Menjadi Laki-laki Itu Sulit?

 Beberapa waktu yang lalu saya melihat postingan di instagram tentang percobaan seorang laki-laki yang membawa semangka di perutnya. Bahkan untuk bangun dari tempat tidur saja susah. Percobaan ini adalah tentang mencoba sulitnya menjadi wanita yang sedang hamil. Itu tentu tidaklah mudah, apalagi harus dijalani sembilan bulan lamanya. Belum lagi proses melahirkan yang begitu berat. Dari postingan itu bisa dirasakan bahwa menjadi seorang wanita sangatlah sulit. Selain itu, juga ada tamu bulanan yang rutin datang setiap bulannya, yang terkadang wanita harus merasakan sakit dengan emosi yang naik turun karena ketidakstabilan hormonnya. Bahkan wanita pun pada umumnya terlahir lebih lemah dibandingkan laki-laki. Untuk melakukan pekerjaan mengangkat sesuatu yang berat pun lebih sulit, di saat laki-laki bisa melakukannya dengan mudah. Saya sebagai wanita tentu setuju bahwa itu adalah bagian dari kehidupan sebagai wanita yang harus dijalani. 

Jadi, menjadi wanita lebih sulit dibandingkan laki-laki? Eittss..tunggu dulu..


Walaupun saya seorang wanita, namun saya tetap percaya, bahwa laki-laki ataupun perempuan memiliki keunikannya masing-masing. Bisa dikatakan masing-masingnya memiliki ujian dan beban kehidupan yang berbeda. 




Untuk itu saya mencoba mencari apa saja yang hal-hal yang menyebabkan sulitnya menjadi laki-laki.

Sulitnya mencurahkan perasaan

Hal pertama yang saya tangkap adalah bagaimana seorang laki-laki sulit mencurahkan perasaannya dikala ia mengalami permasalahan seperti patah hati misalnya. Bahkan untuk menangis saja sulit. Seringkali dicap sebagai laki-laki cengeng, bahkan akan terlihat sebagai laki-laki yang lemah. Beda dengan perempuan yang bisa bebas curhat dengan temannya, atau pun menangis sepuasnya. Namun, laki-laki akan lebih sulit untuk melakukan hal yang sama, padahal laki-laki juga manusia biasa yang punya perasaan sedih, galau dan terluka bukan?

Tanggung jawab laki-laki

Seorang wanita akan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Jika ada kesalahan, maka dialah yang harus mempertanggungjawabkannya nanti. Namun, berbeda dengan laki-laki. Seorang laki-laki ternyata tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, namun juga terhadap empat orang perempuan lainnya. Empat orang perempuan tersebut yaitu :

  1. Ibu

Seorang ibu yang mengandungnya akan menjadi tanggung jawab anak laki-lakinya. Walaupun laki-laki itu sudah menikah dan memiliki istri, ia tetap bertanggung jawab terhadap ibunya. Jadi, si anak laki-laki tetap harus memperhatikan ibunya dan mengingatkan ibunya jika melakukan kesalahan. Jadi, jika seorang ibu melakukan dosa sedangkan anak laki-lakinya tidak merawat dan meluruskan jalannya, maka jikalau kelak ibu tersebut masuk neraka,maka ia bisa ikut masuk ke dalam neraka. Berbeda dengan perempuan yang jika ia sudah menikah, suaminyalah yang menjadi penanggung jawabnya yang harus dipatuhi tentunya.

Ini jugalah yang menjadi pengingat saya sebagai istri, bahwa suami saya bukan milik saya sendiri, namun juga milik ibunya. 

Jadi, jangan sampai saya salah mengartikan posisi saya sebagai istri. Seringkali terjadi ketidakharmonisan antara menantu perempuan dan mertua yang mempermasalahkan kehadiran anak laki-lakinya di kehidupannya. Jadi, berikanlah tempat yang luas bagi suami untuk berbakti kepada ibunya tanpa melupakan tanggung jawabnya juga bagi istri dan anaknya. Sampai di sini, bisa dirasakan bahwa sulit juga kan menjadi laki-laki?

 

  1. Istri

Seperti kalimat sebelumnya, bahwa setelah menikah seorang perempuan akan menjadi tanggung jawab suaminya. Jadi, jika saya melakukan kesalahan dan dosa,maka bisa saja suami sayalah yang bertanggung jawab. Jadi, bukan hanya mencari nafkah, namun kewajiban suami yang harus dipenuhi adalah mendidik istri dan mengajaknya ke arah kebaikan. 

  1. Anak perempuan

Seorang ayah, bukan hanya berkewajiban menyekolahkan anaknya, memberikan pendidikan, namun juga mengajarkan tentang akhlak, mengaji, menutup aurat dan menjaga pergaulannya. Bahkan di kehidupan sekarang, rasanya menjaga anak perempuan juga tantangannya lebih sulit. Informasi begitu mudah didapatkan. Jika salah memaknainya saja, bisa-bisa ia akan terjerumus ke dalam hal yang salah.

  1. Saudara perempuan

Adik perempuan maupun kakak perempuan juga menjadi tanggung jawab laki-laki. Maka ia pun harus memperhatikan akhlak dan ibadah saudaranya tersebut. Jadi tetaplah menjaga hubungan yang baik dengan para saudaramu, jangan terpecah belah. Agar senantiasa membuka pintu untuk selalu saling mengingatkan.  

Begitulah tanggung jawab seorang laki-laki. Bukan hanya tanggung jawab yang akan hilang setelah ia meninggal, namun juga dibawa sampai akhirat dan dimintai pertanggungjawabannya nanti.   

Jadi, masihkah kita berdebat lebih sulit mana menjadi laki-laki atau perempuan?


Bagi saya, dua-duanya sangatlah sulit. Perempuan ataupun laki-laki memiliki porsinya masing-masing. Mereka memiliki perannya masing-masing yang membuatnya menjadi berharga. Maka hargailah para manusianya tanpa mempertanyakan ia seorang laki-laki ataupun perempuan. 

You Might Also Like

0 komentar