Pencarian SMP untuk anak saya memang sudah dilakukan jauh-jauh hari. Tak mudah memang mencari sekolah yang sesuai dengan hati. Jika pun cocok bisa jadi tidak cocok dengan kantong misalnya. Beberapa hal bisa menjadi pertimbangan dalam memilih sekolah ini,  beberapa di antaranya adalah :
  • Lokasi sekolah, jika ditempuh dengan jarak yang lumayan jauh, apalagi rute yang ditempuh harus melewati macet, tentu bisa menjadi pertimbangan. Namun, jika ada kemudahan antar jemput, tentu bisa menjadi solusi dalam hambatan yang satu ini.
  • Sistem dan visi misi sekolah, setiap sekolah tentu membawa visi misi yang berbeda. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang hal ini, perlu untuk mengikuti open house yang biasanya dilaksanakan oleh sekolah tersebut agar kita bisa mengenal sekolah yang akan dituju.
  • Tenaga pengajar dan staf. Tenaga pengajar tentu menjadi garda terdepan di sekolah yang akan membimbing anak-anak kita selama masa persekolahan. Mendatangi sekolah disaat-saat hari biasa, dan melihat bagaimana hubungan mereka dengan murid-murid bisa menjadi alat bantu untuk mengambil keputusan. Karena di saat itulah kita bisa melihat secara lebih nyata bagaimana pola pengajaran dan cara guru mengajar anak di sekolah. 
  • Fasilitas, tentu hal satu ini tidakbisa menjadi tolak ukur. Bagi saya pribadi, ini hanyalah bonus. Sekolah yang sederhana dengan fasilitas terbatas belum tentu lebih buruk ketimbang sekolah mewah dengan banyak fasilitas. Jadi, tentu ini tidak menjadi tolak ukur yang wajib. Namun, jika membandingkan sekolah dengan poin yang sama, bisa jadi lihatlah fasilitas dan kondisi sekolahnya. 
  • Sistem inklusi, ini adalah hal yang paling penting bagi saya. Karena anak saya memang termasuk anak yang berkebutuhan khusus. Ia mengalami gangguan pendegaran sangat berat, namun sudah menggunakan implan koklea untuk membantunya mendengar.  Jadi yang bisa menerimanya adalah sekolah dengan sistem inklusi. Namun, seberapa siap mereka membimbing anak saya, tentu perlu dinilai dan dipertimbangkan dengan seksama.

Saya pun mencari sekolah dengan pertimbangan-pertimbangan di atas. Namun, ternyata tidak banyak yang sreg di hati. Hanya tiga yang menjadi kandidat. Dan kami pun mendaftarkan Qina ke sana. Proses seleksi pun diikuti. Namun, salah satunya akhirnya dibatalkan karena kami merasa Qina akan kesulitan karena sekolah ini menggunakan bahasa Inggris dan Arab juga. Jadi, kami merasa Qina akan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran nantinya. 

Satu sekolah yang lain pun akhirnya lulus. Kami pun bisa melakukan pendataran ulang. Namun, dikarenakan Qina adalah anak berkebutuhan khusus, kami pun dipanggil ke sekolah dan mendapatkan informasi mengenai sistem pembelajaran yang kemungkinan akan diterima Qina. Di sana kami baru tahu,  jika kemungkinan dia akan dipisah di hampir semua pelajaran dan digabung dengan murid berkebutuhan lainnya. Hal ini membuat kami ragu karena pembelajaran terpisah seperti ini bukan menjadi pilihan kami. Karena selama di SD pun Qina sudah bergabung di kelas biasa dan dia pun bisa mengikuti pembelajaran. Dan kejaran kami untuk Qina adalah agar ia bisa menghadapi dunia yang beragam dan bisa menyesuaikan diri dengannya. Sehingga kami pun mengundurkan diri.

Nah, tinggal satu sekolah lagi yang memang menjadi favorit saya. Saya sudah daftar di sini jauh-jauh hari. Namun, anak berkebutuhan khusus memang banyak yang mendaftar di sini. Dan ternyata akhirnya Qina pun tidak mendapatkan kuota. Sehingga tidak bisa bersekolah di sini.

Saya pun berfikir,apa jalan yang telah Allah sediakan untuk kami. Segala ikhtiar kami lakukan dengan tetap berdoa dan berserah diri padaNya. Akhirnya muncul ide untuk sekolah online di SMM (Sekolah Murid Merdeka). Dalam hati kecil saya, saya memang ingin menjadi guru Qina di rumah. Jika dibarengi dengan sekolah online ini, bisa saling melengkapi. Akhirnya Qina pun ikut trial class-nya, dan dia pun suka dan bersemangat. Setelah mencari informasi dengan orang tua lain yang pernah menyekolahkan anaknya di sini dan mengikuti open house-nya, saya akhirnya merasa tambah yakin. 

Akhirnya kami pun mendaftarkan Qina di sekolah ini. Alhamdulillah, ternyata setelah mengikuti pembelajaran beberapa bulan, Qina sangat menikmatinya. Bahkan metode dan kesiapan bahan dan sistemnya sudah sangat matang. Guru-guru yang mengajar pun sangat seru. Proses pembelajarannya pun tidak membosankan. Semuanya memang di atas ekspektasi saya.

Saya pun kembali bersyukur kepada Allah atas petunjuknya kepada kami. Kegagalan dalam mencari sekolah, jangan membuatmu berkecil hati. bisa jadi itu memang jalan terbaik yang disediakan Allah untukmu. Semoga Qina bisa mengikuti pendidikannya dengan baik dan menjadi murid yang sukses dan bisa beradaptasi dan mandiri. 


  • 0 Comments
Tak terasa sudah enam tahun Qina menjalani masa-masa sekolahnya di sekolah dasar. Perasaanku semakin tercekat setiap mengantar Qina di hari-hari terakhirnya bersekolah di sini. Bahkan air mata pun tak terbendung saat menerima rapor terakhirnya. Saat kata-kata bahwa Qina sudah lulus dilontarkan oleh gurunya, tangisku pun pecah, yaa..di hadapan gurunya.. Wuaaa.. Tampaknya hanya saya satu-satunya orang tua yang menangis di sana. haha..

Ya, bagi kami, Qina bisa bersekolah di sekolah umum bersama anak-anak lainnya memanglah istimewa. Mengingat Qina memiliki gangguan pendengaran sangat berat hingga menggunakan implan koklea. Bahkan, masih jelas di ingatan saya saat pertama kali membawa Qina ke sekolah ini. Kami disambut oleh kepala sekolah. Selagi kami berbincang-bincang dengan bagian administrasi, Qina diajak bermain di playground oleh kepala sekolah. Di sana Qina diajak bermain dan berkomunikasi. Dan komunikasi dengannya memanglah sangat sulit saat itu. Kemampuan bahasa dan kosa katanyanya masih sangat sedikit. Tapi sekolah menerimanya dengan hangat. Dan perjalanan Qina di sekolah pun dimulai. 

Bukan hanya saat penerimaan, namun kenyataannya selama proses pembelajaran, guru-gurunya sangat sabar menemani dan membantu Qina. Bahkan, gurunya menyempatkan memberikan bantuan dengan flash card untuk membantu menambah kosa kata Qina. Bukan hanya guru, teman-teman Qina pun sangat baik menghadapi Qina. Bahkan di saat guru-guru tidak paham apa yang Qina ucapkan, teman-temannya akan membantu. Saya melihat bahwa sekolah ini memang menciptakan lingkungan yang hangat untuk Qina. Hingga saya bisa merasakan kemampuan berbahasa Qina meningkat dengan pesat.

Di sanalah saya bisa menemukan potensi-potensi dan minat yang Qina punya. Ternyata Qina menyukai pelajaran matematika dan IPA. Ia juga menyukai kegiatan kemping dan field trip. Bahkan di setiap ada kegiatan yang diadakan sekolah, ia akan sangat bersemangat dan tidak sabar menunggunya. Bahkan ia akan membuat editan foto atau video untuk kegiatan tersebut. Ya, minatnya untuk mengedit tersebut tampak kental. Bahkan didukung juga minat mewarnai dan menggambarnya yang tiba-tiba muncul entah darimana. Bahkan saat TK dan SD kelas satu sampai empat, bisa dikatakan tidak terlihat sama sekali. Bahkan kemampuan menggambarnya bisa dikatakan tampak seperti anak TK. Akhirnya kami mengikutsertakannya di kelas graphic design secara online. Dan Alhamdulillah Qina bisa dan bersemangat mengikuti kelasnya. 

Melihat perkembangan-perkembangan Qina ini, saya menyadari bahwa jangan khawatir musim semi akan usai, bisa jadi ia hanyalah bunga yang terlambat berkembang. Jadi, tak perlu takut..lanjutkan saja musim seminya..

Di sekolah ini jugalah akhirnya saya memutuskan Qina untuk menutup auratnya dan menggunakan hijab. Alhamdulillah, pihak sekolah mendukung bahkan menyediakan baju seragam yang panjang untuk Qina. 

Begitulah sedikit cerita saat Qina bersekolah di Sekolah Citta Bangsa. Sekolah yang hangat dan menganggap setiap murid itu cerdas. Terima kasih kami ucapkan kepada pihak sekolah, guru bahkan teman-teman Qina untuk selalu menerima dan membimbing Qina dengan kesabaran dan kehangatannya. Semoga Sekolah Citta Bangsa semakin maju dan sukses ke depannya. 

Terakhir, selamat atas kelulusanmu ya Nak.. Selamat menjalani petualangan yang baru. Semoga Allah selalu membimbingmu ke jalan yang baik dan benar. Tetap semangat dan pantang menyerah ya Nak...Kami selalu menyayangimu..
  • 0 Comments
Tulisan ini akhirnya ditulis setelah hampir dua bulan kami kembali dari kampung halaman, yaitu Payakumbuh, Sumatera Barat. Perjalanan yang kami lakukan kali ini kembali lewat jalur darat yaitu menggunakan mobil pribadi. Masih dengan Picanto yang sudah berumur sepuluh tahun itu. Si mungil ini memang sudah menemani kami di beberapa kali perjalanan jauh, baik pulang kampung atau pun perjalanan di Pulau Jawa. 

Namun, mengingat umurnya yang sudah tidak muda lagi itu, tentu perlu dilakukan pengecekan ke bengkel terlebih dahulu. Kaki-kaki dan kipas depan yang baru diganti pun turut memberikan ketenangan bagi kami. Ban masih tergolong baru, oli serta aki aman dan AC juga masih dingin. Setelah mobil dirasa siap untuk dibawa perjalanan jauh, kami pun mulai mempersiapkan barang bawaan. Namun, setelah Qina sudah cukup besar, ternyata pakaiannya pun menjadi lebih besar kapasitasnya, sehingga perlu perhatian ekstra saat mempersiapkannya. Menyusun barang-barang yang tentu saja sudah menjadi tugas saya, serasa bermain tetris. Entah bagaimana barang sebanyak itu, akhirnya bisa masuk dengan aman. Tentu saja, tempat istirahat Qina juga perlu disiapkan, agar selama di perjalanan ia bisa istirahat dengan nyaman.

Seperti biasa, perjalanan kami bukanlah perjalanan non-stop seperti kebanyakan pemudik dari Sumatera Barat. Kami memilih untuk menginap dua hari di perjalanan. Uuups... bukan dua hari tapi 4 hari. Kenapa 4 hari? Karena kali ini kami ingin mudik sekaligus mengunjungi beberapa tempat di Sumatera Barat. Hal ini dipicu karena sebagai orang Minang, saya sendiri masih sedikit melakukan perjalanan ke Ranah Minang ini. Saya pun ingin rasanya membawa Qina mengenal Ranah Minang lebih dekat. Yaa.. kali ini kali ini memang terasa lebih road trip keliling Sumbar ya.. Yuks..kita keliling Sumbar sama-sama..

Hari pertama

Kami memulai perjalanan pada pukul 22.15 malam. Sebelumnya, bensin sudah diisi penuh sehingga kami bisa tenang meluncur ke pelabuhan Merak. Oiya, ada yang berbeda pada penyeberangan kali ini. Yaitu tiket harus dibeli online dan kami bisa datang dua jam sebelumnya. Memang ada beberapa kendala yang dirasakan beberapa pemudik contohnya mereka kesulotan memperkirakan jadwal kedatangan di pelabuhan. Apalagi mereka yang dari kota yang agak jauh seperti Bandung misalnya. Namun, saya rasa ini bisa mengurai kemacetan di pelabuhan karena orang-orang akan terbagi kedatangannya sehingga tidak menumpuk di satu waktu. 

Kami sendiri sampai di pelabuhan eksekutif pada pukul 00.20 tengah malam. Selanjutnya kami langsung diarahkan ke bagian antrian kapal. Tak perlu lama menunggu, pukul 01.30 pun kami sudah bisa menaiki kapal dan kira-kira pukul 02.00 kapal pun berangkat sesuai jadwal. 

Saya hanya menunggu di dalam mobil sambil tiduran sebentar. Dan pukul 03.20 pun kapal sampai di Pelabuhan Bakauheni. Hanya 18 menit kemudian, mobil kami pun sudah keluar dan melanjutkan perjalanan. 

Pada pukul 04.15 kami pun berhenti di rest area km 49A. Kami sholat, sahur dan mengisi bensin di sini. Pada pukul 05.08, perjalanan pun kami lanjutkan kembali. 

Kami melewati jalur Muara Enim dan Lahat untuk menuju Lubuk Linggau. Kami akhirnya sampai di Lubuk Linggau pada pukul 17.30 dan langsung membeli Pempek Fenny sebelum menuju Hotel yang kami pesan yaitu Amazing Riverside. Hotel ini tampak dari luar seperti biasa saja. Kami masuk gang dan jalan menurun. Namun, ternyata menyenangkan juga karena kami memilih kamar yang ada balkonnya dan pemandangannya yang mengarah ke sungai. Cukup menyenangkan untuk melepas penat hari itu.

Hari Kedua

Hari kedua ini, kami memang meutuskan berangkat lebih santai atau tidak terlalu pagi, yaitu pukul 09.45. Karena tujuan kami hanya sampai Muara Bungo saja. Hal ini disebabkan karena tujuan kami selanjutnya tidak terlalu jauh dari sana dan kota yang enak untuk disinggahi adalah Muara Bungo ini.

Kami sampai di Muara Bungo pukul 15.00. Kami pun menginap di Merlins Hotel. Hotelnya bersih dan nyaman. Setelah sholat maghrib, kami pun jalan-jalan di dekat hotel dan mencari makanan di sana. 

Oiya, sesaat sebelum kami sampai di Muara Bungo, kami tiba-tiba merasa AC tidak terasa dingin. Merasakan adanya masalah dan tentu tidak nyaman jika harus berkendara dalam kondisi tanpa AC tersebut, kami pun mencari service AC di uara Bungo lewat google. Alhamdulillah kami menemukan bengkel yang bagus. Mereka berupaya mencarikan solusi bagi kami yang memang tidak bisa lama. Seharusnya dilakukan pembongkaran dan penggantian valve, namun karena butuh pengerjaan yang tentu lebih lama, mereka memberikan saran untuk melakukan vakum  agar sumbatannya bisa diatasi. Setelah itu dilakukan penambahan freon. Alhamdulillah dengan cara yang relatif lebih murah itu, AC mobil kami pun bisa bekerja baik sampai sekarang. 

Sehingga perjalanan pun bisa dilanjutkan dengan nyaman. Alhamdulillah..

Hari ketiga

Pada hari ketiga ini kami berangkat lebih pagi, yaitu pukul 06.50. Hal ini dikarenakan tujuan kami selanjutnya adalah Solok, tepatnya di Alahan Panjang. Setelah beberapa jam kami memasuki Sumatera Barat. Sungguh dada terasa berdebar-debar saat kami memasuki Ranah Minang ini. Tak lama kemudian, kami pun memasuki Kota Solo. Saat melewati area Alahan Panjang, perjalanan kami pun disuguhi dengan pemandangan kebun teh. Perjalanannya saja sudah begitu menyenangkan. 

Akhirnya kami pun sampai di tempat penginapan yaitu de'Alahan pada pukul 12.30. Penginapannya berupa dome atau kubah yang sudah dilengkapi kamar mandi dalam. Tersedia juga kafe bagi pengunjung yang ingin menikmati makanan di sana. Namun yang paling istimewa di sana adalah pemandangannya yang begitu indah yaitu pemandangan mengarah ke Danau Di Atas. Bahkan ketika sore harinya kami mencoba keluar dan melihat pemandangan Danau kembar itu yaitu Danau Di Atas dan Danau Di Bawah, serta Danau Talang. MasyaAllah.. Keindahannya pun diikuti oleh cuacanya yang dingin saat malam hari. Jadi jangan lupa membawa jaket ya..

Hari keempat

Pada keesokan harinya, kami memulai perjalanan pada pukul 10.30. Perjalanan selanjutnya kami menuju Pesisir Selatan, yaitu area Mandeh. Untuk itu kami pun melewati Jalan Sitinjau Lauik yang memang terkenal rawan kecelakaan. Jalan yang mendaki dan menurun serta berbelok tajam memang menantang. Namun yang membuat jalan ini mengerikan adalah banyaknya truk-truk yang melwati ajlur ini. Mobil kami pun sempat berada di antara deretan truk-truk besar yang mengeluarkan decit dan suara rem yang membuat kami semakin deg-degan. Namun, Alhamdulillah kami masih diberikan keselamatan oleh Allah dan dapat melewati jalan ini dengan selamat.

Selanjutnya kami mengarah ke penginapan yang sebelumnya sudah kami pesan yaitu Kulik Kayu Resort. Saat melewati jalan menuju penginapan, kami diberikan petunjuk untuk memilih Sei. Pisang. Memang jalur ini lebih dekat, namun ternyata jalurmya sangat ekstrim dan mengerikan. Jalannya yang kecil, berkelok serat mendaki serat menurun juga membuat Picanto kembali bekerja keras. Waah..luar biasa jalur yang harus kami lewati. Namun, sebelum sampai di penginapan, pemandangan kami pun sudah disuguhi dengan pemandangan lautan yang begitu indah dan tenang. MasyaAllah.. Apalagi saat sampai di penginapan, tempatnya sangat estetik. Kamarnya pun luas, bersih dan ditata dengan baik. Berada di pinggir laut bersebelahan dengan hutan bakau dan suara ombak yang tenang menambah rasa syukur kami saat itu. 

Pemilik penginapan pun menawarkan untuk menyewa kapal berkeliling pulau di sekitar sana dan juga snorkling. Kami pun setuju untuk mengikutiya. Wah, pilihan yang tepat. Ternyata menyenangkan sekali. 

Tak sampai di sana, saat makan malam pun kami sudah diberikan ikan bakar yang sudah kami pesan sebelumnya. Alhamdulillah..Nikmat Allah mana lagi yang kami dustakan..

Dan Qina pun sangat menikmati saat di sini. Kegiatan naik kapal, snorkeling dan main pasir sangat ia sukai. Padahal sebelumnya ia tidak mau main pasir. Tapi kali ini inta main lagi. Alhasil keesokan paginya pun ia kembali main pasir dan keberangktan pun ditunda, hehe..

Hari kelima

Selanjutnya, kami berangkat pada pukul 08.15 untuk menuju Payakumbuh. Sebelumnya kami berkeinginan untuk ke Sungai Pua yang berada di kaki Gunung Marapi, yaitu kampung suami saya. Namun, saat itu terjadi banjir lahar dingin yang membuat beberapa jalur terganggu. Sehingga kami pun memutuskan memilih jalur lain yaitu ke Batu Sangkar. Saat berada di perjalanan di Batu Sangkar saya melihat Bawa Istana Pagaruyuang tidak jauh dari sana. Akhirya, kami pun memutuskan untuk menuju ke sana sekalian memperlihatkan rumah gadang ke Qina. Ya, kondisi saat itu memnag panas, jadi memang lumayan gerahdan lemas. Namun, kapan lagi bukan? Hehe..

Setelah puas di sana, kami pun melanjutkan perjalanan ke Payakumbuh. Alhamdulillah kami pun sampai di Payakumbuh sekitar pukul 16.00. Alhamdulillah, senang sekali rasanya bisa menginjakkan kaki kembali di kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota, kampuang nan denai cinto.. Alhamdulillah kami masih diberikan kesempatan bersilaturahmi dengan orang tua dan sanak saudara di kampung.

Begitulah perjalanan mudik tahun 2024 ini. Jika melihat rute yang kami tempuh, ini memang seperti keliling Sumbar ya.. 

Namun, dari setiap perjalanan yang kami lakukan, ada satu hal yang tak terlupakan yaitu bahwa tiada upaya kita sebagai manusia, melainkan hanya karena kuasa dan kehendak Allah lah ini bisa terwujud.

Dalam setiap perjalanan, segala marabahaya bisa saja terjadi. Bahkan ban kami pun sempat sedikit sobek, namun tidak sampai bocor. Namun kami masih diberikan Allah kemudahan dengan bisa mengetahuinya lebih cepat dan melakukan penggantian ban. Alhamdulillah.. Allah tentu akan sellau menguji hambaNya. Namun, dari setiap ujian itu ada kemudahan yang Allah berikan. Maka bersyukurlah.. Semoga setiap perjalanan selalu menambah rasa syukur dan kedekatan kami kepadaNya..

Demikian catatan perjalanan kali ini. Sampai bertemu di perjalanan berikutnya...
  • 0 Comments
Beberapa hari ini ada satu hal yang membuat saya tergelitik, yaitu mengenai suatu kasus korupsi yang menimpa suami seorang artis hingga membuatnya menjadi tersangka. Namun saya bukan bicara mengenai kasusnya, melainkan mengenai jari-jari netizen yang langsung bergerak menghujat sang artis di akun sosial medianya. Namun, ternyata banyak dari mereka yang salah sasaran. Hal ini dipicu oleh nama artis yang berkebalikan. Sebut saja salah satunya bernama "Mba Satu Dua", dan yang satunya "Mba Dua Satu". Nama artis yang saling berkebalikan itu membuat hujatan di akun yang salah sasaran ini tetap berlanjut di beberapa postingan instagramnya. Bahkan ini juga terjadi di postingan yang menyampaikan bahwa ia bukanlah orang yang dimaksud. 

Dan apa yang terjadi selanjutnya, tentu para netizen lain yang menyadari kesalahan ini pun menyerang balik para netizen yang salah tersebut. Saling hujat pun berlanjut di akun mereka. Kata-kata yang seharusnya tidak pantas, juga menjadi bisa terucap begitu saja di kolom komentar mereka. Tak saya lihat pengakuan kesalahan, permintaan maaf atau pun usaha menghapus pernyataan yang keliru tersebut. 

Informasi, emosi dan logika

Kejadian ini membuat saya semakin menyadari bahwa kemudahan informasi yang begitu cepat ini, juga membuat kita terlalu cepat untuk menyerap dan menyimpulkannya. 

Jika dikiaskan saat makan, tidak ada proses kunyah hingga tiga puluh kali lagi, namun langsung telan saja.

 

Semua hampir melibatkan emosi, tanpa logika berpikir lagi. Jika ada suatu informasi, tidak ada lagi pengecekan kebenaran atau sekedar bertanya, "apakah ini benar?". Semua main hantam saja. Pelepasan opini yang tanpa pikir panjang sudah terlalu normal dan biasa. Jika salah, sepertinya tidak malu juga. Kenapa? Karena kita bicara di balik layar, bersembunyi dibalik jari-jari yang sibuk menari di atas keypad. 

Itulah yang terjadi saat ini. Penghakiman dan perundungan sosial yang semakin marak saat ini. Jika dulu seorang maling, bisa dihakimi oleh masyarakat beramai-ramai, Bahkan tak jarang yang salah sasaran juga, karena menjadi korban maling teriak maling. Namun, sesungguhnya saat ini, bukan penghakiman secara fisik, namun juga penghakiman dan perundungan secara verbal di media sosial.

Fenomena ini hendaklah tidak menjadi hal yang biasa dan dibiasakan. Mulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat, hendaklah mulai berusaha untuk menahan diri dan tidak bereaksi terlalu cepat. 

Mulailah menunggu, jeda sebelum bertindak, ambil nafas dan sempatkan mengecek kebenaran sebelum mulai beropini atau mengambil keputusan. Jika tidak bisa, maka  lebih baik diam.

Semoga kita dan masyarakat bisa menjadi lebih bijak dan tidak terjerumus menjadi pelaku kekerasan. Ingatlah bukan hanya mulutmu tapi jarimu juga adalah harimaumu. Maka berhati-hatilah!
  • 0 Comments
Dunia seakan mencoba membuatku gerah belakangan ini. Ada saja caranya untuk membuatku marah, geram dan frustasi. Semua seakan tidak berjalan semestinya. Manusia tampak bukan seperti manusia lagi. Tindak tanduk sudah tidak mulia lagi. Semua mudah saja menjadi biasa dan terbiasa. 

Sebut saja Zionis yang sampai sekarang masih tak memperlihatkan kemanusiaannya. Tidak habis pikir! Jika kumulai mempertanyakan, mengapa mereka tak punya hati? Namun, di antara kejelasan yang telah terjadi, faktanya pun terbuka jelas yang seharusnya tak terbantahkan lagi, masih saja ada bahkan banyak yang membela mereka. Kenapa?!

Kita berada di titik yang sudah tak berdaya untuk menolong mereka. Begitu banyak warga Palestina yang terbunuh. Bayi, anak-anak, bahkan tenaga medis dan jurnalis pun sudah menjadi korban. Dunia seakan diam. Kita pun bingung harus bagaimana. Bantuan pun sulit masuk ke sana. Mereka tak berdaya, kita pun begitu. Aku semakin geram dan frustasi. Hingga aku pun membuat pilihan untuk mulai memboikot produk-produk yang mendukung kaum zionis. 

Namun kenyataannya, banyak yang menyayangkan sikap boikot ini. Mereka berpendapat itu akan menghambat rezeki saudara-saudara kita juga. Mereka juga berpendapat bahwa percuma saja boikot ini dilakukan. Tidak akan berpengaruh. Berada di antara pilihan ini, tak usah ragu. Karena tahukah kalian? Bukan seberapa besar pengaruhnya untuk mereka, 

Namun, ini adalah caraku untuk menjaga kewarasan diriku. Untuk tetap teguh memilih posisi dimana kakiku berpijak, untuk tetap teguh memilih kemana hatiku berpihak. 

Semoga Allah segera mengangkat kesedihan dan penjajahan atas saudara kita di Palestina. 

Tak cuma itu saja. Bahkan Indonesia pun juga membuatku geleng-geleng kepala. Ampun-ampunan rasanya. Para pemimpin rasanya mempertontonkan hal yang tak layak. Hukum yang bisa diatur sesuai keinginan, nepotisme yang sudah tidak tahu malu lagi, pelanggaran yang terang-terangan yang seperti sudah tidak ditutup-tutupi lagi. Semua tampak tidak tahu malu. 

Namun, yang membuatku lebih tak percaya lagi adalah bahwa demikian banyak masyarakat yang mendukung mereka. Ini yang lebih tak masuk akal lagi. Entah bagaimana Indonesia di tahun-tahun mendatang nanti. 

Aku mencoba menarik nafas, sedikit menjauh. Mencoba tak terlalu dalam. Sekali lagi, demi menjaga kewarasanku. 

Ingatlah! Manusia itu hanyalah manusia. Janganlah engkau menganggapnya setara dengan nabi. 

Sepintar apapun, seberkarisma apa pun, segagah apa pun, serendah hati apapun, mereka itu hanyalah seorang manusia. Tak perlu mencintainya terlalu dalam. Tak perlu tundukkan hatimu hanya untuknya. Jika ia salah, akuilah. Dan jika pilihan lain lebih baik, tak perlu malu untuk berpindah dan memilih yang lebih baik. 

Sekali lagi, bukan memilih yang menang. Namun, pilihlah yang lebih baik atau lebih sedikit keburukannya. Pernyataan ini bukan sekedar sampai pemilihan para pemimpin kita, namun hingga nantinya. Sekali lagi, bukan bagaimana hasilnya, namun untuk tetap teguh memilih posisi dimana kakiku berpijak, untuk tetap teguh memilih kemana hatiku berpihak. 

Sekali lagi, tetaplah waras..!!
  • 2 Comments
Tahun baru telah datang, namun yang menjadi fokus pemikiran saya adalah bahwa tahun ini usia saya akan genap 40 tahun. Waaah.. dulu saya merasa bahwa umur 40 itu adalah umurnya om-om dan tante-tante. dan ternyata InsyaAllah sebentar lagi saya akan mengalaminya. Sudah kepala empat euy..!

Namun, sesuangguhnya yang menjadi konsen saya bukanlah masalah sudah tua ataupun sejenisnya.. Namun, bahwa umur 40 itu merupakan saat dimana kebiasaan kita tak akan mudah berubah. Kita akan sulit lepas dari kebiasaan saat mencapai umur 40 tahun tersebut. Jadi ini adalah sesuatu yang harus kita mulai sekarang, bukan nanti menunggu angka 40 tahun itu datang. Sehingga, saya pun berusaha merenungi kembali apa saja kebiasaan-kebiasaan yang ingin saya bentuk dan kembangkan. Sehingga setelah umur 40, itu akan menjadi kebiasaan baik yang menghiasi umur-umur saya nanti. 

Beberapa kebiasaan sudah saya coba beberapa bulan ini, dan semoga itu tetap berlanjut. Beberapa di antaranya adalah :

Mengatur pola makan

Seiring bertambahnya umur, metabolisme kita pun berubah. Tidak seperti dulu lagi. Jika mencoba makan dengan cara yang sama, maka akan mudah sekali untuk mengalami kenikan berat badan. Hars diakui bahwa kita tidak bisa lagi menyamakan pola makan seperti dulu lagi. Sudah tidak bisa makan seenaknya dengan porsi besar. Bukan hanya berat bdan yang akan bertambah, namun juga penyakit akan mudah mendekat. 

Seperti yang pernah saya tulis di tulisan sebelumnya, bahwa pola makan yang saya terapkan bukanlah pola makan yang menyiksa. Bukan pola makan yang sulit untuk saya lewati. Bukan pola makan diet ketat yang akan menurunkan berat badan seara drastis. Namun, pola makan yang saya lakukan adalah pola makan yang mudah dan bisa saya lakukan terus-menerus dan inilah yang akan menjadi kebiasaan nantinya. 

Inti dari pola makan tersebut adalah, mengurangi karbohidrat di setiap makannya, dan perbanyak sayuran. Biasakan mengkonsumsi cuka sebelum makan agar bisa mengatur gula darah. Beberapa makanan yang kurang sehat seperti gorengan pun diusahakan dihindari tentunya, namun jika ingin makan pun tentu tidak apa-apa hanya porsi kecil, ya..cukup satu saja misalnya. Intinya tidak berlebihan. 

Waktu makan pun juga diusahakan sebelum malam sudah tidak dilakukan lagi. Dan saat pagi hari, biasakan menunda sarapan semampunya. Ini berhubungan erat juga dengan intermittent fasting, yaitu mengtur jendela makan dan puasanya. 

Setelah beberapa waktu saya melakukan cara ini, Alhamdulillah perut terasa lebih enak, maag pun membaik, dan berat badan turun. namun, rasanya saya tidak melakukan diet berat. Lambung pun sudah lebih mengecil dengan sendirinya. Jadi, sedikit makan pun sudah kenyang. 

Olahraga sederhana

Melakukan olahraga di sela kesibukan sehari-hari memang tidaklah mudah. Keinginan memang ada untuk melakukan olahraga ini dan itu, namun kenyataannya terhambat oleh kegiatan lain yang sulit dilepaskan. Akhirnya saya menemukan olahraga yang ternyata sangat bagus, murah dan tidak memakan banyak waktu, yaitu jalan kaki. 

Jalan kaki minimal 30 menit, ternyata sangat cukup membuat badan bugar. Bahkan jika dilakukan pada pagi hari bisa membuat kita bersemangat untuk menghadapi hari. Kegiatan ini pun bisa kita selipkan di keseharian kita. Dan untuk memulainya,memang tidak boleh banyak mikir. Tapi, lakukan saja.. InsyaAllah nanti akan ketagihan, hehe.. 

Tahsin atau memperbaiki bacaan Al Quran

Membaca Al Quran, walaupun sudah dilakukan sejak kecil,  namun kenyataannya bacaannya masih banyak yang salah dan perlu diperbaiki. Bahkan ada beberapa aturan yang sering kita lewatkan. saya sudah mencaoba mendaftar online untuk tahsin ini,   Namun ternyata jadwalnya masih belum dapat. Akhirnya saya mendapatkan info bahwa mesjid dekat rumah memiliki kelas tahsin. Awalnya saya gugup dan malu juga. Namun, akhirnya saya pun mencoba mendaftar, Dan ternyata kelas tahsinnya sangatlah menyenangkan. Memiliki komunitas yang sama-sama belajar pun menambah semangat dan ghiroh dalam islam. Alhamdulillah.. Jadi, jika ingin belajar Al Quran tidak perlu malu, datang dan mendaftar sajalah.. Coba ikuti, insyaAllah akan merasakan aura dan semangat yang berbeda. Tidak sabar rasanya menunggu hari tahsin datang kembali.

Belajar Bahasa Arab

Belajar bahasa Inggris tentu sudah biasa. Namun, suatu saat saya terfikirkan untuk mulai mempelajari bahasa arab. Karena bahasa arab ini adalah bahasa Al Quran. Sholat yang kita lakukan setiap harinya pun menggunakan bahasa Arab. Ingin rasanya bisa mengerti arti dan memahaminya. Tentu saja belajar sendiri bagi saya pribadi akan sulit. Lewat kuliah bahasa arab juga tentu sulit. 

Akhirnya, keinginan saya dikabulkan oleh  Allah. Ada jalan keluar yang memudahkan saya untuk mulai belajar, yaitu belajar online. Sistemnya adalah, setiap hari Jumat, materinya akan dibagikan lewat whatsapp. Materi berupa video, pdf dan lewat buku yang sudah dinfokan untuk dimiliki. Ada tugas hafalan dan kuis yang harus diisi. Lewat tugas ini kita dipaksa untuk disiplin dan tergerak untuk terus berusaha belajar. Lewat kuis pun kita bisa menilai kemampuan kita saat itu.  Setelah beberapa bab akan ada penilaian akhir untuk menentukan kita lulus atau tidak. Jika lulus, makan bisa melanjutkan ke level berikutnya. Namun jika tidak lulus bisa mengulangi kembali. 

Menghafal Al Quran (surat pendek)

Menghafal Al Quran di umur sekarang memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, tentu itu bukan menjadi penghalang. Mulailah dengan Juz 30, yang berisi surat-surat pendek yang akan menjadi modal kita saat bacaan sholat nanti. Saya pun sudah mencoba menambah hafalan surat pendek ini. Namun, ternyata kebiasaan untuk membaca surat itu-itu saja sangat sulit dihilangkan. Jadi, saya berpikir untuk membuat catatan nama-nama surat pendek dan menentukan kapan dibaca. Jadi, sebelum sholat, cobalah lihat catatan tersebut dan mengingat surat pendek apa saja yang harus dibaca. Sehingga mengulang surat pendek yang itu-itu saja bisa dihindari.

Itulah beberapa kebiasaan yang ingin saya bentuk sebelum umur 40 tahun. Semoga ini bisa menjadi kebiasaan yang baik dan menjadikan kita lebih baik setiap harinya. Aamiin..
  • 1 Comments

About Me



Hi.. I'm Vivi Machzery

Indonesian. Full time mom who love sewing and crafting. Simply living a happy life with my husband, ismail, and my daughter, Qina, as a cochlear implant user.
Enjoy your visit here.. thank you..

Contact me on machzery@gmail.com

Follow Us

  • instagram
  • facebook
  • twitter

Labels

  • Blogging
  • Books
  • C'est la vie
  • Cochlear Implant
  • DIY Project
  • Lifestyle
  • My family
  • My kitchen
  • Qina's diary
  • Sewing Project
  • Side story
  • Thoughts
  • Travelicious
  • Wordilicious

Community

1minggu1cerita

Arsip Blog

  • ▼  2024 (6)
    • ▼  Agustus (1)
      • Pencarian sekolah untuk anak memang tidak semudah itu
    • ►  Juli (1)
      • Saat Qina sudah bukan anak SD lagi
    • ►  Mei (1)
      • Catatan Perjalanan Mudik dan Keliling Ranah Minang
    • ►  April (1)
      • Di Antara Informasi, Emosi dan Logika
    • ►  Februari (1)
      • Menjaga Kewarasan Diri di Antara Pilihan
    • ►  Januari (1)
      • Mulai Membentuk Kebiasaan Baik Sebelum 40 Tahun
  • ►  2023 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2017 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2015 (5)
    • ►  Desember (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (9)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (10)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2012 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (5)

instagram

INSTAGRAM

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top