Suatu siang saya dihubungi oleh Mba Ira, Ira Nurwulan, yang merupakan seorang editor buku. Beliau mengajak saya untuk ikut ambil bagian dalam penulisan buku antologi yang bertemakan kisah orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus. Ya, saya memang orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus yaitu tuna rungu, yang sekarang menggunakan implan koklea. Tak ada masalah bagi saya untuk berbagi masalah ini. Namun, saya merasa tidak punya kemampuan yang cukup dalam menulis buku apalagi nantinya akan dipublikasikan. Ya, memang saya sempat ikut dalam antologi bersama komunitas 1minggu1cerita, namun itu pun saya merasa tidak percaya diri dengan tulisan yang saya buat. 

Namun, di lain sisi, saya juga senang karena berkesempatan mengenalkan anak berkebutuhan khusus kepada orang-orang. Agar kita bisa saling mengenal. Apalagi ini akan menjadi tulisan dari berbagai kebutuhan khusus yang ada. Tentu tidak semua orang bisa berkesempatan mengenal anak berkebutuhan khusus secara lebih dekat. Kebanyakan akan merasa asing dan cenderung bingung bagaimana menghadapinya. Bahkan tentu sebagian lagi banyak yang salah paham. Dengan pertimbangan tersebut, saya akhirnya memberanikan diri untuk ambil bagian dalam penulisan buku ini bersama tujuh penulis lainnya. 




Mengenal Para Penulis dan Buah Hatinya

Seperti yang saya sampaikan di atas, buku ini ditulis oleh delapan penulis, yang terdiri dari tujuh orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus serta satu orang guru yang mengajar di Sekolah Luar Biasa atau SLB. Para penulis tersebut adalah :
  • Farida Pane yang memiliki anak down syndrome
  • Sri Rahayu yang memiliki anak down syndrome
  • Vivi Machzery atau saya sendiri, yang memiliki anak tuna rungu
  • Inka Paramita yang memiliki anak autisme
  • Mawar Firdausi yang memiliki anak autisme
  • Rian Mega Nanda yang memiliki anak cerebral palsy dan microsephaly  
  • Putri Haneen yang memiliki anak lissencephaly atau smooth brain
  • Dina Rahayu yang merupakan guru SLB
Setiap penulis tentu memiliki kisahnya masing-masing. Walaupun memiliki kebutuhan khusus yang sama, namun kendala, dan permasalahan yang harus dihadapi tentu berbeda. Setiap hambatan juga bukan berasal dari kondisi si anak saja, namun juga lingkungan sekitar. Perjuangan yang dilalui hari demi hari demi si buah hati tentu membawa kisah tersendiri. Namun, kesulitan yang dihadapi juga membawa kebahagian bagi setiap orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus ini. Tak jarang pencapaian kecil pun sungguh berkesan dan bermakna. 

Bukan hanya kisah dari sisi orang tua, namun juga dari sudut pandang guru yang mengajar di SLB, Tentu ini menjadi kisah yang menarik bahkan bagi saya sendiri. Bisa dikatakan bahwa Ibu Dina memiliki anak berkebutuhan khusus paling banyak di sini, hehe.. Namun bukan hanya berbagi kisah kesehariannya sebagai guru, namun tulisan beliau juga merangkum berbagai kebutuhan khusus yang ada, sehingga bisa menambah pengetahuan kita tentang dunia special needs.

Siapakah Target Pembacanya?

Menurut saya, target pembaca dari buku ini adalah siapa saja, baik para orang tua dari anak berkebutuhan khusus, maupun mereka yang tidak memilikinya. Tentu bukan hal yang aneh jika buku ini dibaca oleh orang tua yang memiliki abk. Karena buku ini tentu bisa menjadi teman yang membawa perasaan yang sama. Membaca kisah di luar sana yang tentu bisa relate dengan kondisinya, tentu bisa menjadi pengobat hati yang lelah dan gundah. 

Beberapa di antara pembaca juga menyampaikan kepada saya bahwa mereka sangat bahagia membaca buku ini. Selama ini mereka merasa sendiri, dan tak jarang juga yang menutup diri dari dunia luar tentang kondisi anaknya. Namun, setelah membaca buku ini mereka menjadi terhibur bahkan tak jarang yang langsung menghubungi saya sekedar berbagi kisah mereka. Sungguh bahagia rasanya buku ini bisa menjadi pelipur lara bagi sebagian orang. 

Namun, tak hanya bagi mereka para orang tua ABK, orang tua yang  lain yang tak memiliki ABK pun juga memberikan respon yang baik mengenai buku ini. Menurut mereka, dengan membaca buku ini menghadirkan rasa syukur yang berlipat dan menambah empati kepada sesama orang tua yang lain tentunya. Lewat buku ini mereka bisa mengenal dunia yang selama ini asing, bahkan mungkin terkesan aneh. Namun, sedikit kisah-kisah yang diberikan semoga bisa membawa sedikit pemahaman dan mengurangi kesalahpahaman yang sering terjadi kepada anak ABK di luar sana.

Terima Kasih

Demikianlah cerita saya tentang buku "Bukan Berbeda Tapi Istimewa " ini. Saya mohon maaf dengan segala kekurangan yang ada. Dan terimakasih banyak atas dukungan yang diberikan kepada buku ini dan yang terpenting tentu dukungan kepada para orang tua di luar sana, baik dengan anak berkebutuhan khusus maupun tidak. Karena sesungguhnya, setiap keluarga itu memiliki kisahnya masing-masing. 

Tentu kita pernah lelah dalam perjalanannya. Merasa gagal atau berkecil hati. Jika lelah, maka jedalah untuk bergerak kembali. Dan ingatlah, kita tidak terlahir hebat. Kita hanya dibekali kemampuan belajar, maka marilah sama-sama belajar menjadi orang tua, berusaha sepenuhnya dan selanjutnya serahkanlah kepada Yang Maha Kuasa. 

  • 1 Comments
Tangan-tangan itu sibuk memainkan layar ponselnya. Menggeser foto dari yang satu ke foto yang lain. Bergantian membaca caption dan cerita singkat yang disertakan. Mereka pelan-pelan tenggelam dalam dunia layar yang tampak selalu sempurna itu. Semua mudah didapatkan, mulai dari tren terkini, berita viral yang selalu saja menarik minat. Tak ketinggalan perihal dunia artis yang dulu terasa jauh dan glamor, sekarang dengan mudah diintip dan ditiru. Ya..semua kehidupan di luar sana memang tampak begitu sempurna, wajar bukan kalau kita tergoda melihatnya? Dunia kita pun terasa tak ada apa-apanya. Hingga pelan-pelan ingin tampak sama.


Itulah sedikit cerminan keseharian dunia kita saat ini. Semuanya seperti tak rela meninggalkan ponselnya. Merasa resah jika tak melihat dunia lewat layarnya. Tak sabar untuk segera membuka notifikasi. Selalu ingin menjadi yang terdepan dengan tren dan hal baru. Sepertinya semuanya mudah merasa takut, takut untuk menjadi merasa tertinggal atau tidak menjadi bagian dunia saat ini..


Lalu, memang salah untuk takut merasa tertinggal? Toh, kita hidup di zaman modern.. Bukannya harus maju dan tidak boleh ketinggalan? 

Ya, tidak ada salahnya untuk mendapatkan informasi ataupun berita, atau sekedar kabar orang-orang yang ingin kita dengar. Atau mengetahui kehidupan orang lain lewat media sosial mereka. Namun, yang perlu kita sadari adalah apakah semua hal yang kita lihat itu sudah menarik kita untuk mengikuti jalur mereka. Mengikuti setiap tren yang ada, atau pun latah dengan hal baru yang dibawakan. Jika kita hanya takut ketinggalan atau takut dibilang “gak gaul”.. maka berhentilah sebentar. Coba tanyakan kepada hatimu, apakah ini memang mengikuti kata hatimu? Apakah ini sudah sesuai kebutuhanmu? 

Jika jawabannya tidak, maka cobalah untuk berani, berani mengatakan tidak dan kembalilah kepada jati dirimu sendiri. 

Kalau bicara memang tampak mudah ya.. Walau tak semudah itu, tapi juga tidak terlalu sulit kok. Salah satu caranya adalah dengan membalikkan pandanganmu. Jika sebelumnya melihat orang lain, sekarang lihatlah dirimu sendiri. Perhatikan apa yang benar-benar kamu butuhkan, dan sesuai dengan porsimu.

Contoh nyatanya, jika melihat orang-orang berlibur dan healing ke pulau eksotis dan disuguhkan pemandangan laut dari kamarnya, tenaang.. tak perlu iri. Ingatlah kembali kesukaanmu.  Mungkin dengan buku-buku yang kau baca sembari tiduran d kamar. Ditemani cemilan dan segelas teh hangat sudah sangat menenangkan bukan? Atau jika kamu adalah sosok yang aktif, cobalah menikmati olahraga pagi sembari merasakan kebahagian dari setiap keringat dan lemak yang dikeluarkan. 

Intinya, tak perlu meniru dan melakukan hal yang sama. Tak perlu latah dan merasa tren adalah segalanya. Jalani hidup sesuai versimu.

Terakhir, ingatlah bahwa tren tentu akan hilang suatu waktu. Semuanya berputar, naik dan turun bergantian. Jika sibuk mengikutinya, itu tidak akan ada habisnya. Namun, jika mengikuti dirimu sendiri, itu akan menjadi garis yang bergerak naik mengikuti perkembangan dirimu. 
 


 


  • 0 Comments
Beberapa waktu yang lalu, saya mendadak pulang kampung ke Payakumbuh dikarenakan harus mengurus beberapa urusan di sana. Pulang kampung kali ini tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami sekeluarga. Hal itu dikarenakan pulang kampung kali ini tidak dilakukan di saat lebaran atau masa liburan anak sekolah. Hal ini berarti kali ini kami tak harus menghadapi kemacetan, dan semua tempat kuliner pun sudah buka.. Yeaay..!!!

Selain bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan keluarga, pulang kampung memang ajang memuaskan keinginan berburu kuliner. Walaupun banyak masakan padang yang dijual di Jakarta dan sekitarnya, namun untuk rasa memang tak semantap di daerah aslinya. Apalagi di Payakumbuh, untuk harga masih tergolong sangat murah. Jadi, rasanya sangat puas di lidah dan juga di kantong. Ahey…

Nah, untuk tujuan kuliner kali ini, saya tidak ingin mencari yang mewah-mewah. Namun. saya ingin mencari hidden gem yang mungkin tampak sederhana dan beberapa di antaranya tersembunyi namun kualitas rasanya sangat memuaskan. Beberapa tempat yang saya datangi adalah sebagai berikut :

Goreng Baluik Mamak

Baluik atau yang dalam Bahasa Indonesia artinya belut, adalah salah satu makanan kesukaan saya. Apalagi jika belut ini digoreng kering dan dicampur dengan cabe,hmm..rasanya sangat menggugah selera. Dan tempat yang saya datangi ini memiliki goreng belut sebagi masakan spesifiknya. Goreng belut ini dipadukan dengan cabe merah dan cabe hijau. Dua-duanya tentu sama-sama enak, jadi tak perlu bingung untuk memilih yang mana, cukup pesan dua-duanya, hehe.. Ah, hampir lupa, belut goreng ini juga dicampur dengan goreng jengkol loh. Maka nikmat Allah mana lagiyang kamu dustakan? Selain itu, juga tersedia telur barendo dan asam padeh jamur sebagai makanan pendamping yang semakin menambah kelezatan makan siang kami saat itu. 




Untuk lokasi Goreng Baluik Mamak ini, bertempat di jalan Singa Harau, Balai Panjang. Kita perlu masuk ke jalan yang agak kecil sekitar 30 meter dari jalan utama. Di sana terdapat kedai yang cukup sederhana dan dicat dengan warna hijau. Namun jangan terkecoh oleh kesederhanaannya, karena kedai ini hampir selalu ramai oleh pengunjung apalagi saat makan siang. 




Soto Yas

Kedai Soto Yas ini sudah berdiri sejak lama. Berada di dalam pasar Payakumbuh Blok Timur lantai 1C, membuatnya sedikit sulit untuk ditemukan bagi orang yang jarang mendatangi pasar yang satu ini. Tapi tak perlu bingung, cukup tanya saja dengan para pedagang yang ada di sana. Saya pun sampai ke sana dengan cara tersebut, hehe.. 



Soto Yas ini adalah tempat yang biasa saya datangi sejak semasa sekolah dulu. Mama beberapa kali mengajak saya makan di sana. Mama akan memilih soto sedangkan saya akan memesan mie tahunya. Kenangan itu masih melekat di kepala saya bahkan saat kemaren mendatanginya lagi. Dan yang bikin saya kaget adalah penampakannya masih sama. Selain itu wanginya juga masih sama. Sungguh, wanginya masih sama seperti dulu, yaitu wangi mie tahu yang membuat saya tercekat karena mengenang saat dulu ke sana. 

Setelah memandang sekeliling, kami pun duduk dan mulai memesan. Tak perlu bingung, saya pun memesan mie tahu dan suami saya memesan soto. Untuk rasa masih sama seperti dulu. Mie tahu dengan kuah kacangnya terasa gurih dan segar. Setelah menghabiskannya, rasanya saya ingin mencoba sotonya. Karena takut kekenyangan, saya pun memesan soto tanpa nasi. Tapi sungguh kaget, ternyata porsi sotonya menjadi dua kali lipat. Waduuh.. Tapi karena rasanya memang enak, dengan paduan daging keringnya itu, membuat saya tak kesulitan menghabiskannya. Alhamdulillah, makan siang kami kala itu sangatlah nikmat. 




Kedai Nasi Nanak

Kedai Nasi Nanak adalah tempat makan legendaris di Payakumbuh. Tempatnya masih sama sederhana seperti dulu. Bagi penyuka jeroan, tempat yang satu ini adalah tempat yang wajib dikunjungi. Namun, saya yang bukan penyuka jeroan, dendengnya pun enak untuk dinikmati.




Kedai nasi ini sudah buka sejak jam setengah tujuh pagi. Wah, bisa dibilang sarapan di Payakumbuh sungguh berat, hehe.. Namun, walaupun buka sejak pagi, pengunjung pun sudah berbondong-bondong untuk membeli di sini. Memang kedai yang satu ini tak pernah sepi. Jadi tak heran, kalau siang maksakannya sudah habis dan sudah tutup. 

Rumah Makan Mun

Rumah makan yang satu ini terletak di Koto Baru Simalanggang. Ada beberapa tempat makan yang enak di sekitar ini. Namun,  saya memilih ini karena ingin makan gulai ikan saat itu, dan direkomendasikan oleh mama untuk makan di sini. Rumah makan ini juga sudah cukup berdiri. Tempatnya sederhana, dan dapurnya berada di belakang tempat makannya. Saya bisa melihat tungku-tungku untuk memasaknya saat pintu ke dapurnya terbuka. Wah, sudah menjadi rahasia umum, kalau masak dengan tungku memang membuat makanan lebih enak dibandingkan dengan kompor. Ini pun membuat saya semkin bersemangat untuk segera menikmatinya. 




Di sini makanan akan dihidang ke meja pengunjung. Tersedia rendang, dendeng, gulai ikan,  sambal ijo, ikan bakar, ayam goreng, dan masih banyak yang lainnya. Saya sempat bingung mau memilih yang mana. Secara rasa tak perlu diragukan lagi, memanglah enak dan nikmat. 


Begitulah beberapa tempat kuliner di Payakumbuh yang sempat kami datangi. Di balik kesederhanaannya tersimpan rasa yang tidak sederhana.

Semoga Allah memberikan kami kesempatan untuk menikmati kuliner Payakumbuh lagi.. Aamiin..


  • 0 Comments
Ada kalanya Qina mengeluarkan emosinya, tampak kesal dan mukanya berubah memerah dan cemberut. Saya mencoba berbicara baik-baik.  Tapi suara kesalnya semakin kencang. Saya mencoba menarik nafas. Aaaah… tak jarang saya pun ikut terbawa emosi. Saya menjadi sulit menghadapinya. Saya seringkali bertanya-tanya, apa yang dilakukan saat seperti ini. Terkadang saya seperti berada di persimpangan jalan bingung memilih jalan yang mana.
 
Itulah sedikit emosi dan kebingungan saya yang terkadang terjadi di rumah. Emosi itu identik dengan Kita bisa memancing pembicaraan dengannya saat itu. bukan? Namun, ternyata emosi itu bukan hanya emosi marah, tapi juga emosi sedih,  bahagia, kaget,  malu, takut, bahkan jijik. Pertanyaannya, bagaimana sebaiknya kita mengelola emosi ini khususnya pada anak-anak?

Emosi-emosi tersebut ternyata perlu diekspresikan secara tepat. Karena jika ditahan atau diabaikan, lama-lama akan menjadi bom waktu, yang siap meledak kapan saja. Jika tidak meledak, maka emosi kita akan menjadi flat. Emosi flat pada anak, biasanya dipicu oleh bagaimana reaksi orang tua menghadapi emosi anak tersebut. Sebagai contoh, saat anak menangis karena sedih, orang tua akan menanggapi dengan “ jangan nangis, kamu sudah gede”. Hal ini ternyata adalah bentuk pengabaian emosi si anak. Akibatnya terbentuklah emosi flat pada anak. Untuk menghindari hal ini, salah satunya yang perlu dilakukan adalah dengan mengakui emosi itu sendiri. Salah satu caranya dengan ikut bersimpati kepada si anak.




Sejak kapan manusia merasakan emosi?

Emosi sudah ada sejak masih bayi. Menangis dan tersenyum adalah dua ekspresi emosional yang ditunjukkan oleh bayi. Selanjutnya, seiring bertambahnya usia, seperti di umur 3-6 tahun, anak-anak mulai mengenal emosi yang lain, seperti rasa bangga,  malu dan rasa bersalah. Selanjutnya, di umur 6 tahun mulai berkembang rasa takut, seperti takut monster, penculik dan hewan besar. Saat umurnya bertambah, ia juga akan mulai peka terhadap perasaan orang lain, dan mulai berempati. Lalu di umur 8 tahun,  emosi anak mulai berubah-ubah dengan cepat. Namun, ia sudah mulai paham dan menujukkan ketertarikan pada uang.  Saat seperti ini, kita sudah bisa mengajarkan konsep menabung padanya. 

Selanjutnya, di umur 9 tahun, anak mulai bisa mengendalikan emosinya di beberapa waktu. Rasa empatinya sudah semakin kuat. Namun ia akan mulai merasa cemas dan stres dengan pelajaran di sekolah. Kemandirian pun emakin terasah.  

Begitulah emosi ini akan semakin beragam, berkembang dan selanjutnya emosi itu akan lambat laun mengalami kematangan. Salah satu bentuk kematangan emosi pada anak adalah saat ia tahu dan bisa merasakan apa yang orang lain rasakan, atau biasa dikenal dengan empati. Kematangan emosi inilah yang akan membawa anak menuju keberhasilan dalam menjalin hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya. 

Membangun Kecerdasan Emosi Anak

Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi diri dan lingkungan sekitarnya. Agar anak bisa memiliki kecerdasan emosi ini, peran serta orang tua sangatlah menentukan. Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua dalam membangun kecerdasan emosi anak :
  • Jadilah teladan emosi untuk anak
          Anak akan melihat dan selanjutnya meniru apa yang kita lakukan saat mengendalikan emosi. Jika kita adalah orang tua yang pemarah dan tidak bisa mengendalikan emosi, maka tidak heran jika nantinya anak akan menjadi pribadi yang pemarah juga.
  • Menerima emosi sebagai suatu yang wajar
          Mengakui emosi itu sendiriadalah hal yang sangat penting. Jika kita mengabaikan dan menahannya, maka lambat laun akan menjadi bom waktu.
  • Komunikasi dua arah
          Komunikasi dua arah ini salah satu contohnya adalah saling menceritakan emosi. Beberapa waktu yang bisa digunakan untuk membangun cerita dan komunikasi dengan anak adalah saat sepulang sekolah.  Saat itu, anak merasakan hal yang bermacan-macam di sekolah dan kantong emosinya biasanya dalam keadaan penuh.  Selain saat pulang sekolah, kita juga bisa memulai komunikasi saat makan bersama, baik di luar maupun di rumah. Saat seperti itu,  anak biasanya dalam kondisi fresh. Kita bisa memancing pembicaraan dengannya saat itu. Dan yang terakhir adalah saat sebelum tidur. Perasaan mulai tenang, badan pun mulai santai. sehingga tak jarang, saat seperti ini anak-anak lebih mudah untuk bercerita.
  • Bermain dan membangun bonding dengan anak
          Bukan hanya saat belajar dan melakukan tugas rumah bersama, namun kita juga bisa bermain bersama anak. Bermain bersama, apalagi permainan kesukaannya, tentu membuat anak lebih bahagia. Ia tentu senang saat kita berada bersamanya di dalam dunianya. Sehingga ikatan itu pun akan semakin kuat.  Ikatan atau bonding yang kuat inilah yang akan membangun komunikasi dan kedekatan dengan anak. Sehingga anak akan menjadi anak yang cerdas emosinya.


Demikianlah bagaimana emosi bisa begitu beragam dan berubah sesuai kondisi. Namun, akuilah emosi itu dengan sadar, kelola dan ekspresikan dengan baik. 
  • 0 Comments
Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Kasoem Hearing Center. Tema yang diangkat saat itu adalah mengenai pengaruh pendengaran terhadap otak, kecerdasan, dan perilaku anak. Pengisi webinar saat itu adalah dr. Wawan Ahmad Suryawan, SpA (K), yang merupakan dokter dan konsultan tumbuh kembang anak. 



Saya sendiri sangat tertarik dengan tema webinar kali ini. Bukan hanya karena Qina sebagai pengguna implan koklea, namun juga saya melihat ada banyak pertanyaan yang muncul saat membesarkan dan mendampingi tumbuh kembangnya. Saya masih ingat dulu beberapa orang, bahkan ahli di bidangnya, mempertanyakan kecerdasan Qina, karena saat itu ia masih sangat sulit memahami bahasa, padahal sudah cukup lama mengunakan implan koklea untuk membantunya mendengar. 

Setelah mengikuti webinar ini, memang banyak ilmu yang bisa saya ambil. Ini bukan hanya ilmu bagi anak yang mengalami gangguan pendengaran, tapi juga ilmu bagi anak-anak lainnya. Sehingga ingin sekali saya dokumentasikan di sini. 

Mengenal Perkembangan Otak

Otak terdiri dari sel-sel otak dan jaringan koneksi antar sel. Sel-sel otak ini akan terbentuk dan mengalami pematangan, dan yang menjadi bahan dasarnya adalah nutrisi. Jadi, jika ingin sel-sel otak anak berkembang dengan baik, maka berikanlah nutrisi yang baik, berupa makanan yang bergizi dan seimbang. Saya rasa ini sudah menjadi ilmu yang sudah diketahui semua orang bukan? 

Namun, ada satu hal lagi yang menjadi hal penting dalam perkembangan otak tadi, yaitu jaringan koneksi antar sel. Seperti jalan dan jembatan yang menghubungkan satu tempat ke tempat yang lain, jaringan koneksi ini sangatlah penting agar otak bisa berkembang secara maksimal. Namun,yang menjadi bahan dasar jaringan koneksi bukanlah makanan, namun adalah melalui stimulasi. Stimulasi di sini contohnya adalah kegiatan interaktif yang dilakukan oleh orang tua maupun pengasuh dengan si anak. Hal ini juga bisa didapat melalui proses pembelajaran dalam melakukan berbagai kemampuan. Jadi, walaupun anak diberikan makanan yang bergizi, namun tidak dibarengi dengan pemberian stimulasi yang baik, maka otak anak tidak akan berkembang secara baik dan maksimal.

Dampak Stimulasi Pada Otak Anak Usia Dini

Sebelum mengalami stimulasi, atau sebelum anak belajar, maka sirkuitnya akan terbatas. Namun, setelah melewati pengalaman belajar , luas sirkuitnya akan semakin besar. Namun, bukan hanya itu saja, sirkuit akan sangat selektif memilih mana yang akan dipertahankan atau pun tidak. Jadi, sirkuit yang sering diajarkan, akan dipertahankan bahkan bisa menjadi permanen. Namun, yang tidak diajarkan tidak akan dipertahankan. Jadi, walaupun luas sirkuit itu memang dipengaruhi oleh genetik, namun, sirkuit tersebut bisa terus diperluas dikembangkan.

Selain itu, stimulasi ini sangatlah penting diberikan saat usia dini. Hal ini disebabkan karena sirkuit otak anak ini akan terbentuk secara kompleks hanya pada masa periode sensitif. Periode sensitif adalah sebuah periode yang hanya terjadi saat usia dini dimana otak masih mempunyai kemampuan membentuk, merubah dan memodifikasi berbagai respon saat anak mendapatkan instruksi. Puncak periode sensitif ini adalah 1000 hari pertama kehidupannya. Jadi, masa-masa emas perkembangan otak anak bukanlah saat masa sekolah, melainkan pada tahun-tahun pertama sejak kelahirannya. Jadi, selain pemberian nutrisi yang seimbang, berikanlah stimulasi yang maksimal untuk mendukung kecerdasan otaknya.

Kecerdasan dan Perilaku

Setiap tahapan kecerdasan dan perilaku anak adalah berdasarkan sirkuit otak. Perkembangan sirkuit ini bisa digambarkan seperti gunung. Ada masa-masa puncak perkembangan yang akan dilewati dan akan menurun setelahnya. Tentu saat puncak ini sangatlah penting karena masa-masa keemasan sirkuit otak menerima stimulasi dan berkembang dengan maksimal. Sirkuit ini juga mulai berkembang sejak dalam kandungan.

Sirkuit yang pertama kali terbentuk adalah sirkuit melihat dan mendengar. Barulah diikuti oleh sirkuit bicara dan bahasa. Setelah itu, diikuti oleh kecerdasan kompleks. Untuk sirkuit bicara dan kecerdasan kompleks akan mengalami puncak perkembangannya pada umur dua tahun lalu setelahnya akan mengalami penurunan. Namun, berbeda dengan sirkuit melihat dan mendengar, ini mengalami puncak perkembangannya di umur enam bulan yang selanjutnya akan mengalami penurunan. Maka, penting sekali pemberian stimulasi anak untuk mendengar dan berbicara selama enam bulan pertama ini. 

Selain itu, penting sekali untuk deteksi dini pendengaran anak. Deteksi dini bisa dilakukan dengan metode sederhana di rumah, baik dengan memberikan bunyi-bunyian dari arah belakang anak ataupun mencoba memanggil namanya. Jika dirasa perlu deteksi tambahan bisa diperiksakan ke bagian tes pendengaran. Hal ini juga bisa dibaca di tulisan saya mengenai tes pendengaran pada Qina. Hal ini penting dilakukan untuk bisa membuat langkah selanjutnya, apakah akan memberikan alat bantu dengar, implan koklea atau membangun bahasa isyarat. Sehingga dukungan dan stimulasi yang tepat bisa diterapkan.

Namun, jika anak mengalami keterlambatan bicara, ini bukan semata karena masalah pendengaran saja. Karena kemampuan tersebut bukan hanya berhubungan dengan pendengaran saja. Sebagai contoh, ketika kata si anak melihat kucing, maka ada proses melihat (visual) yang bekerja dan salah satu bagian otaknya akan aktif. Namun, jika dikenalkan kata "kucing" maka bagian otak lainnya yang aktif. Setelah kata "kucing" dikenali, maka akan masuk bank data. Selajutnya, akan masuk ke bagian lain dari otak dan disinilah anak akan bicara "kucing". Jadi, untuk proses berbicara, pendengaran memang hal yang paling penting. Namun, anak dengan pendengaran normal, bisa mengalami keterlambatan bicara karena proses untuk bicara melalui beberapa tahap di otak. jadi, sekali lagi, penting untuk memberikan stimulasi yang tepat untuk anak khususnya di masa awal pertumbuhan dan perkembangannya.

Lalu, bagaimanakan stimulasi akan mempengaruhi kecerdasan dan perilaku anak?

Secara sederhananya, perjalananstimulasi tersebut adalah sebagai berikut : stimulasi diberikan kepada anak, lalu panca inderanya menerima baik lewat pendengaran dan penglihatan. Selanjutnya, anak akan memahami yang disebut bahasa reseptif. Setelah itu diucapkan atau menjadi bahasa ekspresif. Inilah yang akan membangun kemampuan komunikasi verbalnya. Komunikasi verbal inilah yang mempengaruhi kecerdasan dan perilaku anak. Sebagai contoh, anak yang memiliki kemampuan verbal yang baik, akan sulit atau tidak bisa mengeluarkan isi hatinya. Ini tentu akan berdampak juga pada emosi anak, selanjutnya mempengaruhi perkembangan perilakunya.

Tips Memberikan Stimulasi pada Anak

Setelah mengetahui hal yang di atas, hal yang utama yang menjadi tugas besar orang tua maupun pengasuh seorang anak adalah pemberian stimulasi. berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dipgunakan saat memberikan stimulasi dan menemani perkembangan anak :
  • Komentari apapun yang terjadi di sekitar anak. Ini akan menjadi input baginya. 
  • Berikan perhatian saat anak tertarik akan suatu hal. Kenalkanlah ia pada hal tersebut.
  • Masukkan kata-kata pada input yang diberikan. 
  • Gunakan satu bahasa saja, sampai si anak paham dan sudah lancar. Setelah itu barulah kenalkan bahasa yang kedua jika ingin memberikan penambahan bahasa pada anak.
Demikianlah tulisan saya kali ini. Terakhir, semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang kecerdasannya membawanya menjadi ahli surga. Aamiin..
  • 0 Comments
Pulang kampung bukan hanya menjadi tradisi namun juga melibatkan perasaan di dalamnya. Begitu juga saya yang menambatkan keinginan untuk pulang kampung ke Payakumbuh, Sumatera Barat tahun ini. Kali ini, bukan hanya sekadar keinginan pribadi, namun alasan terbesarnya adalah ingin mengenalkan  kampung halamannya kepada Qina, anak saya. Qina sudah berumur sepuluh tahun saat ini. Merupakan umur yang pas menurut saya sehingga ia paham dan bisa mengingat kampung halamannya dengan baik, merasakan kekhasannya serta mendekatkannya dengan nenek, opa dan sanak keluarga di kampung. Walaupun Qina sudah pernah pulang kampung sebelumnya, yaitu tahun 2017 dan 2019, namun umurnya yang masih kecil membuat ingatan saat itu tidak terlalu kuat. Karena itulah saya berharap, pulang kampung kali ini meninggalkan jejak yang lebih mendalam bagi Qina. 



Mengenai pemilihan waktu pulng kampungnya, saya menyadari bahwa saat lebaran memang bukan pilihan yang akan membuat kita nyaman. Bukan hanya arus mudik dan balik saja yang ramai, namun Payakumbuh dan sekitarnya pun akan ramai. Jalanan pun akan seringkali macet. Bahkan harga tiket dan akomodasi lainnya pun tentu akan naik. Namun, hal ini tetap dipilih karena mengingat jadwal libur yang lebih panjang baik bagi suami yang bekerja ataupun Qina yang mendapatkan libur dari sekolahnya. Sulit sekali mencari jadwal libur di waktu lain. Bahkan walaupun mengambil cuti sekalipun, libur yang tenang tanpa "gangguan" dari kantor suami bisa dikatakan menjadi hal yang mustahil. Sehingga akhirnya, pemilihan waktu pulang kampung akan selalu kembali ke saat lebaran. Saat dimana pulang kampung berteman dengan kemacetan dan biaya yang melonjak. 

Ya, setelah tiga tahun tertahan karena pandemi, akhirnya kami pun memutuskan untuk pulang kampung tahun ini. Dan kali ini bukan dengan mobil seperti sebelumnya, namun dengan menggunakan pesawat. Lalu, barulah sesampai di sana, kami akan menyewa mobil untuk digunakan selama di kampung. Keputusan ini dibuat, mengingat perkiraan ramainya pemudik di tahun ini. Selain itu, jika menggunakan mobil, kurang lebih lima hari sudah terpakai di perjalanan, sedangkan waktu libur hanyalah dua belas hari. Rasanya sayang sekali. Ingin rasanya lebih berlama-lama di Payakumbuh.

Jadi, saat ada kabar bahwa mudik lebaran diperbolehkan, kami pun langsung memesan tiket. Hal ini untuk mendapatkan tiket dengan harga yang lebih murah. Dan benar saja, tidak lama setelahnya, ketika aturan-aturannya sudah keluar, harga tiket langsung melonjak naik. Jika dengan harga segitu, niat untuk pulang kampung tentu akan diundur kembali. Alhamdulillah, kami membuat keputusan yang cepat saat itu. 

Mengenai sewa mobil, kami pun mencari di internet dan menemukan beberapa kandidat. Namun, yang menjadi hal pentingnya di sini adalah bahwa kami menyewa mobil dari Padang, dan yang menjadi titik temu dan antarnya adalah bandara. Sehingga, tidak perlu lagi memikirkan transportasi dari dan ke bandara nanti. Selain itu pilihannya pun lebih banyak. Untuk mengantisipsi kondisi mobil yang kurang baik, kami pun memilih mobil yang baru bahkan belum satu tahun, yaitu livina 2021. Walaupun pada kenyataannya kondisinya tetap ada kekurangan, tapi masih bisa diterima.

Hari Pertama, menuju Padang dan Bukittinggi

Akhirnya hari yang dinantikan pun datang. Kami berangkat berempat, saya, suami , Qina dan adik saya, Kevin. Setelah perjuangan packing selama beberapa hari, akhirnya 3 koper, 3 kotak dan masing-masing membawa tas punggung pun siap dibawa.  Keberangkatan pesawat adalah sekitar jam enam pagi. Jadi, untuk menghindari sulitnya mencari taksi ataupun taksi online, kami pun booking gocar sejak malam hari untuk pemesanan pukul 2.30. Alhamdulillah mobil yang dipesan pun datang tanpa kendala, jalanan juga lancar. Namun, ternyata yang macet adalah proses check in di bandara. 

Saya yang sebelumnya memikirkan akan sahur di bandara dengan tenang, ternyata jauh di luar dugaan. Hanya suami yang berniat puasa tanpa sahur. Saya pun langsung membeli ayam dan nasi di sekitar tempat check in dan mencari tempat duduk. Saya dan Qina pun akhirnya sahur di tempat duduk terdekat. Saya pun makan dengan terburu-buru karena harus gantian dengan Kevin yang juga harus sahur. Berkejaran dengan waktu dan akhirnya kami pun berhasil sahur walaupun dengan air minum yang terbatas. 

Berbeda dengan waktu yang terasa berlalu dengan cepat, antrian check in saat itu bergerak sangat lambat. Tapi Alhamdulilah, kami berhasil check in sekitar jam 5.30 dan langsung sholat subuh. Baru duduk sebentar di ruang tunggu, kami pun sudah dipanggil untuk masuk ke dalam pesawat. Sampai di pesawat, barulah kami bisa bernafas lega. Sungguh pengalaman yang menguras energi. Bahkan teman yang sebenarnya satu pesawat saat itu, baru bisa bertemu saat mengambil barang di Bandara Padang. Pelajaran yang saya ambil saat itu adalah bahwa saya harus datang lebih cepat dan membawa minuman dan makanan yang cukup. Noted!

Walaupun awal perjalanan sedikit rusuh, namun selanjutnya terasa lancar dan tenang. Alhamdulillah kami mendarat di Bandara Internasional Minangkabau dengan selamat. Setelah mendarat dan mengambil barang, saya pun menghubungi pihak penyewaan mobil. Kami pun bertemu, melakukan pengecekan mobil, melakukan pembayaran yang disertai deposit lalu barulah serah terima kunci. Oiya, jangan lupa untuk merekam kondisi mobil saat diterima ya, agar bisa jadi pegangan saat mengembalikannya nanti.

Setelah keluar dari bandara, kami tidak langsung ke Payakumbuh. Namun, kami berencana akan ke Kota Padang dan Bukittingi. Hal ini disebabkan karena jalur ke Kota Padang dan Bukitinggi ketika sudah lebaran akan ramai dan macet sekali. Itu bukanlah pilihan bagi kami.  Sedangkan jarak dari bandara ke Kota Padang sangatlah dekat, sekitar 30 menit berkendara. 

Tempat pertama yang kami tuju adalah Mesjid Raya Sumatera Barat. Mesjid ini sangat unik, karena kubahnya berbentuk gonjong seperti atap Rumah Gadang. Mesjid ini juga dihiasi ukiran yang sangat indah. Namun, satu harapan saya agar mesjid ini bisa terus dirawat dan dijaga kebersihannya. 




Setelah sholat duha dan beristirahat sebentar di sana, kami pun melanjutkan perjalanan ke Mesjid Al Hakim yang terletak di pinggiran pantai Padang. Mesjid ini didominasi warna putih dengan dilatarbelakangi pemandangan laut serta iringan debur ombaknya yang membuat pemandangan dan suasananya menjadi sangat indah. Bahkan saya bisa membayangkan betapa indahnya saat matahari terbenam diiringi alunan suara adzan maghrib. MasyaAllah..




Setelah puas di sana, kami pun melanjutkan perjalanan sambil menyusuri jalan sepanjang pinggir pantai dan langsung menuju Bukitinggi. Perjalanannya sekitar dua setengah jam. Namun, kami sempat berhenti sebentar di air terjun Lembah Anai. Air terjunnya sangat deras, sehingga walaupun kami berdiri cukup jauh, namun tetap basah oleh percikan airnya. Airnya yang sejuk pun memberikan kesegaran di cuaca yang lumayan panas saat itu dan juga mengembalikan kepenatan karena perjalanan yang cukup panjang itu. 



Setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi dan langsung menuju Paviliun Istana Bung Hatta. Ya, ini adalah penginapan yang terletak di area istana Bung Hatta dan berada di dekat jam gadang. Inilah yang menyebabkan kami memilih penginapan ini. Posisinya yang dekat membuat tujuan kami untuk menikmati area jam gadang menjadi mudah dan hanya perlu dilakukan dengan berjalan kaki. 



Target-target pun tercapai, yaitu makan di Simpang Raya sambil memandang Jam Gadang, melihat Jam Gadang di malam hari sambil makan kerupuk kuah dan pensi, membeli oleh-oleh baju kaos untuk keponakan, dan berjalan di sekitar Jam Gadang saat pagi hari. Bahkan suami yang juga ingin sholat subuh di mesjid di dekat sana pun tercapai. 




Oiya, satu lagi, walaupun penginapan ini kecil, namun kita masih bisa menikmati kolam renang dan sarapan di hotel novotel yang terletak di belakangnya ya..

Keesokan harinya, sekitar jam sembilan pagi, kami pun melanjutkan perjalanan. Kali ini kami singgah dulu ke Sungai Pua, yaitu ke rumah adiknya mama mertua. Setelah bersilaturahmi sebentar, kami pun melajutkan perjalanan kembali. Hal ini disebabkan karena kami ingin menghindari macet dan mencapai Mesjid An-Nur Piladang untuk sholat Jumat. 

Dari mesjid ini, Payakumbuh sudah sangat dekat. Setelah selesai sholat Jumat, kami pun melanjutkan perjalanan ke Payakumbuh.  Alhamdulillah perjalanan saat itu lancar. Sepanjang perjalanan ini, saya sudah merasa berdebar. Pemandangan kiri kanan  jalan sudah banyak yang berubah. Namun, rasa kangen kepada orang tua dan kampung halaman begitu membucah. Tak perlu waktu lama, saya pun bisa bertemu orang tua, suami bisa bertemu mertuanya dan Qina bisa bertemu dengan nenek dan opanya. Alhamdulillah.. 

Terimakasih ya Allah atas nikmat pulang kampung yang engkau berikan..



Suasana Lebaran

Lebaran di Payakumbuh sudah terasa berbeda. Persiapan sebelumnya pun lebih terasa. Mulai dari beberes rumah, membeli bahan masakan sampai memasak menu lebaran. Saat berbelanja bahan masakan, saya dan mama berbelanja di Pasar Ibuh. Pasarnya besar dan sangat ramai apalagi saat sebelum lebaran saat ini. Bahkan motor dan gerobak pun bisa lewat di tengah jalan pasar. Jadi, harus hati-hati ya.. Namun, bahan-bahannya sangat segar dan harganya juga murah. 

Selain itu salah satu keunikan yang saya suka di sini adalah banyaknya perempuan-perempuan penggiling cabe dengan batu giling yang sangat besar. Mereka tampak begitu mudahnyat menggiling cabe sambil mengangkat batu yang begitu besar itu. Ya, menggiling cabe bukan hal yang mudah namun rasa cabe giling jauh lebih enak dibandingkan menggunakan blender. Karena itulah keberadaan penggiling cabe sangatlah berarti dan diminati di sini. 

Karena ingin memasak soto padang, sya juga tak lupa membeli bumbu sotonya di sini. Bahkan tidak lupa saya pisahkan juga untuk dibawa ke Cibubur. Setelah proses memasak selesai, pada malam harinya saat saya beristirahat sebentar terdengar keriuhan di luar rumah. Tak disangka ternyata itu adalah arak-arakan malam takbiran. Ciri khas takbiran di sini adalah dengan membawa obor. 
Allahu Akbar..Allahu Akbar...Allahu Akbar... Suara lantunan takbir menggema diiringi arak-arakan yang begitu panjang menambah kentalnya rasa lebaran di kampung halaman.
Keesokan harinya, kami pun bergegas ke lapangan. Sesampai di sana, selalu ada keramahan dan bersalam-salaman dengan tetangga dan sanak keluarga yang bertemu di tanah lapang. Kami pun duduk, menunggu sholat ied didirikan. Lambat laun lapangan mulai penuh. Lapangan memang terasa sangat ramai, menandakan begitu banyak perantau yang pulang kampung tahun ini.




Diawali dengan beberapa kata sambutan yang lumayan lama, akhirnya sholat ied pun dilaksanakan. Setelah selesai kami pun bermaaf-maafan dan kembali ke rumah menikmati hidangan yang sudah tersedia.
Alhamdulillah, semoga ibadah puasa kita diterima dan kita memperoleh kemenangan dan kembali fitrah..




Wisata Alam Payakumbuh

Payakumbuh adalah dataran tinggi yang berada di hamparan gunung Sago dan juga dikelilingi oleh perbukitan. Sehingga pemandangannya sangatlah indah. Ditambah hamparan sawah dan ladang yang masih sangat banyak dan luas membuat daerah ini terasa hijau dan asri. Tak perlu jauh-jauh, bahkan di samping rumah mama pun, terbentang ladang jagung dan kelapa dengan latar belakang Bukit Bungsu. Namun, tentu tidak cukup itu saja, rasanya kurang jika kami tidak jalan-jalan ke tempat lain. Beberapa tempat yang kami kunjungi kali ini adalah :

Lembah Harau

Ini sepertinya adalah list wajib setiap pulang kampung. Hamparan sawah dan pohon-pohon dengan latar belakang tebing-tebing tinggi yang panjang membuat pemandangannya begitu menakjubkan. Terdapat juga beberapa air terjun di sini, namun saat saya datang, debit airnya kecil karena jarang turun hujan. Namun yang berbeda saat beberapa tahun yang lalu saat saya datang adalah bahwa di sini sudah banyak dibangun homestay sehingga sedikit mengurangi nuansa naturalnya. Tak heran memang karena lembah harau menjadi salah satu daya tarik wisata daerah sekitar, sehingga selalu ramai oleh pengunjung.
 



Kapalo Banda

Kapalo Banda memang sudah terkenal dari lama. Namun, saya sendiri belum pernah mendatanginya. Karena dari pembicaraan orang-orang, bahwa tempat ini sangat ramai pengunjung. Membayangkannya saja saya merasa letih. Namun, karena waktu itu saya harus mengantar mama ke daerah sekitar sana, akhirnya mama berhasil membujuk saya untuk melihat sebentar. Ya, apa salahnya kalau hanya melihat, tidak perlu waktu lama bukan? 

Sesampai di sana, sudah siang, cuaca panas dan memang sudah ramai. Baru mau masuk, kami melihat penjual durian. Aaah.. iseng bertanya, ternyata harganya murah, langsung beli doong..aheey.. Hati pun senang walau cuaca panas..

Setelah selesai membeli durian, kami pun melanjutkan memasuki area Kapalo Banda. Wah, ternyata saya tidak rugi datang ke sana. Pada dasarnya, area ini dijadikan ekowisata yang berasal dari danau irigasi. 

Terbentang sungai dengan aliran bertingkat. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sana. Mulai dari berenang, bermain air bahkan menaiki rakit. Bahkan, tak diduga Qina sangat bersemangat dan ingin berjalan di air. Saya kira hanya sampai di sana. Ternyata sepanjang sungai tersebut, terdapat tempat makan yang anak-anak bisa bermain air sepuasnya di depannya. 

Namun, kami melanjutkan perjalanan ke dalam dan sampai di hutan pinus. Sangat indah dan menarik. Bahkan, kata mama, kalau dilanjutkan masih banyak area menarik lainnya dengan karakteristik yang berbeda. 




Namun, saat itu, kami memutuskan hanya sampai di sana, karena harus segera mengantar mama. InsyaAllah kalau nanti pulang kampung lagi, saya ingin menyempatkan waktu ke sana. Namun untuk saat ini, mari kembali ke mobil dan mencium wangi durian yang menyengat. Aw!




Sikabu ( Laterra Del Cafe)

Laterra del cafe adalah tempat nongkrong di daerah Sikabu, Payakumbuh. Cafe ini menawarkan pemandangan persawahan yang bertingkat, hijaunya pepohonan dan pemandangan Kota Payakumbuh dari ketinggian.  Untuk menuju daerah ini , kita harus melewati jalan yang menanjak. Namun, pemandangannya tidak perlu diragukan lagi.  




Ada beberapa cafe atau restoran yang bisa didatangi jika ke Sikabu. Namun, kami memilih Laterra Cafe saat itu. Bukan pilihan yang salah karena pemandangannya sangatlah indah. Mari nikmati segelas minuman ditemani pemandangan hijau sembari sejenak melepas penat kesibukan kota. 

Itulah beberapa tempat yang kami kunjungi saat itu. Memang tidak terlalu banyak, karena saat pulang kampung sebelumnya, kami sudah mengunjungi tempat yang lain. Selain itu, wisata yang terpenting lainnya adalah wisata kuliner,. Yeaaay... Let's go..!!

Wisata Kuliner

Salah satu yang paling ngangenin di Payakumbuh adalah makanannya. Bahkan suami pun sudah menyampaikan kalau kita tidak akan kemana-mana, hanya berburu kuliner saja. Haha.. Bahkan Qina pun saat diajak pulang kampung, paling bersemangat saat dibujuk dengan makan enak saat di Payakumbuh. Ya, Qina memang menyukai makanan Padang, mulai dari dendeng, sate padang, rendang, ayam pop, soto padang dan lainnya. Jadi, untuk mengajak Qina, si anak rumahan sejati ini, kami selalu menyodori kalimat, "kita mau makan enak". Hihi.. Dan ia pun semangat ikut. 

Menurut saya, Payakumbuh memiliki tempat makan yang sangat banyak, beragam dan tersebar. Mulai dari warung tenda, cafe dan restoran sangat banyak ditemukan di sini. Bahkan tempatnya pun tersebar. Mulai dari pagi pun, sudah bisa ditemukan penjual makanan bahkan makanan berat sekalipun. List yang saya buat setelah ini pun bukan hanya jenis makan namun juga tempat makannya ya. Jadi, langsung saja, sebelum ngiler mari kita lanjut..

Sate Danguang-Danguang

Ini adalah menu wajib yang saya datangi setiap pulang kampuang. Walaupun sate yang dikenal sebagai sate padang ini tampank sama, tapi sebenarnya sedikit berbeda tergantung daerahnya. Jika di danguang-danguang, kuahnya kuning dan tingkat kepedasan sedang. Walaupun bisa ditemukan di Pasar Payakumbuh, namun, biasanya saya selalu mendatangi daerah danguang-danguangnya. Tempat yang biasa saya datangi adalah Sate danguang-danguang In Bur. 

Penyajiannya sedikit berbeda. Kita diberikan satu piring beserta kuah dan ketupatnya. Sedangkan sate disajikan terpisah. Dagingnya besar, namun lembut. Rasa bumbunya pun meresap sampai ke dalam. Tak pernah mengecewakan. Lamak bana... Untuk pembayaran, sesuai berapa tusuk sate yang dimakan.




Sebagai tambahan, saya juga menyukai Sate Man. Sate Man ini berbeda dengan sate danguang-danguang. Rasanya lebih pedas. Kalau saya tidak salah, ini adalah sate khas pariaman. Letaknya di seberang Pasar Buah Payakumbuh. 

Martabak Si Wan ( Martabak Mesir)

Martabak ini juga menjadi kuliner wajib setiap pulang kampung. Ini sama seperti martabak kubang pada umumnya. Bisa ditemukan di depan tugu adipura dan selalu ramai apalagi saat malam hari. Jika ingin agak sepi, datanglah ke lokasi lain di area Bunian.


Rendang Telur

Rendang telur adalah makanan khas Payakumbuh. Rendang ini berasal dari olahan telur yang diiris tipis, sehingga menjadi garing. Bisa dikatakan rasanya seperti kerupuk. Qina sangat menyukai rendang telur ini. Bukan hanya sebagai teman makan nasi, tapi juga dimakan langsung seperti cemilan.

Palanta Lubuak Surien

Ini adalah tempat makan di daerah Guguak. Tempat makan yang menghadirkan menu masakan rumahan dengan area makan lesehan dengan pemandangan persawahan. Di sini saya menikmati kerabu baluik, ikan bakar, goreng jariang, samba lado ijau dan menu lainnya tentunya. Untuk rasa tak pernah mengecewakan. Namun, hati-hati jika ingin ke sini karena seringkali ramai oleh pengunjung, apalagi saat lebaran saat itu. Bahkan kami harus menunggu satu jam saat itu karena ada yang reuni di sana. 




Namun, saat itu, kami memilih untuk bersabar, dan memilih mengobrol untuk mengisi waktu kosong. Karena saat lebaran seperti ini, sudah sewajarnya tempat makan ramai. Jadi, jangan lupa pakai jurus sabar ya..hehe..

Es Tebak Bahar

Es tebak memang tidak mudah ditemui di daerah lain. Jadi, ini pun selalu saya datangi. Menikmati tebak, dengan tape, roti dan es serutnya sangat menyegarkan. Saya pun bisa menjelajah kembali kenangan saat masih sekolah dulu saat menikmati es yang satu ini. 




Sate Kacang

Sate kacang di Payakumbuh punya banyak pilihan. Namun salah satu favorit bagi saya adalah sate kacang depan lapas. Ya, kami menyebutnya begitu. Namun, sekarang tidak lagi, karena ternyata sudah pindah ke depan SD Pius, sekolah saya dulu. Jam bukanya malam dengan menggunakan gerobak. Dan yang baru juga sekarang adalah ia memberi nama sate madura. Saya tidak setuju dengan yang satu itu. Karena karakternya yang berbeda dengan sate madura pada umumnya. 




Namun kekhasan dan keunikannya itulah yang membuatnya menarik dan enak, yaitu kuahnya tidak terlalu cokelat dengan kacang yang banyak dan menambahkan acar tomat yang menggugah selera. Saya sudah coba sate ayam dan dagingnya. Dan saya baru sadar, ternyata sate dagingnya lebih saya sukai. Hmm..yummy..

Jagung Manis F1

Jagung F1 adalah jagung super manis yang dijadikan bermacam-macam cemilan seperti risoles jagung, pergedel jagung, jus jagung, donut jagung, sus jagung dan masih banyak lagi yang lainnya. Karena rasanya yang sangat manis, olahannya pun menjadi sangat enak. Salah satu favorit saya adalah risoles jagung. Tampilannya seperti risoles pada umumnya. Namun isiannya terdiri dari jagung manis dan parutan wortel, namun rasanya pedas. Rasa manis pedas inilah yang membuat risoles ini enak untuk dinikmati. Area yang menjualnya bisa ditemukan di daerah Piladang. Kita bisa menemukan dua tempat yang berdekatan yaitu F1 Gian dan F1 Aina. 

Ampera Yul

Jika dilihat kembali, tempat makan di Payakumbuh sangatlah banyak dan enak-enak. Jika mengacu ke rumah makan padang pada umumnya yang bisa kita temukan di kota lain, mungkin ampera yul bisa mendekati. Namun, ternyata di sini ia juga meiliki kekhasannya yang tidak ditemui di tempat lain yaitu lele bakar dan singgang ikan. Waaah...dua-duanya enak. Bahkan Kevin, adik saya yang tidak menyukai ikan pun sangat menyukai lele bakarnya. Bumbunya banyak dan meresap. Waaah..berkali-kali saya menelan ludah saat membuat tulisan ini.

Itiak Lado ijau Payobasuang

Saya dan suami bukan penggemar itik. Namun, saya selalu mendengar kalau tempat makan ini enak dan patut dicoba. Akhirnya saya pun mencoba ke sini. Dan ternyata menu-menunya sangatlah menarik. Bukan hanya itiak lado ijau, tapi juga asam padeh ikan, belut, ayam bakar dan menu lainnya. Semuanya menggugah selera. Saya pun mencoba asam padehnya. Mereka menggunakan ikan nila, sehingga dagingnya sangat lembut ditambah paduan kuahnya yang juga enak. Saya sampai bungkus untuk dibawa pulang. 




Untuk menu lainnya pun tidak mengecewakan tentunya. Lado ijaunya yang menjadi andalan pun enak. Pesanan Kevin tentunya. Saya sempat mencicipi bumbunya. Rempahnya sangat terasa. Ayam bakar pun juga ludes dimakan suami dan juga Qina. Semua enak pokoknya.. 


Dangau Bakipeh

Sebagai penggemar ikan, ini adalah tempat yang paling saya nantikan. Namun, berkali-kali kami datangi tapi tempatnya selalu tutup. Namun, dua hari sebelum ke Cibubur, kami melewatinya kembali. Tampak pemiliknya sedang bersih-bersih. Kami pun langsung menanyakan kapan waktu bukanya. Ternyata, mereka akan buka esok hari.. Yeaaay...masih ada kesempatan..

Keesokan harinya kami pun makan siang di sana. Tampak ikan-ikan dan juga ayam sedang dibakar. Wanginya pun menyeruak. Belum terlalu banyak orang. Kami pun memesan. Namun saat pesanan sudah di meja, barulah banyak yang datang bahkan mereka harus menunggu ikan dan ayamnya kembali dibakar. Waah..alhamdulillah kami datang lebih cepat. 

Lalu, bagaimana rasanya? Waaah..tentu tidak mengecewakan. Tidak ada rasa amis dan bumbunya selalu meresap. Menikmati nasi hangat, dengan ikan bakar dicampur sambal lado ijo, maka nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan..




Sala Lauak

Jajanan yang satu ini bagi saya istimewa. Bukan hanya karena enak, namun jajajan bulat yang satu ini juga sulit untuk dimasak. Bagi yang pernah mencoba memasaknya tentu akan menyadari bahwa seringkali saat menggorengnya, sala akan meletus sehingga menjadi berbahaya. Saya pun tidak berani membuatnya. 




Sehingga saat di Payakumbuh, saya selalu mengusahakan untuk membeli sala lauak ini. Biasanya saya temukan di dekat daerah bunian atau di Pasar Ibuah. 

Mie Tahu

Saat pulang kampung kali ini, saya mencoba beragam mie tahu yang dijual dari beberapa tempat. Bisa dikatakan semuanya enak, walaupun punya kelebihannya masing-masing. Makanan yang satu ini mirip dengan gado-gado. Terdiri dari sayuran, mie kuning, kerupuk merah dan disiram kuah kacang. Belum ada tempat spesifik yang saya rekomendasikan, karena sepanjang saya coba semuanya enak. 

Jajanan malam area Labuah Tangah (Jembatan Panasonic)

Labuah tangah atau Jembatan Panasonic adalah sebutan yang digunakan penduduk payakumbuh di tahun 90-an. Tempat ini mengacu pada area pusat di Jl. Ahmad Yani yang terdapat jembatan penyeberangan di sana. Dulunya terdapat iklan panasonic di jembatan tersebut. Iklan tersebut dipasang begitu lama sehingga begitu melekat pada jembatan itu sendiri. Sehingga sampai sekarang pun masih banyak yang menyebutnya jembatan panasonic. 




Saat sekarang ini, sudah dibangun atap yang menaungi jalan tersebut dan menjadi tempat berjulannya makanan dan jajanan. Bahkan saat malam hari, tempat tersebut semakin hidup. Salah satunya adalah martabak si wan yang sudah dibahas sebelumnya. Beberapa jajanan lainnya adalah :

Aia aka

Aia aka adalah minuman yang berasal dari perasan daun cincau dan dipercaya mengobati panas dalam. Ketika sudah makan bermacam-macam kuliner, rasanya menyegarkan meminum aia aka ini. Minuman ini biasa ditambah perasan jeruk nipis atau santan. 


Kue Putu

Saya rasa, kue putu cukup dikenal di Indonesia. Saya sendiri juga tidak tahu asalnya darimana. namun di sini ada kue putu kubang, yang berwarna putih. Patut dicoba..


Kerupuk Jengkol

Diujung area ini, yang berada di dekat pasar buah bisa ditemukan penjual kerupuk. Beberapa kerupuk baik dari singkong ataupun jengkol bisa ditemukan di sini. Kerupuknya biasanya sudah berbalut cabe dan dihargai sepuluh ribu rupiah per bungkusnya. Salah satunya adalah kerupuk yang memiliki rasa jengkol. Ya, sepertinya itu adalah kerupuk singkong yang dicampur jengkol dan rasanya bikin ketagihan. 


Roti bakar

Kami membeli roti bakar ini untuk Qina. Tapi saat dicoba, ternyata rasanya juga enak sekali. Rotinya lembut dan isiannya juga banyak. Sebelum kami berangkat, kami menyempatkan kembali ke sana, tapi sayang sedang tutup. 




Kalau dipikir-pikir, hampir tidak ada makanan yang kami coba tidak enak. Alhamdulillah enak semua.. Selain itu, harganya juga murah.

Bahkan jika berbicara harga murah, rekor untuk harga murah yang kami dapatkan adalah, untuk 2 piring lontong sayur, 1 piring nasi goreng telor, 6 bakwan, 1 risoles dan 2 keripik balado, yaitu 29 ribu rupiah. Harga yang mencengangkan. Kami mendapatkan harga itu di Warung Tek Upik Dolli. Harga yang mencengangkan, hihi..




Begitulah cerita pulang kampung kali ini. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk pulang dan menikmati keindahan Payakumbuh, menikmati kulinernya dan bersilaturahmi bersama keluarga. Satu hal yang membuat saya senang saat pulang kali ini adalah bahwa Qina tampak begitu senang dan bisa merasakan kedekatannya kepada Payakumbuh dan juga menjadi lebih dekat dengan nenek dan opanya. Bahkan saat berangkat kembali ke Cibubur, Qina sempat menangis dua kali yaitu di mobil dan saat pesawat take off. Kebahagiaan saya saat itu adalah bahwa saya bisa merasakan perkembangan emosi Qina. Benar adanya bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik.

Terimakasih ya Allah untuk pengalaman yang indah ini...
Sekali lagi..minal aidin wal faidzin..mohon maaf lahir dan bathin..




Untuk Payakumbuh, sampai kita bertemu lagi..



  • 0 Comments
 Beberapa waktu yang lalu saya melihat postingan di instagram tentang percobaan seorang laki-laki yang membawa semangka di perutnya. Bahkan untuk bangun dari tempat tidur saja susah. Percobaan ini adalah tentang mencoba sulitnya menjadi wanita yang sedang hamil. Itu tentu tidaklah mudah, apalagi harus dijalani sembilan bulan lamanya. Belum lagi proses melahirkan yang begitu berat. Dari postingan itu bisa dirasakan bahwa menjadi seorang wanita sangatlah sulit. Selain itu, juga ada tamu bulanan yang rutin datang setiap bulannya, yang terkadang wanita harus merasakan sakit dengan emosi yang naik turun karena ketidakstabilan hormonnya. Bahkan wanita pun pada umumnya terlahir lebih lemah dibandingkan laki-laki. Untuk melakukan pekerjaan mengangkat sesuatu yang berat pun lebih sulit, di saat laki-laki bisa melakukannya dengan mudah. Saya sebagai wanita tentu setuju bahwa itu adalah bagian dari kehidupan sebagai wanita yang harus dijalani. 

Jadi, menjadi wanita lebih sulit dibandingkan laki-laki? Eittss..tunggu dulu..


Walaupun saya seorang wanita, namun saya tetap percaya, bahwa laki-laki ataupun perempuan memiliki keunikannya masing-masing. Bisa dikatakan masing-masingnya memiliki ujian dan beban kehidupan yang berbeda. 




Untuk itu saya mencoba mencari apa saja yang hal-hal yang menyebabkan sulitnya menjadi laki-laki.

Sulitnya mencurahkan perasaan

Hal pertama yang saya tangkap adalah bagaimana seorang laki-laki sulit mencurahkan perasaannya dikala ia mengalami permasalahan seperti patah hati misalnya. Bahkan untuk menangis saja sulit. Seringkali dicap sebagai laki-laki cengeng, bahkan akan terlihat sebagai laki-laki yang lemah. Beda dengan perempuan yang bisa bebas curhat dengan temannya, atau pun menangis sepuasnya. Namun, laki-laki akan lebih sulit untuk melakukan hal yang sama, padahal laki-laki juga manusia biasa yang punya perasaan sedih, galau dan terluka bukan?

Tanggung jawab laki-laki

Seorang wanita akan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Jika ada kesalahan, maka dialah yang harus mempertanggungjawabkannya nanti. Namun, berbeda dengan laki-laki. Seorang laki-laki ternyata tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, namun juga terhadap empat orang perempuan lainnya. Empat orang perempuan tersebut yaitu :

  1. Ibu

Seorang ibu yang mengandungnya akan menjadi tanggung jawab anak laki-lakinya. Walaupun laki-laki itu sudah menikah dan memiliki istri, ia tetap bertanggung jawab terhadap ibunya. Jadi, si anak laki-laki tetap harus memperhatikan ibunya dan mengingatkan ibunya jika melakukan kesalahan. Jadi, jika seorang ibu melakukan dosa sedangkan anak laki-lakinya tidak merawat dan meluruskan jalannya, maka jikalau kelak ibu tersebut masuk neraka,maka ia bisa ikut masuk ke dalam neraka. Berbeda dengan perempuan yang jika ia sudah menikah, suaminyalah yang menjadi penanggung jawabnya yang harus dipatuhi tentunya.

Ini jugalah yang menjadi pengingat saya sebagai istri, bahwa suami saya bukan milik saya sendiri, namun juga milik ibunya. 

Jadi, jangan sampai saya salah mengartikan posisi saya sebagai istri. Seringkali terjadi ketidakharmonisan antara menantu perempuan dan mertua yang mempermasalahkan kehadiran anak laki-lakinya di kehidupannya. Jadi, berikanlah tempat yang luas bagi suami untuk berbakti kepada ibunya tanpa melupakan tanggung jawabnya juga bagi istri dan anaknya. Sampai di sini, bisa dirasakan bahwa sulit juga kan menjadi laki-laki?

 

  1. Istri

Seperti kalimat sebelumnya, bahwa setelah menikah seorang perempuan akan menjadi tanggung jawab suaminya. Jadi, jika saya melakukan kesalahan dan dosa,maka bisa saja suami sayalah yang bertanggung jawab. Jadi, bukan hanya mencari nafkah, namun kewajiban suami yang harus dipenuhi adalah mendidik istri dan mengajaknya ke arah kebaikan. 

  1. Anak perempuan

Seorang ayah, bukan hanya berkewajiban menyekolahkan anaknya, memberikan pendidikan, namun juga mengajarkan tentang akhlak, mengaji, menutup aurat dan menjaga pergaulannya. Bahkan di kehidupan sekarang, rasanya menjaga anak perempuan juga tantangannya lebih sulit. Informasi begitu mudah didapatkan. Jika salah memaknainya saja, bisa-bisa ia akan terjerumus ke dalam hal yang salah.

  1. Saudara perempuan

Adik perempuan maupun kakak perempuan juga menjadi tanggung jawab laki-laki. Maka ia pun harus memperhatikan akhlak dan ibadah saudaranya tersebut. Jadi tetaplah menjaga hubungan yang baik dengan para saudaramu, jangan terpecah belah. Agar senantiasa membuka pintu untuk selalu saling mengingatkan.  

Begitulah tanggung jawab seorang laki-laki. Bukan hanya tanggung jawab yang akan hilang setelah ia meninggal, namun juga dibawa sampai akhirat dan dimintai pertanggungjawabannya nanti.   

Jadi, masihkah kita berdebat lebih sulit mana menjadi laki-laki atau perempuan?


Bagi saya, dua-duanya sangatlah sulit. Perempuan ataupun laki-laki memiliki porsinya masing-masing. Mereka memiliki perannya masing-masing yang membuatnya menjadi berharga. Maka hargailah para manusianya tanpa mempertanyakan ia seorang laki-laki ataupun perempuan. 
  • 0 Comments

About Me



Hi.. I'm Vivi Machzery

Indonesian. Full time mom who love sewing and crafting. Simply living a happy life with my husband, ismail, and my daughter, Qina, as a cochlear implant user.
Enjoy your visit here.. thank you..

Contact me on machzery@gmail.com

Follow Us

  • instagram
  • facebook
  • twitter

Labels

  • Blogging
  • Books
  • C'est la vie
  • Cochlear Implant
  • DIY Project
  • Lifestyle
  • My family
  • My kitchen
  • Qina's diary
  • Sewing Project
  • Side story
  • Thoughts
  • Travelicious
  • Wordilicious

Community

1minggu1cerita

Arsip Blog

  • ►  2024 (6)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2023 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2022 (9)
    • ▼  Desember (1)
      • Buku Antologi " Bukan Berbeda Tapi Istimewa"
    • ►  November (1)
      • Janganlah Takut Menjadi Diri Sendiri
    • ►  September (1)
      • Kuliner Payakumbuh, di Balik Kesederhanaannya Ters...
    • ►  Agustus (1)
      • Perkembangan Emosi Pada Anak
    • ►  Juli (1)
      • Peran Stimulasi Terhadap Kecerdasan dan Perilaku Anak
    • ►  Mei (1)
      • Payakumbuh, Cerita Pulang Kampung dan Berburu Kuli...
    • ►  April (1)
      • Menjadi Laki-laki Itu Sulit?
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (8)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
  • ►  2017 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2015 (5)
    • ►  Desember (3)
    • ►  September (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (9)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (10)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2012 (23)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (5)

instagram

INSTAGRAM

Template Created By : ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top