Peran Stimulasi Terhadap Kecerdasan dan Perilaku Anak

Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Kasoem Hearing Center. Tema yang diangkat saat itu adalah mengenai pengaruh pendengaran terhadap otak, kecerdasan, dan perilaku anak. Pengisi webinar saat itu adalah dr. Wawan Ahmad Suryawan, SpA (K), yang merupakan dokter dan konsultan tumbuh kembang anak. 



Saya sendiri sangat tertarik dengan tema webinar kali ini. Bukan hanya karena Qina sebagai pengguna implan koklea, namun juga saya melihat ada banyak pertanyaan yang muncul saat membesarkan dan mendampingi tumbuh kembangnya. Saya masih ingat dulu beberapa orang, bahkan ahli di bidangnya, mempertanyakan kecerdasan Qina, karena saat itu ia masih sangat sulit memahami bahasa, padahal sudah cukup lama mengunakan implan koklea untuk membantunya mendengar. 

Setelah mengikuti webinar ini, memang banyak ilmu yang bisa saya ambil. Ini bukan hanya ilmu bagi anak yang mengalami gangguan pendengaran, tapi juga ilmu bagi anak-anak lainnya. Sehingga ingin sekali saya dokumentasikan di sini. 

Mengenal Perkembangan Otak

Otak terdiri dari sel-sel otak dan jaringan koneksi antar sel. Sel-sel otak ini akan terbentuk dan mengalami pematangan, dan yang menjadi bahan dasarnya adalah nutrisi. Jadi, jika ingin sel-sel otak anak berkembang dengan baik, maka berikanlah nutrisi yang baik, berupa makanan yang bergizi dan seimbang. Saya rasa ini sudah menjadi ilmu yang sudah diketahui semua orang bukan? 

Namun, ada satu hal lagi yang menjadi hal penting dalam perkembangan otak tadi, yaitu jaringan koneksi antar sel. Seperti jalan dan jembatan yang menghubungkan satu tempat ke tempat yang lain, jaringan koneksi ini sangatlah penting agar otak bisa berkembang secara maksimal. Namun,yang menjadi bahan dasar jaringan koneksi bukanlah makanan, namun adalah melalui stimulasi. Stimulasi di sini contohnya adalah kegiatan interaktif yang dilakukan oleh orang tua maupun pengasuh dengan si anak. Hal ini juga bisa didapat melalui proses pembelajaran dalam melakukan berbagai kemampuan. Jadi, walaupun anak diberikan makanan yang bergizi, namun tidak dibarengi dengan pemberian stimulasi yang baik, maka otak anak tidak akan berkembang secara baik dan maksimal.

Dampak Stimulasi Pada Otak Anak Usia Dini

Sebelum mengalami stimulasi, atau sebelum anak belajar, maka sirkuitnya akan terbatas. Namun, setelah melewati pengalaman belajar , luas sirkuitnya akan semakin besar. Namun, bukan hanya itu saja, sirkuit akan sangat selektif memilih mana yang akan dipertahankan atau pun tidak. Jadi, sirkuit yang sering diajarkan, akan dipertahankan bahkan bisa menjadi permanen. Namun, yang tidak diajarkan tidak akan dipertahankan. Jadi, walaupun luas sirkuit itu memang dipengaruhi oleh genetik, namun, sirkuit tersebut bisa terus diperluas dikembangkan.

Selain itu, stimulasi ini sangatlah penting diberikan saat usia dini. Hal ini disebabkan karena sirkuit otak anak ini akan terbentuk secara kompleks hanya pada masa periode sensitif. Periode sensitif adalah sebuah periode yang hanya terjadi saat usia dini dimana otak masih mempunyai kemampuan membentuk, merubah dan memodifikasi berbagai respon saat anak mendapatkan instruksi. Puncak periode sensitif ini adalah 1000 hari pertama kehidupannya. Jadi, masa-masa emas perkembangan otak anak bukanlah saat masa sekolah, melainkan pada tahun-tahun pertama sejak kelahirannya. Jadi, selain pemberian nutrisi yang seimbang, berikanlah stimulasi yang maksimal untuk mendukung kecerdasan otaknya.

Kecerdasan dan Perilaku

Setiap tahapan kecerdasan dan perilaku anak adalah berdasarkan sirkuit otak. Perkembangan sirkuit ini bisa digambarkan seperti gunung. Ada masa-masa puncak perkembangan yang akan dilewati dan akan menurun setelahnya. Tentu saat puncak ini sangatlah penting karena masa-masa keemasan sirkuit otak menerima stimulasi dan berkembang dengan maksimal. Sirkuit ini juga mulai berkembang sejak dalam kandungan.

Sirkuit yang pertama kali terbentuk adalah sirkuit melihat dan mendengar. Barulah diikuti oleh sirkuit bicara dan bahasa. Setelah itu, diikuti oleh kecerdasan kompleks. Untuk sirkuit bicara dan kecerdasan kompleks akan mengalami puncak perkembangannya pada umur dua tahun lalu setelahnya akan mengalami penurunan. Namun, berbeda dengan sirkuit melihat dan mendengar, ini mengalami puncak perkembangannya di umur enam bulan yang selanjutnya akan mengalami penurunan. Maka, penting sekali pemberian stimulasi anak untuk mendengar dan berbicara selama enam bulan pertama ini. 

Selain itu, penting sekali untuk deteksi dini pendengaran anak. Deteksi dini bisa dilakukan dengan metode sederhana di rumah, baik dengan memberikan bunyi-bunyian dari arah belakang anak ataupun mencoba memanggil namanya. Jika dirasa perlu deteksi tambahan bisa diperiksakan ke bagian tes pendengaran. Hal ini juga bisa dibaca di tulisan saya mengenai tes pendengaran pada Qina. Hal ini penting dilakukan untuk bisa membuat langkah selanjutnya, apakah akan memberikan alat bantu dengar, implan koklea atau membangun bahasa isyarat. Sehingga dukungan dan stimulasi yang tepat bisa diterapkan.

Namun, jika anak mengalami keterlambatan bicara, ini bukan semata karena masalah pendengaran saja. Karena kemampuan tersebut bukan hanya berhubungan dengan pendengaran saja. Sebagai contoh, ketika kata si anak melihat kucing, maka ada proses melihat (visual) yang bekerja dan salah satu bagian otaknya akan aktif. Namun, jika dikenalkan kata "kucing" maka bagian otak lainnya yang aktif. Setelah kata "kucing" dikenali, maka akan masuk bank data. Selajutnya, akan masuk ke bagian lain dari otak dan disinilah anak akan bicara "kucing". Jadi, untuk proses berbicara, pendengaran memang hal yang paling penting. Namun, anak dengan pendengaran normal, bisa mengalami keterlambatan bicara karena proses untuk bicara melalui beberapa tahap di otak. jadi, sekali lagi, penting untuk memberikan stimulasi yang tepat untuk anak khususnya di masa awal pertumbuhan dan perkembangannya.

Lalu, bagaimanakan stimulasi akan mempengaruhi kecerdasan dan perilaku anak?

Secara sederhananya, perjalananstimulasi tersebut adalah sebagai berikut : stimulasi diberikan kepada anak, lalu panca inderanya menerima baik lewat pendengaran dan penglihatan. Selanjutnya, anak akan memahami yang disebut bahasa reseptif. Setelah itu diucapkan atau menjadi bahasa ekspresif. Inilah yang akan membangun kemampuan komunikasi verbalnya. Komunikasi verbal inilah yang mempengaruhi kecerdasan dan perilaku anak. Sebagai contoh, anak yang memiliki kemampuan verbal yang baik, akan sulit atau tidak bisa mengeluarkan isi hatinya. Ini tentu akan berdampak juga pada emosi anak, selanjutnya mempengaruhi perkembangan perilakunya.

Tips Memberikan Stimulasi pada Anak

Setelah mengetahui hal yang di atas, hal yang utama yang menjadi tugas besar orang tua maupun pengasuh seorang anak adalah pemberian stimulasi. berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dipgunakan saat memberikan stimulasi dan menemani perkembangan anak :
  • Komentari apapun yang terjadi di sekitar anak. Ini akan menjadi input baginya. 
  • Berikan perhatian saat anak tertarik akan suatu hal. Kenalkanlah ia pada hal tersebut.
  • Masukkan kata-kata pada input yang diberikan. 
  • Gunakan satu bahasa saja, sampai si anak paham dan sudah lancar. Setelah itu barulah kenalkan bahasa yang kedua jika ingin memberikan penambahan bahasa pada anak.
Demikianlah tulisan saya kali ini. Terakhir, semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang kecerdasannya membawanya menjadi ahli surga. Aamiin..

You Might Also Like

0 komentar