun tak jarang juga gaji yang didapat tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Ini tentu bisa menjadikan seseorang berfikir lagi untuk bertahan atau keluar dari tempat kerjanya. 
Namun, tidak jarang juga gaji yang besar itu tidak memberikan kebahagiaan di sana. Jadi, walaupun memiliki gaji yang besar, tidak memberikan kebahagiaan yang lainnya, tentu tidak jarang juga yang berhenti untuk bertahan di sana.

Jabatan/karir

Jabatan atau karir adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang dalam pekerjaannya. Kemungkinan karir yang terus menanjak menjadi penyemangat bagi sebagian orang. Ketika masa depan karir yang tidak jelas, bisa membuat seseorang mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lainnya yang lebih menjanjikan.

Namun,  bagaimana ketika jabatan sudah sangat baik, namun tidak didukung oleh fakor-faktor lain seperti di atas? Jabatan itu akhirnya hanya menjadi cangkang kosong yang hampir tidak  ada kehidupan di dalamnya.

Jadi, itulah faktor-faktor yang bisa saya temukan dari proses mendengar cerita-cerita mereka yang sudah merasa jalan pekerjaan terasa begitu menyesakkan.  Salah satu yang mereka sampaikan adalah bahwa mereka selalu menanyakan pertanyaan-pertanyaan kepada diri mereka sendiri, apakah mereka tidak bersyukur? Apakah mereka tidak cukup bersabar?

Namun,  jawaban yang bisa mereka berikan adalah bahwa mereka telah berusaha dan berikhtiar.  Ketika bertahan butuh kekuatan, berhenti pun butuh keberanian. Dan akhirnya ketika harus berhenti pun, yang perlu dilakukan adalah mengikhlaskan dan bertawakal kepada Allah. 

Tak perlu banyak berwacana dan menyusun logika-logika panjang. Allah-lah yang mengatur jalan rezekimu, maka serahkan pada-Nya. Kita hanya perlu berusaha. Semoga Dia tunjukkan jalannya..

Terakhir, semangat untuk para pencari kerja dan para pekerja yang bertahan di sana.. Semoga setiap tetes peluhmu menjadi ibadah.. 


  • 2 Comments
Implan koklea atau yang dikenal dengan Cochlear Implant (CI) adalah alat bantu mendengar bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran sangat berat. Qina, anak saya, adalah salah satu penggunanya. Cerita perjalanan mendengarnya juga sudah pernah ditulis di sini. 

Setelah implan koklea ditanam dan terpasang di dalam telinga, barulah mikrofon dan prosesornya bisa digunakan sebulan kemudian. Mikrofon dan prosesor ni akan berada di luar, tepatnya dicantelkan di daun telinga. Namun, itu tidak serta merta membuat pengguna bisa mendengar seperti halnya kita pada umumnya. Jadi, banyak hal yang perlu dilakukan baik oleh pengguna maupun pendampingnya agar proses mendengar ini bisa berjalan optimal.  Beberapa hal yang perlu dilakukan tersebut adalah sebagai berikut :


Mapping

Mapping adalah proses pemrograman pada implan koklea. Mapping ini akan dilakukan secara bertahap.  Pada awalnya, yang bisa didengar anak adalah seperti bunyi "bip" saja. Dan selanjutnya terus mengalami peningkatan sambil melihat respon anak dan efektifitas alatnya pada proses mendengar dan berbicaranya. 




Dan setelah beberapa bulan, biasanya hasil mapping ini akan bisa terlihat. Targetnya tentu adalah pengguna bisa mencapai zona mendengar di semua frekuensi yaitu di sekitar 20 db. Hal ini bisa diuji dengan menggunakan aided test. Jika target sudah tercapai, maka proses mapping ini selanjutnya akan menyesuaikan kondisi si anak. Nah, pada saat seperti inilah peran pendamping sangat diperlukan apalagi jika si pengguna masih kecil. 

Beberapa kondisi yang perlu diperhatikan adalah apabila si anak merasa kurang nyaman dengan implannya, kurang bisa mendengar beberapa huruf atau kata, atau tidak merespon suara atau pembicaraan orang di sekitarnya. Qina yang masih anak-anak ini pun beberapa kali mengalami kondisi tersebut. Dan memang kita sebagai orang tuanya atau pun guru di sekolah yang menyadari bahwa ada yang janggal dengan proses mendengarnya. Nah, jika sudah merasa ada yang janggal maka jangan ragu untuk membawanya ke audiolog untuk dilakukan mapping. Biasanya setiap mapping ini , memang selalu terbukti kalau ada pengaturannya yang sudah tidak optimal dan perlu penyesuaian. Untuk jangka waktunya, setiap anak tentu berbeda. Namun berdasarkan pengalaman pada Qina, bisa dikatakan proses mapping-nya dilakukan hampir sekali setahun.


Membersihkan dan merawat alat

Alat yang perlu dirawat dan dibersihkan ini adalah berupa prosesor suara yang menggantung di telinga serta bagian magnet yang menempel di belakang telinganya yang berfungsi sebagai pengirim sinyal suara ke bagian implan di dalam telinganya. Bagian luar inlah yang sering terpapar debu, keringat bahkan kelembapan. 

Untuk menjaga kebersihannya, perlu dilakukan perawatan dengan sikat atau lap yang bersih termasuk pada sela-sela  prosesornya. Selain itu, setiap malam, setelah alat digunakan, simplanlah di dalam kotak pengering. Hal ini adalah untuk menghindari kelembapan yang berlebih sehingga bisa memicu jamur dan menyebabkan alat menjadi rusak. 


Mengganti microphone cover

Microphone cover ini berfungsi sebagai pelindung dari debu dan kotoran lain. Namun, cover inilah yang akhirnya menjadi tameng yang terkena kotoran tadi. Jika suara yang diterima sudah kurang maksimal, maka cover sudah harus diganti. Bahkan penggantian ini dianjurkan dilakukan secara berkala yaitu tiga bulan sekali. Namun, penggantian ini seringkali terlupakan. Jadi, disarankan untuk memasang pengingat agar tidak lupa ya..


Menyediakan baterai cadangan

Pada awal Qina memakai implan dulu, sempat terpikir mengapa harus ada baterai cadangan. Karena harganya sendiri bisa dibilang relatif mahal. Namun, ternyata keberadaan baterai cadangan itu sangatlah penting. Jika baterai yang satunya sudah habis dan harus dicas, maka ada waktu dimana si anak tidak menggunakan implannya. Waktu kosong yang bisa mencapai 4 jam ini sangatlah disayangkan, karena si anak tidak bisa mendengar, dan proses latihan mendengar dan berbicaranya pun tidak berjalan. Jadi baterai cadangan memang sudah seharusnya dipunyai bagi setiap pengguna implan ya.. 

Selain masalah ketersediaan baterai cadangan, ada hal penting lain yang perlu diperhatikan mengenai baterai ini, yaitu masalah pengecasan. Untuk baterai yang dicas, sebaiknya dilakukan secara wajar, jangan sampai kebablasan dalam mengecas. Hal ini dapat menyebabkan masa baterai akan berkurang ketahanannya. Qina pun pernah mengalami hal tersebut. Bahkan sampai harus diganti, Alhamdulillah saat itu masih dalam masa garansi, hehe..


Penyediaan tempat penyimpanan prosesor

Tempat penyimpanan ini bisa terbuat dari apa saja. Namun disarankan agar terbuat dari bahan tahan air dan tahan tekanan dan goncangan. Qina sendiri, saya berikan kotak 'lock n lock' yang berukuran cukup kecil namun implan bisa aman dan terlindungi. 

Tempat penyimpanan ini sangat berguna seperti saat kita sedang melakukan perjalanan, saat berenang, maupun tidur. Sehingga  ketika tidak digunakan, implan bisa disimpan di tempat yang aman dan terlindungi. 

Jadi, itulah beberapa hal yang perlu dilakukan setelah menggunakan impan koklea. Hal-hal tersebut perlu dilakukan agar keberlangsungan komponen implan koklea bisa terjaga dan proses mendengar pun bisa berjalan optimal.  
  • 1 Comments
Apakah kamu pernah merasakan bahwa rumah tidak pernah rapi? Atau ketika selesai beres-beres, tidak lama kemudian kembali berantakan? Rasanya ini menjadi pekerjaan tanpa henti yang menyita banyak waktu, tenaga bahkan juga pikiran kita bukan? Dan itulah yang terjadi dengan saya dulu. 

Walaupun sudah mulai kegiatan beres-beres ini sejak pagi, namun sore harinya , tidak pernah memperlihatkan hasil kerja keras saya hari itu. Bahkan di lain waktu saya mulai melakukan beres-beres dengan cara yang lebih mendetail. Kali ini dimulai dengan satu ruangan, dan dilanjutkan dengan ruangan yang lain. Tapi ketika melanjutkan ke ruangan yang lain, ruangan yang sudah rapi tadi, pelan-pelan kembali berantakan.  Bahkan berbeberapa hari kemudian, rumah kembali seperti sedia kala.
 
Saya sering mempertanyakan hal ini. Dan kenapa ada orang-orang yang rumahnya bisa rapi jali hampir sepanjang hari. Apakah mereka punya waktu yang lebih dari 24 jam? Jelas tidak bukan? Akhirnya demi menghibur diri sendiri, saya akan mencoba mencari alasan, bahwa saya punya anak yang masih kecil yang sepertinya dia punya tugas untuk membuat rumah berantakan. Atau, mungkin karena saya cuma punya dua tangan tanpa bantuan dari asisten rumah tangga. Tapi, alasan demi alasan itu akhirnya buyar karena ternyata ada juga kok yang punya anak bahkan dengan peliharaan dan tanpa bantuan asisten, tapi rumahnya bisa rapi jali. Kalau mereka bisa, seharusnya saya juga bisa bukan?
 
Demi mewujudkan tujuan itu, akhirnya saya membeli buku Marie Kondo, the life-changing magic of tydying up. Dalam buku ini, Marie Kondo menjabarkan tentang seni beres-beres yang bisa mengubah hidup kita. Dan meode yang digunakannya ini akhirnya dinamakan dengan KonMari.
 

Sudah lama saya mendengar tentang metode ini. Tapi tidak pernah mencoba mendalaminya. Karena saya merasa, itu hanya akan menjadi sekumpulan teori dan tips yang tidak jauh berbeda dengan pengetahuan dasar yang kita miliki. Tapi, setelah saya membaca buku ini, akhirnya saya tersadarkan bahwa ternyata anggapan saya selama ini adalah salah. Bahkan setiap lembar buku yang saya baca membangkitkan kesadaran dan semangat saya untuk berbenah. Dan akhirnya sekarang pun kegiatan berbenah ini menjadi hobi yang menyenangkan buat saya. 

Ada beberapa hal penting yang ingin saya bagi tentang bagaimana KonMari ini bisa berbeda dengan cara beres-beres saya dulu. Dan juga menjelaskan alasan mengapa beres-beres saya berakhir tidak efektif. Dan inilah beberapa prinsip dalam Konmari tersebut :

Berbenah secara menyeluruh bukan sedikit demi sedikit

Kegiatan berbenah sedikit demi sedikit ini akan menjadikan kegiatan berbenah akan berjalan terus-menerus dan tanpa henti. Dalam perjalanannya ruangan yang sudah kita bereskan akan kembali berantakan. Akhirnya tak ada hasil yang terlihat. Bukan itu saja, semangat yang tadinya tinggi pun, pelan-pelan akan menurun. 

Untuk itu, yang sesungguhnya dibutuhkan itu adalah hasil yang terlihat dan tentu memuaskan. Dan cara mencapai hal tersebut adalah  dengan berbenah secara menyeluruh bukan sedikit demi sedikit. Hasil yang langsung kelihatan itulah yang nantinya memberikan pengaruh pada pola pikir kita. Bayangkan saja, ketika ruangan kita mengalami perubahan, rapi dan menyegarkan. Ini akan menyentuh hati kita. Dan itulah yang juga saya rasakan. Bahkan saya menjadi tidak tega untuk mengganggu kerapiannya. Inilah efek ketika kita berbenah secara menyeluruh, karena akan memberikan hasil yang terlihat dan membuat kita akan mempertahankan kerapiannya hingga seterusnya.

Kesempurnaan adalah target

Intinya adalah, bahwa rumah tidak akan rapi jika dilakukan setengah hati. Jadi, mulailah mematok target kita dengan kesempurnaan. Dan cara yang ditawarkan oleh Konmari untuk mencapai kesempurnaan itu dengan dua cara, yaitu dengan memutuskan membuang suatu barang atau tidak, dan memutuskan menyimpan dimana. 

Dan berdasarkan pengalaman saya, ketika kita mematok kesempurnaan, kita menjadi lebih berani memutuskan mana barang yang dipertahankan dan barang yang harus direlakan. Karena kalau masih setengah hati, kita akan menjadi tidak tega, dan kembali ke kebiasaan lama yaitu menyimpan dan menumpuk. Akhirnya, kegiatan berbenah kembali jalan di tempat.  

Kebiasaan menyimpan itu sama saja dengan menimbun

Menyimpan itu tampak benar tapi sebenarnya menjerumuskan. Ketika kita berusaha untuk menyimpan barang dalam kotak-kotak penyimpanan, itu sama saja dengan kita meminggirkan barang dan menyembunyikannya. Walaupun tampak rapi, tapi itu hanya ilusi. Lambat laun, kotak penyimpanan pun akan penuh dan menumpuk. Dan tidak jarang, kita akan menmbahkan kotak baru lagi. Dan begitu seterusnya. Akan menjadikan kita seperti menyapu ke bawah karpet. 

Untuk itu, hal pertama yang perlu dilakukan dalam berbenah adalah membuang. Kita perlu menentukan mana barang yang perlu  dipertahankan dan mana yang sudah saatnya dibuang. Barulah setelah itu, kita bisa menata barang-barang terpilih itu.

Memilah berdasakan kategori, bukan lokasi

Berbenah berdasarkan lokasi inilah yang sejak dulu saya lakukan, dan ternyata itu cara yang keliru. Hal ini didasarkan karena kita sering menyimpan barang yang sejenis di berbagai tempat. Salah satu contoh, ketika berniat untuk merapikan meja dan lacinya, kita akan menemukan berbagai benda, seperti alat tulis, kosmetik, senter, selotip dan berbagai barang yang lain. Dan ketika keesokan harinya kita merapikan laci lemari di ruangan lain, kita bisa menemukan barang dengan kategori yang sama seperti sebelumnya. Ini seperti melakukan kegiatan pengulangan. Dan akhirnya barang-barang itu akan tetap menyebar dimana-mana dan kita tidak tahu berapa banyak barang sejenis yang sesungguhnya kita miliki.

Jadi, daripada berbenah berdasarkan lokasi, mulailah berbenah berdasarkan kategori, seperti berbenah pakaian hari ini, dan berbenah buku keesokan harinya. Berbenah berdasarkan kategori ini memang sangatlah penting. Bahkan ada urutan kategori yang disarankan oleh KonMari, yaitu dimulai dengan pakaian, buku, kertas, komono (pernak-pernik), dan terakhir benda-benda bersifat sentimental. Agar kegiatan berbenah berjalan lancar, sebaiknya ikutilah urutan tersebut. 

Setelah kategori sudah ditentukan, maka mulailah kegiatan pemilahan. Dan aturan dasar metode KonMari  mengenai pemilahan ini adalah ambil barang kita satu persatu dan tanyakanlah keada hati kita apakah barang ini membangkitkan kegembiraan ? Jika ya, maka simpanlah, jika tidak maka relakanlah. Pada awalnya mungkin terasa sulit, namun percayalah, semakin lama akan semakin menyenangkan dan ada kelegaan dalam dada kita saat kita berani melepaskan. 

Pakaian

Untuk kategori pertama ini, yaitu pakaian, menurut saya ini memang kategori yang paling mudah dilakukan. Hal pertama  yang dilakukan adalah mengumpulkan semua pakaian pribadi kita di satu tempat, sekali lagi.. semuanya. Dari sana, kita bisa melihat, bahwa ternyata kita memiliki pakaian yang demikian banyak. Dan seringkali kita menemukan pakaian yang sudah kita lupakan. Setelah itu,  peganglah satu demi satu, dan tanyakan kepada hati kita apakah pakaian ini membangkitkan kegembiraan? Jika tidak yakin dengan pertanyaan ini, bisa dibantu dengan apakah saya akan memakainya besok hari? Atau apakah saya ingin melihatnya lagi? Jika jawabannya adalah tidak terlalu ingin atau tidak begitu menggembirakan, maka buang atau donasikanlah. Namun, jika jawabannya ya, maka pisahkanlah untuk nanti ditata kembali. 

Lambat laun, kita akan semakin mudah untuk memilah. Selanjutnya, kita akan menata dan menyimpan pakaian yang sudah dipilih tadi. Dan salah satu cara penyimpanan yang paling efektif dari metode KonMari ini adalah dengan metode melipat. Setelah itu simpanlah dalam posisi berdiri bukan menidurkannya. Hal ini dilakukan selain hemat tempat, juga memudahkan untuk pengambilan. Bayangkan bagaimana kita dulu biasanya menyimpan pakaian dengan menidurkannya. Saat mengambil baju di bawah, bagian atasnya akan menjadi berantakan bukan? 

Buku

Tak jauh berbeda dengan pakaian, letakkanlah semua buku di lantai. Hal ini memang terkadang menimbulkan protes dalam diri kita, kenapa harus dikeluarkan dari rak. Padahal bisa saja kita memilah sambil tetap terpajang di sana. Tapi percayalah, itu tidak efektif. Karena akan berbeda perasaan yang kita rasakan saat melihatnya menumpuk dan saat memegangnya satu persatu. Akan lebih mudah mengevaluasinya. Ini akan membantu kita untuk lebih selektif membedakan mana yang akan dipertahankan dan mana yang akan direlakan. 

Beberapa buku mungkin ada yang menjadi favorit kita, yang akan kita baca berulang kali. Namun ada juga buku yang belum pernah dibaca sekalipun. Jika ada perasaan akan dibaca kapan-kapan, besar kemungkinan itu tidak akan pernah terjadi. Jadi lebih beranilah untuk melepaskan. Karena, buku yang baik pun, di saat kita mendonasikan, atau menjual kembali, insya Allah akan membawa manfaat bagi kita dan orang lain juga tentunya.

Kertas

Untuk kategori yang satu ini bisa dikatakan sedikit lebih merepotkan dibandingkan buku. Karena ternyata kertas itu beragam dan menyebar dimana-mana. Mulai dari kertas sekolah anak, garansi barang, kertas pengumuman, surat kabar bahkan struk belanjaan. Dan ketika dikumpulkan ternyata sangatlah banyak. Dan kenyataan yang harus kita telan, bahwa sesungguhnya hampir semua kertas itu seharusnya dibuang. Bahkan kertas seminar yang kita ikuti, saat kita mengatakan akan mempelajarinya kapan-kapan, sekali lagi kemungkinan itu tidak akan pernah terjadi. 

Jadi pertahankanlah kertas yang benar-benar digunakan, seperti kertas formulir yang harus diisi, surat kontrak atau surat kabar yang akan dibaca. 

Komono (pernak-pernik)

Berbeda dengan kategori-kategori sebelumnya, pernak-pernik ini terdiri dari berbagai macam benda. Dan seringkali, barang-barang ini dikumpulkan tanpa maksud yang jelas. Beberapa contoh adalah suvenir pernikahan yang kenyataannya tidak digunakan, kotak barang elektronik, kabel yang tidak teridentifikasi, barang rusak, dan masih banyak yang lainnya. Dan barang ini menghabiskan banyak ruang di penyimpanan kita. 

Untuk itu, sudah saatnya melakukan pemilahan. Untuk memudahkan pemilahan, beberapa hal bisa kita bagi berdasarkan jenisnya, seperti CD/DVD, alat kosmetik, aksesori, alat elektronik (seperti kabel,kamera, baterai), alat tulis, alat jahit, perlengkapan rumah tangga (seperti detergen, sabun), alat dapur dan lain-lain. 

Barang bernilai sentimental

Ini memang menjadi hal yang paling terakhir dilakukan karena ini barang yang paling sulit dibuang karena bersifat sentimental. Kita menjadi takut, jikalau kita membuang barang tersebut, kita juga membuang kenangan di dalamnya. Padahal kenangan yang memang berharga tidak akan hilang walaupun kita membuang barang yang terkait di dalamnya. 

Selain itu, seringkali barang sentimental ini berakhir dikirim ke tempat lain seperti rumah orang tua. Kotak demi kotak pun akan menumpuk. Dan kotak itu hampir tidak akan pernah dibuka kembali. Dan rumah orang tua pun seperti menjadi gudang penyimpanan saja. Coba kembali memikirkan perasaan mereka. Bukankah mereka juga mendambakan ruangan yang rapi dan indah, bukan ruangan dengan tumpukan kotak-kota kardus.

Jika dalam memilah kenangan ini kita merasa kesulitan, sadarilah bahwa masa lalu ini akan terus bergelayut dalam diri kita. Coba relakanlah dan mulai menata kehidupan dengan lembaran baru agar kita bisa bergerak maju. Ingatlah bahwa rumah yang kita tinggali ini adalah untuk kita sekarang bukan untuk kita di masa lalu. 

Penyimpanan

Setelah proses pemilahan selesai, selanjutnya adalah penyimpanan. Untuk kegiatan yang satu ini hal penting yang harus dilakukan adalah bahwa setiap barang harus memiliki tempatnya sendiri. Karena jika suatu barang tidak memiliki tempat penyimpanan khususnya, akan membuat kita menyimpan secara asal dan akhirnya berlanjut dan inilah yang menjadi cikal bakal rumah kembali berantakan. 

Berbeda halnya jika kita memiiliki tempat yang dikhususkan untuk suatu barang, maka di saat selesai menggunakannya atau di saat menemukan barang tersebut di suatu tempat, kita akan dengan mudah mengembalikannya ke tempat asalnya. Sehingga akhirnya di dalam rumah akan tercipta sistem yang berujung kepada mempertahankan kerapian. Jadi akhirnya kita hanya cukup berbenah sekali, bukan terus menerus tanpa henti seperti sebelumnya bukan?

Begitulah inti dari kegiatan berbenah ala Konmari ini. Ini bukan hanya tentang mencapai kerapian saja, namun juga menyelami kembali perasaan kita terhadap barang yang kita miliki, mengekspresikan rasa syukur akan manfaatnya selama ini, dan juga menata hati dan pikiran kita untuk memulai lembaran baru hidup kita.

Akhir kata, satu hal yang juga sadari adalah bahwa berbenah itu ternyata menyenangkan ya.. Jadi, berbenahlah dan berbahagialah.. 

  • 16 Comments

About Me



Hi.. I'm Vivi Machzery

Indonesian. Full time mom who love sewing and crafting. Simply living a happy life with my husband, ismail, and my daughter, Qina, as a cochlear implant user.
Enjoy your visit here.. thank you..

Contact me on machzery@gmail.com

Follow Us

  • instagram
  • facebook
  • twitter

Labels

  • Blogging
  • Books
  • C'est la vie
  • Cochlear Implant
  • DIY Project
  • Lifestyle
  • My family
  • My kitchen
  • Qina's diary
  • Sewing Project
  • Side story
  • Thoughts
  • Travelicious
  • Wordilicious

Community

1minggu1cerita

Arsip Blog

  • ►  2024 (6)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2021 (12)
    • ▼  November (1)
      • Pengalaman Uji Emisi Mobil di Area Cibubur
    • ►  Oktober (2)
      • Seo Moms Community, Komunitas Belajar SEO Secara M...
      • 5 Buku Ilustrasi yang Menarik untuk Dibaca
    • ►  September (1)
      • Belajar Congkak
    • ►  Juli (1)
      • Pengalaman Membawa Anak ke Dokter Gigi
    • ►  Juni (1)
      • Membangun Komunikasi Digital yang Efektif
    • ►  Mei (2)
      • Hal-hal yang Sering Ditemui Saat Lebaran
      • Ketika Jalannya Pekerjaan Terasa Menyesakkan
    • ►  April (1)
      • Hal yang Perlu Dilakukan Setelah Menggunakan Impla...
    • ►  Maret (1)
      • Membangun Kesadaran Berbenah dengan KonMari
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2017 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2015 (5)
    • ►  Desember (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (9)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (10)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2012 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (5)

instagram

INSTAGRAM

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top