Menarik Kembali Ingatan Pada Sebuah Buku


Sore itu saya membersihkan rak buku yang sudah mulai berdebu. Walaupun buku-bukunya sudah berdesakan di dalam sana, tapi tetap saja debu bisa menemukan tempat yang nyaman bagi mereka di antara sela yang tak terlihat sekalipun. Cukup butuh waktu sebelum saya lanjutkan dengan merapikan buku-buku yang sudah mulai maju mundur maju mundur cantik ituh..aaiih.. 

Setelah semua dirasa beres, saya pun melihat satu per satu buku yang ada di sana. Kebanyakan adalah buku yang dibeli oleh suami yang sebagiannya memang belum sempat saya baca. Tapi di antara yang sudah dibaca itu, tiba-tiba saya terpikir untuk mencoba menarik kembali ingatan tentang isinya satu per satu. Minimal pesan yang terkandung di dalamnya. Atau jika itu novel fiksi misalnya, paling tidak bisa mengingat kejadian-kejadian menarik dan alur cerita yang dihadirkan di sana.


Saya pun mencoba menghitung berapa hal penting yang bisa saya hadirkan kembali jika ditanya tentang isi buku tersebut. Dan sungguh mengejutkan, dari beberapa buku, tenyata hanya satu dua hal yang saya ingat. bahkan ada yang cuma hmm..apa ya... Entah memang bukunya kurang menarik atau memang ingatan saya yang sudah tumpul. Tapi kalau memang ada masalah dengan ingatan, kenapa ada buku yang begitu banyak yang berhasil saya ingat. Salah satunya adalah pemenang sore itu, yaitu novel terjemahan Saga no Gabai Bachan ( Nenek Hebat dari Saga) karya Yoshichi Shimada.





Bukunya sudah begitu menguning karena memang sudah sangat lama saya baca. Tapi yang membuat saya kagum adalah kenapa buku ini yang berhasil melekat di ingatan saya. Karena penasaran, saya coba membuka dan membaca kembali beberapa kalimat..lalu tanpa sadar sudah beberapa halaman... Dan aaah... seketika saya akhirnya tersadar, buku ini sangat sederhana namun sangatlah menyentuh dan begitu hangat bahkan pada "gigitan pertamanya". Inilah yang membuat saya sulit berhenti membacanya. Ya, sepertinya saya jatuh cinta pada buku ini hingga kisahnya begitu melekat di kepala saya. 

Buku ini adalah kisah nyata dari si penulis yang dulunya bernama Akihiro Tokunaga. Setelah ayahnya meninggal karena radiasi bom Hiroshima, ibunya yang tak sanggup menghidupi Akihiro akhirnya harus menitipkannya untuk tinggal bersama neneknya di Saga. Tapi kenyataanya kehidupan di Saga pun bisa dikatakan lebih miskin lagi. Namun, di tengah kemiskinan itu, sang nenek selalu punya akal cerdas untuk menyambung hidupnya dengan tetap selalu ceria. Baginya kebahagian itu bukanlah ditentukan dari uang, namun ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita.
Ada dua jalan buat orang miskin. Miskin muram dan miskin ceria. Kita ini miskin yang ceria. Selain itu karena bukan baru-baru ini saja menjadi miskin, kita tidak perlu cemas. Tetaplah percaya diri. Keluarga kita memang turun-temurun miskin."

Itulah sedikit gambaran buku tentang nenek Asano, nenek hebat dari Saga, yang berhasil membuat saya jatuh cinta. 

Memang dari sekian banyak buku dengan cover yang menarik, penulis terkenal hingga ilustrasi yang unik, belum tentu membuat kita jatuh cinta. Bahkan dari kesederhanaan sebuah tulisan yang begitu tulus mengalir, bisa membuat hati berdebar. Paling tidak, itu yang bisa saya rasakan sore itu..

Dan coba..sesekali tariklah kembali ingatanmu pada sebuah buku dan tanyakan..
"buku apa yang berhasil membuatku jatuh cinta?"

You Might Also Like

2 komentar

  1. aku setuju bahwa buku yang hebat tidak perlu banyak berusaha. kadang bercerita dengan kejujuran, sesederhana itu, yang membuat sebuah buku istimewa. btw aku jadi ingin baca juga bukunya, makasih sharingnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup..betul sekali.. hayoo mba..dibaca...semoga suka juga ya..hehe..😁 btw, salam kenal ya..

      Hapus