Kuliner Payakumbuh, di Balik Kesederhanaannya Tersimpan Rasa yang Tidak Sederhana

Beberapa waktu yang lalu, saya mendadak pulang kampung ke Payakumbuh dikarenakan harus mengurus beberapa urusan di sana. Pulang kampung kali ini tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami sekeluarga. Hal itu dikarenakan pulang kampung kali ini tidak dilakukan di saat lebaran atau masa liburan anak sekolah. Hal ini berarti kali ini kami tak harus menghadapi kemacetan, dan semua tempat kuliner pun sudah buka.. Yeaay..!!!

Selain bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan keluarga, pulang kampung memang ajang memuaskan keinginan berburu kuliner. Walaupun banyak masakan padang yang dijual di Jakarta dan sekitarnya, namun untuk rasa memang tak semantap di daerah aslinya. Apalagi di Payakumbuh, untuk harga masih tergolong sangat murah. Jadi, rasanya sangat puas di lidah dan juga di kantong. Ahey…

Nah, untuk tujuan kuliner kali ini, saya tidak ingin mencari yang mewah-mewah. Namun. saya ingin mencari hidden gem yang mungkin tampak sederhana dan beberapa di antaranya tersembunyi namun kualitas rasanya sangat memuaskan. Beberapa tempat yang saya datangi adalah sebagai berikut :

Goreng Baluik Mamak

Baluik atau yang dalam Bahasa Indonesia artinya belut, adalah salah satu makanan kesukaan saya. Apalagi jika belut ini digoreng kering dan dicampur dengan cabe,hmm..rasanya sangat menggugah selera. Dan tempat yang saya datangi ini memiliki goreng belut sebagi masakan spesifiknya. Goreng belut ini dipadukan dengan cabe merah dan cabe hijau. Dua-duanya tentu sama-sama enak, jadi tak perlu bingung untuk memilih yang mana, cukup pesan dua-duanya, hehe.. Ah, hampir lupa, belut goreng ini juga dicampur dengan goreng jengkol loh. Maka nikmat Allah mana lagiyang kamu dustakan? Selain itu, juga tersedia telur barendo dan asam padeh jamur sebagai makanan pendamping yang semakin menambah kelezatan makan siang kami saat itu. 




Untuk lokasi Goreng Baluik Mamak ini, bertempat di jalan Singa Harau, Balai Panjang. Kita perlu masuk ke jalan yang agak kecil sekitar 30 meter dari jalan utama. Di sana terdapat kedai yang cukup sederhana dan dicat dengan warna hijau. Namun jangan terkecoh oleh kesederhanaannya, karena kedai ini hampir selalu ramai oleh pengunjung apalagi saat makan siang. 




Soto Yas

Kedai Soto Yas ini sudah berdiri sejak lama. Berada di dalam pasar Payakumbuh Blok Timur lantai 1C, membuatnya sedikit sulit untuk ditemukan bagi orang yang jarang mendatangi pasar yang satu ini. Tapi tak perlu bingung, cukup tanya saja dengan para pedagang yang ada di sana. Saya pun sampai ke sana dengan cara tersebut, hehe.. 



Soto Yas ini adalah tempat yang biasa saya datangi sejak semasa sekolah dulu. Mama beberapa kali mengajak saya makan di sana. Mama akan memilih soto sedangkan saya akan memesan mie tahunya. Kenangan itu masih melekat di kepala saya bahkan saat kemaren mendatanginya lagi. Dan yang bikin saya kaget adalah penampakannya masih sama. Selain itu wanginya juga masih sama. Sungguh, wanginya masih sama seperti dulu, yaitu wangi mie tahu yang membuat saya tercekat karena mengenang saat dulu ke sana. 

Setelah memandang sekeliling, kami pun duduk dan mulai memesan. Tak perlu bingung, saya pun memesan mie tahu dan suami saya memesan soto. Untuk rasa masih sama seperti dulu. Mie tahu dengan kuah kacangnya terasa gurih dan segar. Setelah menghabiskannya, rasanya saya ingin mencoba sotonya. Karena takut kekenyangan, saya pun memesan soto tanpa nasi. Tapi sungguh kaget, ternyata porsi sotonya menjadi dua kali lipat. Waduuh.. Tapi karena rasanya memang enak, dengan paduan daging keringnya itu, membuat saya tak kesulitan menghabiskannya. Alhamdulillah, makan siang kami kala itu sangatlah nikmat. 




Kedai Nasi Nanak

Kedai Nasi Nanak adalah tempat makan legendaris di Payakumbuh. Tempatnya masih sama sederhana seperti dulu. Bagi penyuka jeroan, tempat yang satu ini adalah tempat yang wajib dikunjungi. Namun, saya yang bukan penyuka jeroan, dendengnya pun enak untuk dinikmati.




Kedai nasi ini sudah buka sejak jam setengah tujuh pagi. Wah, bisa dibilang sarapan di Payakumbuh sungguh berat, hehe.. Namun, walaupun buka sejak pagi, pengunjung pun sudah berbondong-bondong untuk membeli di sini. Memang kedai yang satu ini tak pernah sepi. Jadi tak heran, kalau siang maksakannya sudah habis dan sudah tutup. 

Rumah Makan Mun

Rumah makan yang satu ini terletak di Koto Baru Simalanggang. Ada beberapa tempat makan yang enak di sekitar ini. Namun,  saya memilih ini karena ingin makan gulai ikan saat itu, dan direkomendasikan oleh mama untuk makan di sini. Rumah makan ini juga sudah cukup berdiri. Tempatnya sederhana, dan dapurnya berada di belakang tempat makannya. Saya bisa melihat tungku-tungku untuk memasaknya saat pintu ke dapurnya terbuka. Wah, sudah menjadi rahasia umum, kalau masak dengan tungku memang membuat makanan lebih enak dibandingkan dengan kompor. Ini pun membuat saya semkin bersemangat untuk segera menikmatinya. 




Di sini makanan akan dihidang ke meja pengunjung. Tersedia rendang, dendeng, gulai ikan,  sambal ijo, ikan bakar, ayam goreng, dan masih banyak yang lainnya. Saya sempat bingung mau memilih yang mana. Secara rasa tak perlu diragukan lagi, memanglah enak dan nikmat. 


Begitulah beberapa tempat kuliner di Payakumbuh yang sempat kami datangi. Di balik kesederhanaannya tersimpan rasa yang tidak sederhana.

Semoga Allah memberikan kami kesempatan untuk menikmati kuliner Payakumbuh lagi.. Aamiin..


You Might Also Like

0 komentar