Pentingnya Bicara yang Tidak Penting

Curahan hati wanita khususnya seorang istri beberapa kali kudengar dan coba kurenungkan. Tentu tak jauh dari seputar suami, anak, mertua ataupun orang tua. Kebanyakan adalah permasalahan dengan orang sekitar. Begitu banyak ragam permasalahan dan setiap orang bisa berbeda yang mereka alami yang terkadang sampai sulit dimengerti. Ya, memang terkadang jangan memaksa untuk mengerti, tapi cukup dengarkan saja. Karena wanita seringkali hanya butuh didengarkan bukan?

Namun, dari sekian banyak permasalahan yang saya dengar, ada satu hal yang terasa menggelitik perasaan dan pemikiran saya, yaitu hubungan dengan suami. Beberapa di antaranya berbagi cerita bahwa mereka terasa semakin kaku dengan suami,bahkan di saat berbicara hanya marah-marah saja. Jadi akhirnya mereka berakhir lebih sering diam saja. Ya, logikanya daripada berantem,  lebih baik diam dan tidak mencari masalah baru. Mungkin itu yang mereka rasakan. Namun, akhirnya mereka berakhir diam dan lama kelamaan mereka pun menjadi kaku, dan hubungan pun terasa suram.
 
Bagaimana menghadapi hubungan yang kian suram dan membeku ini? Ya, secara sederhananya, jawabannya tentu perlu dicairkan. Dan caranya itu memang jawaban yang seringkali kita dengar, yaitu memperbaiki komuniksi. Terasa klise? Ya, memang begitulah adanya. Tak perlu jauh-jauh mencari jawabannya. karena memang itulah inti permasalahannya.
 
Namun, bagaimana membangun komunikasi yang kian kaku dan membeku ini? 
Seringkali permasalahan hidup, keuangan dan anak-anakmembuat pikiran menjadi kusut. Perasaan pun terbawa tidak baik,  mood pun menjadi buruk, alhasil bisa rentan menjadi naik pitam dan emosi. Jadi, janganlah memancing emosi di saat seperti ini. Tunggulah di saat mood pasangan menjadi lebih baik. Mungkin setelah mandi, bangun tidur, sebelum tidur atau saat makan. Dan di saat yang cukup santai tersebut, hindari dulu bicara yang serius. Namun bicarakanlah hal yang tidak penting!

Saya menyebutnya hal  yang tidak penting adalah karena hal tersebut bukan hal yang harus diselesaikan,bukan permasalahan yang berat atau keluh kesah yang harus disampaikan. Karena jika menyampaikan hal penting seperti di atas, maka mode seriusnya akan mulai aktif, suasana menjadi tidak santai lagi, tegang dan mungkin mulai memicu bany pikiran dan stres.

Sedangkan hal yang tidak penting, bisa saja cerita lucu yang terjadi di keseharian, cerita selebriti yang menarik, olahraga yang sedang tayang atau lelucon yang mungkin saja garing. Intinya, mulailah membangun komunikasi tidak penting di rumah, yang kita siap menerimanya tanpa mode serius dan hati yang tegang. Saat itulah komunikasi atau saling bicara itu akan terlatih. Ya, saya menyebutnya dilatih. Karena semakin kita sering tidak bicara, maka lama-lama akan terasa canggung bukan? jadi, perlu dibiasakan kembali layaknya tubuh yang menjadi kaku saat sudah lama tidak berolahraga.

Setelah kekakuan hilang, diharapkan akan memunculkan kembali selera humor yang sudah lama hilang. Coba bayangkan dan diingat kembali, kapan terakhir kali kamu tertawa bersama pasangan? Bahkan tidak sedikit yang ternyata sudah lama tidak tertawa dengan pasangannya loh. Padahal mereka bisa bicara dan tertawa di luar sana.
 
Mari hangatkan meja  makan dengan obrolan ringan.. Mari hangatkan rumah dengan canda tawa.. Mari hangatkan hati dengan rasa yang kau kirim lewat cerita..

.



You Might Also Like

0 komentar